Nsfw. Read at your own risk
This part is not really related to the plot, you can skip it
....
Harin bergerak perlahan mendekatkan wajahnya ke rahang Sooji yang masih terus berusaha menghindar dan memberontak, bibir Harin menyerang kulit seputih salju itu dengan jilatan dan ciuman tak beraturan dan dengan cepat godaan itu berubah menjadi gigitan kasar saat bibir itu bergerak semakin kebawah menuju leher Sooji yang mulai basah akan peluh. Apa yang dilakukan Harin membuat Sooji menjerit kesakitan serta menangis merasakan lehernya seakan ditusuk saat Harin terasa semakin membenamkan wajahnya memperdalam gigitannya.
Tak ingin menyerah begitu saja pada dominasi Harin, Sooji sekuat tenaga mendorong tubuh Harin menjauh, pikirannya kalut dan kebingungan akan apa yang menimpa dirinya, siapa atau mungkin makhluk apa Harin ini?, terlalu janggal untuk menganggapnya sebagai manusia.
" Ah, kamu menggoda sekali Sung Sooji. Pantas saja para pria itu begitu menyukaimu". Harin tertawa kecil disela aksinya menorehkan luka di leher Sooji yang masih berontak tanpa lelah dalam dekapan paksanya.
Nafas Harin terasa begitu panas saat menyentuh kulit Sooji, ciuman itu bergerak semakin keatas dan mendaratkan kecupan singkat dirahang Sooji sebelum kembali memagut leher Sooji yang sudah penuh dengan warna kemerahan. Tangan Harin masih tak berhenti menjelajah dan mencumbu paksa lekuk tubuh Sooji yang gemetar dibawah sentuhannya, Harin tertawa mengejek serta mengucapkan kalimat penuh hinaan.
" Kamu tau sung Sooji seandainya kamu memberikan tubuhmu ini kepada ceo agensi maka kamu bisa debut lebih cepat"." Kamu pikir aku tidak tau hm, kalau kamu pernah ditawari menjadi jalang oleh pria yang paling dihormati di agensimu ini", tangan Harin bergerak kedepan menyentuh perut Sooji yang terasa dingin dibawah sentuhannya.
" Kamu tidak segera debut karena kamu menolaknya kan?, hahaha sungguh gadis sok suci", Hati Sooji terasa begitu sakit mendengar ucapan Harin, dia ingin debut karena bakatnya bukan dengan menjadi gadis murahan yang mengorbankan tubuhnya.
" Kenapa Sung Sooji, sakit hati?, akan aku hancurkan apa yang kamu pertahankan selama ini, jadilah gadis hina yang kamu benci itu ", Harin menarik paksa tubuh Sooji semakin mendekat, aksinya semakin liar dan kasar. Sooji mencoba bersuara dan kembali melepaskan tubuhnya dari cengkraman Harin, namun tubuhnya semakin melemah dan entah mengapa dia mulai menikmati jari jari lentik Harin yang menggerayangi tubuhnya, Sooji segera menggelengkan kepalanya saat pikiran itu mulai melintas. Serasa sia sia saat tubuhnya malah bereaksi sebaliknya ada rasa hangat terasa di perutnya, degupan jantungnya mulai tak normal membuat tubuhnya terasa panas dan tak nyaman. Sooji tersentak ketika Harin semakin mendekapnya tak membiarkan adanya jarak antara mereka.
"S-STOP!" Sooji berteriak ketakutan, tangannya berusaha menahan tangan Harin yang menelusup kedalam celananya, jemari itu mulai meraba raba kesuciannya, jari jari itu bergerak kasar dan terasa begitu dingin seperti hendak menghancurkan apa yang telah ia jaga selama ini.
Harin berdesis, " jangan berteriak".
Dia kembali mengigit leher Sooji kasar memperingatkan gadis itu, " tangannya masih tak berhenti menyentuh Sooji dengan sensual, membuahkan erangan yang tidak mampu gadis itu tahan, " kamu mau ada yang datang kesini dan menemukan kamu melakukan hal tidak senonoh sendirian ", tangan Harin mencengkram rahang Sooji memaksa gadis itu menatap ke cermin besar diruang latihan itu, Sooji sangat terkejut dan ketakutan saat disana hanya ada bayangan dirinya sendiri tanpa Harin, disana dirinya seperti ditahan oleh sesuatu yang tak terlihat.
"K-kamu—!", Harin tertawa merasakan ketakutan gadis mungil didekapannya.
"Diamlah, belum saatnya kamu tau aku itu apa, sekarang kamu hanya perlu menikmati ". Sooji menggeleng menolak apapun yang dikatakan Harin, dia menahan tangis saat Harin kembali melumat bibirnya, membuat harapannya untuk terbebas harus pupus dan dia semakin terbakar dalam api nafsu yang entah sejak kapan mulai menampakkan diri. Tangannya bergerak lemah mencoba menghalau apa yang Harin lakukan pada tubuhnya, walaupun akhirnya sia sia.
" Tidak usah melawan dan jadilah anjing penurut", Harin berbisik pelan.
"Eng—", nafas Sooji tercekat dan ucapannya terpotong oleh erangan yang lolos dari bibirnya saat jari Harin bergerak kasar merayu daerah sensitifnya, bergerak monoton membuat tubuh Sooji meremang. Harin bermain main diluar menggoda Sooji yang semakin melemah.
Sooji mendengar Harin menggeram, sebelum perempuan yang lebih tinggi itu mendorong dan memaksanya terduduk di lantai yang dingin, dan hal itu membuat Sooji meringis kesakitan saat kepala dan punggungnya membentur dinding dengan keras .
"Harin!"
" Sudah aku bilang, diam!", Harin dengan kasar menghujamkan jarinya menerobos liang yang tak seharusnya tersentuh.
Sooji tak mampu menahan teriakan pedihnya, kalut dan sakit bercampur, matanya terpejam erat, urat lehernya terasa menegang. Jemarinya mencengkram bahu Harin dengan kencang. Tubuhnya berontak kembali, kakinya bergerak tanpa arti, namun berontakan Sooji hanya dibalas kekehan merendahkan dari Harin yang semakin dalam melesak kedalam dirinya.
Perempuan itu tampak ingin sedikit menenangkan Sooji dengan pagutan di bibirnya, lidahnya menerobos masuk mengisi ruang mulut Sooji yang dipenuhi rintihan kesakitan, tangan Harin masih menghentak kasar, memaksa Sooji untuk terus menerus menangis, merintih setiap jemari lentik Harin mengisi dirinya, memainkan nafsu yang mencabik akal sehatnya. Desahan dan rintihan tak lagi mampu Sooji bendung saat jari Harin menyentuh titik terlemahnya membuat tubuhnya terasa seperti di selubungi api nafsu dan darahnya berdesir.
Denyutan nadinya terasa tak normal, membuahkan panas yang tak hanya terbentuk diperutnya, melainkan sudah menyebar seluruh inci kulitnya, Sooji melenguh dan meraih tubuh Harin berusaha berpegangan agar tubuhnya tak luruh ke lantai, kalut akan sensasi nikmat yang telah menghilangkan akal sehatnya.
Berulang kali Sooji berbisik "sakit", tubuhnya ikut terhentak tiap kali dorongan dan tarikan paksa yang Harin lakukan dengan tangannya. Rasa nyeri dan sakit yang dia rasakan terasa sangat menyiksa, namun Sooji dengan kesadaran yang sudah hampir menguap sepenuhnya menangis saat menyadari rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat yang memaksanya mengangkasa, bersiap menjatuhkannya kapanpun. Sensasi mengerikan itu serasa membakar membuat Sooji menyerah ditangan Harin.
Satu hentakan kasar Harin pada titik terlemah Sooji berhasil menghasilkan lenguhan panjang yang membuat dirinya sadar Harin benar benar menghancurkan apa yang telah ia jaga.
Harin mencengkram erat rahang Sooji yang masih terengah-engah setelah pelepasan yang pertama kali dia rasakan, senyuman miring perempuan itu berikan sembari menunjukkan jarinya yang basah dan terdapat noda darah disana.
" Satu persatu apapun yang kamu jaga dan hargai akan aku ambil dan menghancurkannya didepan matamu"
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Torture
Mystery / Thriller⚠️ uncomfortable scenes Sung Sooji trainee yang putus asa dan Baek Harin yang datang seakan memberi solusi.