Sooji terperangkap dalam lingkaran perasaan yang semakin gelap, dunia di sekelilingnya seperti kabur dan bercampur, berputar dalam keputusasaan yang tak terhindarkan. Setiap kali ia mencoba untuk berpikir jernih, setiap kali ia ingin mencari celah untuk melarikan diri dari bayang-bayang Harin, yang muncul justru adalah bayang-bayang masa lalunya yang penuh dengan darah dan pengkhianatan.
Harin tidak hanya mengendalikan dirinya dengan kekuatan fisik, tapi juga dengan pikiran dan perasaan Sooji. Ia merasakannya, betapa Harin bermain dengan emosi Sooji seperti seorang maestro yang memetik senar-senar dari sebuah biola, memanipulasi nada-nada kesedihan, penyesalan, dan rasa bersalah. Dan yang paling menakutkan, Sooji mulai merasa ada bagian dari dirinya yang mulai terhubung kembali dengan perasaan-perasaan itu-perasaan yang harusnya sudah mati, yang harusnya sudah terkubur jauh di dalam jiwanya.
"Terkubur begitu dalam, kan?" Harin mendekat, suaranya hampir tidak terdengar. "Tapi aku tahu, Sooji. Aku tahu kamu tidak bisa mengabaikan itu. Kita sudah pernah bersama sebelumnya, dan aku akan membuatmu mengingatnya, mengingat aku, mengingat kita.". Senyum manipulatif itu tersungging manis dibibir Harin.
Sooji menggigit bibir bawahnya, menahan isakan yang semakin sulit dikendalikan. "Aku tidak ingat apapun tentang itu, Harin, aku tidak bisa mengendalikan masalalu" katanya dengan suara serak. " Aku sekarang tidak memiliki keterlibatan apa apa pada apa yang terjadi di masalalu. Aku tidak ingat apa yang kamu katakan. Aku tidak tahu kenapa kamu begitu membenciku. Aku tidak tahu kenapa aku harus merasa bersalah."
Harin tertawa rendah, nada suaranya penuh dengan penghinaan yang mengiris hati. "Kau pikir, kamu bisa begitu saja melupakan? Apa kau benar-benar pikir kamu tidak terlibat dalam kematianku? Kamu tahu apa yang terjadi. Kamu tahu siapa yang membunuhku."
Sooji menggigit bibirnya semakin keras, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar kencang. Ada sebuah rasa tak nyaman yang mencengkram dadanya, seolah-olah setiap kata Harin menggali sebuah lubang dalam dirinya. Kenangan itu datang perlahan, seperti bayangan yang merayap di sudut-sudut kegelapan, semakin jelas namun tetap terhalang kabut tebal.
Tapi ada sesuatu yang mulai ia rasakan-sesuatu yang tidak seharusnya ia ketahui. Sebuah gambar samar dari dirinya, Harin, dan satu orang lain, seseorang yang tampaknya sangat penting dalam kehidupan mereka yang hilang dalam kabut.
"Aku tidak bersalah, Harin," Sooji berkata, memaksa dirinya untuk berpikir lebih tajam. "Tapi aku kenapa aku harus bertanggung jawab atas apa yang tidak bisa aku ubah."
Harin memandang Sooji dengan mata yang tajam, seolah membaca setiap kata yang keluar dari bibir Sooji. " kamu adalah alasan kenapa aku mati."
Sooji merasa tubuhnya bergetar, setiap kata Harin seperti hantaman keras yang mendorongnya lebih jauh ke dalam kebingungannya. "Aku... aku tidak bersalah ."
"Tapi kamu harus ingat, Sooji." Harin berbisik, lebih dekat, sehingga napasnya terasa panas di telinga Sooji. "Kamu akan mengingatnya, dan setelah itu, kamu akan memilih. Kamu akan memilih untuk bersamaku atau... mati dengan penyesalan."
Sooji menutup matanya, berusaha menahan gejolak yang menderanya. Bayangan masa lalu mulai muncul dengan jelas, lebih terang dari sebelumnya. Namun, semakin ia mencoba meraih kenangan itu, semakin kabur pula semuanya. Ia bisa merasakan adanya kekuatan yang lebih besar, sesuatu yang jauh lebih gelap dari sekadar pengkhianatan atau cinta yang hilang. Ini adalah sesuatu yang lebih mengerikan-sesuatu yang menyusup ke dalam jiwanya, menguasai dirinya tanpa ia sadari.
"Sooji," suara Harin menggetarkan kesadarannya. "Apa kamu merasa tak berdaya? Itulah yang aku rasakan dulu saat kamu meninggalkanku, saat kamu menghancurkanku. Semua yang kamu lakukan dulu membuatku mati, dan sekarang... aku akan membuatmu merasakannya. Sekarang aku akan mengendalikan hidupmu. Aku akan membuatmu melakukannya lagi-membunuhku, atau jatuh cinta padaku lagi. Kamu tidak bisa lari, Sooji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Torture
Mystery / Thriller⚠️ uncomfortable scenes Sung Sooji trainee yang putus asa dan Baek Harin yang datang seakan memberi solusi.
