┊❥ TC10 ੈ♡

14.6K 666 5
                                    

❁્᭄͜͡Assalamu'alaikum
disarankan sebelum membaca jangan lupa Vote+follow ya guys karna vote+follow itu gratis gak pake bayar bayar segala kalo bisa komen juga, gak maksa sih.

Oke sekian dulu kalo ada typo tandain yaww

HAPPY READING 🕊️

❥❥❥❥❥❥

Kini pagi hari pun tiba

Shintia yang sudah siap dengan gamisnya itu ingin menuju ke ndalem.

❥❥❥❥❥❥
Kini pagi hari pun tiba
Shintia yang sudah siap dengan gamisnya itu ingin menuju ke ndalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Assalamualaikum umi Abi” ucap nya sambil menyalimi tangan sang mertua.

“Wa’alaikumussalam “ jawab berdua

“masyaallah menantu umi,gimana keadaan kamu sayang?” ucap umi Shanum tersenyum manis pada sang menantu.

“Alhamdulillah baik umi” ucap Shintia

Gus Reza yang baru keluar dari dapur pun terkejut melihat sang istri sudah berada di rumahnya. Mata mereka pun saling bertemu, lalu Shintia dengan cepat memutuskan pandangan itu.

Kini mereka berempat sedang berada di ruang keluarga.

“Nak Ameesha ada yang mau Abi dan Reza bicarakan” ucap Abi Bilal memulai

Shintia pun melirik sebentar ke arah Gus Reza begitupun dengan sebaliknya,lalu ia kembali pada sang Abi.

“silahkan Abi” ucap Shintia

“Jadi begini, anak dari pemimpin pesantren Al-Muttaqin akan menikah pada tanggal 18 April yang artinya bsok lusa, apakah nak Ameesha mau menemani suami mu untuk menghadiri acara tersebut, karna kehadiran nak Ameesha dan suamimu itu begitu penting, pesantren ini telah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pesantren mereka,jadi kedatangan kalian berdua sangat penting sekalian bersilaturahmi ke sana,apakah kamu mau menemani suami mu?” ucap Abi Bilal

Shintia pun terdiam sejenak ia tidak tau apa yang harus ia jawab pada sang Abi,umi Shanum yang melihat menantunya hanya diam saja pun segera menyadarkan nya.

“sayang,bagaimana apakah kamu bersedia menemani suami mu?

“hah? Anu umi” Shintia pun sedikit kikuk

“anu kenapa sayang?” ucap sang umi Shanum

“pesantrennya di daerah mana umi?” tanya Shintia

“pesantrennya ada di sekitar kota Yogyakarta nak,cukup jauh memang” ucap sang umi

“apa Shintia dan Gus Reza nanti menginap di sana? Berapa malam umi?" Tanya Shintia.

Umi Shanum pun terkekeh melihat pertanyaan yang beruntun dari sang menantu.

“gak lama kok Cuma 4 hari sayang” jawab umi Shanum tersenyum pada menantunya itu.

“terus gimana sama sekolah Shintia umi?” Ucap Shintia

“masalah sekolah mu biar suamimu yang mengurus intinya jika kamu bersedia menemani suami mu maka urusan mu dipesantren beres di urusin sama suami kamu nak” ucap Abi Bilal

Shintia pun mengangguk paham apa yang dikatakan oleh abinya itu.

“Bagaimana apakah kamu setuju?”

“kalo memang itu sangat penting maka Shintia setuju Abi,umi” ucap Shintia

“Alhamdulillah ” ucap mereka.

“anak pintar” puji sang umi sambil memeluk sang menantu.

“kamu tenang saja,disana kamu tidak akan kesepian,umi yakin pasti kamu cepat berbaur dengan orang-orang yang ada di sana” ucap sang umi yang masih setia memeluk sang menantu nya itu

“kok umi bisa tau? Wihh umi ku ini peramal masa depan ya hemm?” ucap Shintia

“bukan begitu nak, hanya saja umi sudah mengenalmu lama,sewaktu kamu masih umur 10 tahun dari awal kamu masuk pesantren ini,dulu badan mu masih sangat kecil hanya segini” ucap sang umi mengilustrasikan bagaimana tinggi sang menantu nya pada saat baru masuk pesantren ini.

Kini Abi Bilal dan Gus Reza pun hanya melihat pemandangan di depannya itu. yaps hubungan yang sangat manis antara ibu dan anak itu, Gus Reza dan Abi Bilal tersenyum melihat itu.

“Umi benar menantu umi memang cepat sekali berbaur dengan orang baru,mudah sekali akrabnya, seperti saat awal pertemuan kami di cafe itu, padahal ia masih sangat kecil bisa bisanya ia berbaur dengan Reza yang sudah berusia 17 tahun itu” batin Gus Reza tersenyum.

❥❥❥❥❥❥

“Gus mau bawa baju yang mana aja buat acara nanti?” tanya Shintia yang sudah berada di depan lemari pakaian.

“terserah kamu saja” ucap Gus Reza yang masih sibuk dengan laptop nya.

“Beneran?”

“iyaa bee” tanpa ia sadari perkataan itu mampu membuat sang istri tersenyum malu,bukan malu lebih tepatnya salting.

“yaudah Shintia bawain aja baju bekas yang ada di dapur itu ya” ucap Shintia iseng.

Maksudnya itu lap tangan guys, hayo ngaku siapa yang dirumahnya tu pakaian yang udah gak kepake di jadiin lap?

“baju bekas yang ada di dapur? Emang ada?” ucapnya bingung menatap sang istri yang sedang tersenyum jahil.

Gus Reza yang melihat senyum jahil itu pun segera menutup laptopnya dan menaruh di atas meja lalu berjalan mendekati sang istri yang sedang berada di depan lemari pakaian itu.

Gus Reza pun langsung memeluk Shintia dari belakang.

“kamu mau ngerjain saya hm?” ucap Gus Reza yang mendusel duselkan wajahnya di leher sang istri.

“ihh Gus geli tau”

“gak perduli” ucap Gus Reza yang masih setia mendusel duselkan wajah nya di leher sang istri yang saat ini tidak memakai hijab.

“mau tau definisi tulusku tuan? Di saat air mataku tumpah karna ulahmu, aku masih bisa mengatakan bahwa aku mencintaimu”

“tidak ada hubungan yang sempurna, kitalah yang harus menyempurnakan itu, effort butuh feedback komitmen butuh kepercayaan, jadi jangan cari yang sempurna tapi sempurnakan yang ada” ucap Gus Reza yang mencium puncak kepala sang istri.

Okeeyyh Sampe disini dulu ya seng
Jangan lupa vote+komen+follow.
Jangan lupa follow akun author :
@wp.res_hiza (Instagram)
@zaraaayarazz (tiktok)

See you seng
Assalamu'alaikum 🕊️


Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang