bagian; sembilan belas

26.3K 1.1K 857
                                    

Hi guys. Sorry it took so long. Please pay attention again, this is nfsw. If you don't like it, just skip it without judging. I made this chapter without revision, please correct me if there are any wrong words.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kondisi markas Elsalvador kini nampak sepi. Maklum sudah waktunya sholat Isya. Agsam yang tak memiliki kewajiban menunaikan sholat, tentu seorang diri diruang kumpul Elsalvador. Ada beberapa anggota Elsalvador yang juga seperti Agsam sebenarnya—nonis, dan mereka semua berkumpul di markas belakang—disana ada tempat kosong alias lapangan kecil yang sering dipakai anggota Elsalvador untuk bermain bola atau sekedar melatih ketangkasan mereka. Hari ini, tepat 2 tahun setelah pengangkatan Panglima sebagai Ketua Elsalvador generasi ke-3. Mereka sedang melakukan syukuran kecil-kecilan. Tadi sore mereka melakukan kunjungan pada panti asuhan. Untuk memberikan sumbangan dan beberapa mainan untuk anak panti.

Tapi Agsam tidak ikut berpartisipasi, selain sibuk membantu sang Papa, Agsam juga sibuk dengan istrinya tercinta. Sibuk bercocok tanam.

Tak berselang lama, setelah hampir 20 menit adzan berkumandang satu-persatu anggota Elsalvador kembali. Inti Elsalvador satu-persatu berkumpul, masing-masing dari mereka menatap Agsam dengan heran. Diego dengan tampang lempeng menekan sudut bibir Agsam yang kebiruan. Heran sekali.

“Habis jotos-jotosan sama siapa lo, Sam?”

Kompak Inti Elsalvador mengangguk.

“Lo dikeroyok Vandalas ya?” tebak Zico meringis, terlihat sekali lebam kebiruan itu masih baru. Ngeri-ngeri sedap sekali, pasti sakit kan?

“Jangan bilang Bearly yang kokop lo sampai kayak gitu?” ledek Barra memicing penuh ledekan.

Agsam mendelik sinis, hampir melotot kesal. Ekspresi yang seperti fenomena bagi inti Elsalvador. Mereka baru pertama kali melihat Agsam bereaksi seperti itu. Biasanya lebih lempeng 2 kali daripada Panglima. Kenapa dua kanebo kering itu bisa berteman akrab?

“Panglima mana?” Agsam mengalihkan topik pembicaraan, tidak ingin menjawab pertanyaan mereka. “Gak ke markas?”

“Tadi sama Cecil kesini, terus sholat barengan kayak biasa. Tapi keknya habis sholat di mushola tadi, si bocil ketiduran waktu tadarus-an sama bocil-bocil disana. Langsung dibawa pulang si Lima,” jawab Farhan memberitahu. “Mau pulang lah gue, duluan yak? Mami dah spam chat. Kangen anak gantengnya. Bye.” timpal laki-laki itu meraih kunci motor miliknya, dan berlari keluar meninggalkan inti Elsalvador.

Zico menggeleng melihat itu. “Kenapa si, Panglima nerima anak gadis masuk geng motor kayak gini? Rasa-rasanya, Farhan terlalu kowket. Serius Farhan lebih cocok main masak-memasakan sama Cecil.”

“Sehari hidup lo nggak julid mati keknya.” sahut Zares. Perlu kalian tau, keadaan laki-laki itu sebenarnya tidak baik-baik saja, ada perban di lengan dan di kepala, akibat kecelakaan atas kecerobohan Zares kemarin saat dikejar anjing Agsam. Akibat dari menghindari anjing itu, Zares jatuh ke gorong-gorong besar kotor sampai mengalami sedikit cedera bagian lengan dan kening. Rest in peace Alzares El Gibran.

AGSAM; BAD HUSBAND [My Favorite Scent]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang