bagian; tujuh belas

89.8K 2.5K 2K
                                    

sorry it took so long guys! mark the typo ^^

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“ZARES! JANGAN LANGSUNG PULANG YA, MAKAN DULU!” suara Nyonya Grace menggelegar dari lantai dua. Wanita itu berdiri di pembatas pagar, menghadap ke bawah menatap Zares yang baru sampai beberapa menit lalu. Siap menumpang makan seperti biasa. “Oh iya, jangan lupa bawa pulang bonsai satu, ya. Ayah kamu pasti suka,” suruh Grace.

Zares tertawa. Memberi dua jempol. “Siap Mi, i love you Mami! Sayang Mami banyak-banyak,” ujar pemuda itu, meniru aksen bicara Cecilia versi diimut-imutkan.

“Love you to sayang!” balas Grace berlalu.

Zares menelan saliva, setelah kepergian wanita itu dari sana. Dari ekor matanya, Zares menangkap sinyal berbahaya. Benar saja, Kennard King Alezra kini menatapnya dengan tatapan tajam. Menembus jantung Zares sampai terkoyak-koyak. Bak hewan buas yang kelaparan, yang siap menerkam.

“Njir, laper banget gue—” Zares berbalik, akting terkejut yang tidak dibuat-buat karna King sangat dekat. “Eh, Papi Om, maaf ya Zares malam-malam kesini. Zares cuma mau numpang makan. Papa belum pulang soalnya,” cengir laki-laki itu mencerocos.

“Hm.”

King berdehem, kemudian berlalu.

Melihat itu Zares mengusap dada, bersyukur selamat dari tiran satu itu.

Zares juga ingat, waktu itu saat Zares masih duduk dibangku kelas 4 SD, ia dengan sengaja mencium pipi Grace dan berakhir diceburkan King ke kolam renang. Semenjak itu Zares berusaha keras menjadi perenang handal, ia sedikit trauma diceburkan saat belum bisa berenang saat itu.

“Oh iya, dari tadi kok si Agus gak nongol-nongol ya? Apa sama Bee? Ah, gak mungkin, Agus bukan cowok bucin kayak Panglima,” monolog Zares berpikir.

***

Ditempat lain, di kantor tepat jam 11 malam, di lantai 63 tepat di ruangan pemimpin, terdengar suara desahan di sofa di ruangan itu. Bokong sang pria nampak turun naik, menggenjot wanita dibawahnya.

Ngehh .... Ahh!”

Agsam mengerang saat mencapai pelepasan, disusul Bearly dengan napas terengah dan tubuh bergetar. Baju Bearly acak-acakan, dengan kancing terlepas dengan rok naik sampai pinggul. Bra wanita itu tersangkut dibahu, tanpa dilepaskan Agsam.

“Capek sayang?”

Bearly mendongak, menggerling kesal seraya mengatur napas. Tidak menjawab sama sekali. Apa Agsam tidak berpikir?! Mereka melakukan ini hampir 4 jam, tentu saja Bearly lelah. Rasanya mau meninggoy.

Terkekeh pelan, Agsam menunduk. Menjilat saliva Bearly yang berceceran didagu.

“Capek tapi enak ‘kan, hm?”

AGSAM; BAD HUSBAND [My Favorite Scent]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang