bagian; tiga belas

75.4K 2.4K 1.7K
                                    

seconds before it was—it hasn't been revised yet, huh. comments on each paragraph.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Basecamp Elsalvador nampak ramai seperti biasa. Banyak kendaraan yang terparkir didepan gedung itu. Bahkan ada beberapa pedagang yang sengaja dipanggil kemari.

Bearly terlihat baru saja selesai membalut kembali luka Agsam. Gadis cantik itu lalu beranjak. Setiap mata sedari tadi hanya menatap tanpa suara. Mereka merespon singkat, saat Bearly membantu mereka mengobati luka yang tak seberapa itu. Selesai dengan inti Elsalvador, Bearly kemudian beranjak mendekati sosok pemuda jangkung yang tadi datang paling awal membantu mereka. Panglima tampak acuh dengan luka dikening. Jadi Bearly mengambil tindakan hendak membantu. Tidak akan tau respon apa yang akan ia dapatkan.

“Kamu mau aku bantu—”

“Gak perlu.” sergah Panglima tanpa berpikir panjang.

Bearly mengangguk kaku. Istri Agsam itu lalu beranjak mendekati Agsam. Duduk disamping sang suami. Tampak canggung. Apalagi tatapan dengan tatapan inti Elsalvador. Membuat Bearly bisa mati kutu ditempat sekarang.

“Jadi dia calon istri lo?” celutuk Zico mulai kepo. Walau Agsam telah menjelaskan secara singkat, ia tetap penasaran.

Decakan itu lolos dari bibir sexy Agsam. Laki-laki itu menatap Zico. “Istri gue.”

“Jadi lo udah nikah?!” Diego memekik dengan mata terbelalak syok menatap Agsam, disambut dehaman dan gerlingan laki-laki itu. Agsam dengan acuh tak acuh menjawab, tabiat laki-laki itu yang sebelas dua belas dengan Panglima.

“WHAT! WHAT! WHAT! GAK BISA DIBIARIN, NYING! KOK LO BISA GAK NGUNDANG KITA?!” Pekikan itu terdengar. Zico dua kali lebih histeris dari Diego. Memekik nyaring. Mondar-mandir didepan inti Elsalvador.

“Gak sempat.” jawab Agsam sekali lagi.

Jawaban itu membuat Zico, Diego dan Farhan semakin histeris dengan kompak. Hal itu membuat Barra pusing. Kelakukan mereka membuat Barra kesal.

Memijat pangkal hidung. Barra beralih menatap Agsam. Jika terus meladeni Zico, Farhan dan Diego—Barra bisa gila. Pening luar biasa. “Jadi Bianca gimana?”

“Gue udah putusi—”

“Gue keluar.”

Zares tanpa mengatakan apapun melenggang keluar, meninggalkan mereka. Semuanya tampak termenung menatap kepergian Zares yang tiba-tiba. Tak terkecuali Bearly. Gadis itu menatap punggung Zares dengan lesu. Sejak awal Bearly sudah mengenali pemuda itu. Zares tidak banyak berubah. Hanya sekarang laki-laki itu tidak lagi gendut, yang membuatnya dulu tampak menggemaskan. Tatapan Bearly beralih pada Agsam.

“Agsam, dia El kan?”

“Iya.”

“Dia pasti marah sama aku.”

AGSAM; BAD HUSBAND [My Favorite Scent]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang