not revised, warning, this part contains—this and that.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Bearly kembali melempar ponsel itu. Tapi kali ini tepat diatas kasur. Gadis cantik dengan kaos crop-top abu-abu itu, beranjak menuju walk in closet Agsam. Ada banyak pakaian wanita disana. Grace yang meminta pelayan, memasukan pakaian-pakaian itu disana. Kata wanita itu, Agsam sendiri yang memesan semua pakaian branded itu.
Pilihan Bearly jatuh pada sweater rajut kotak-kotak berwarna lilac berlengan pendek. Tidak lupa dengan rok sepaha berwarna putih. Di meja rias itu, bahkan ada skincare yang biasanya Bearly pakai di Sevilla. Agsam menyiapkan semuanya, tanpa ada satupun yang kurang. Laki-laki itu ternyata lebih mengerikan jika dipikirkan.
Buktinya, selain detail ukuran pakaian dalam, Agsam juga mengetahui ini semua. Dasar, suami dakjal penguntit!
Selesai berdandan dan puas dengan penampilannya, Bearly keluar dari kamar itu.
Bearly turun dari lantai 4 menggunakan lift, ia masih ingat selak-beluk mansion megah dan besar ini. Tidak banyak yang berubah, dari terakhir kali ia masih bermain dengan Agsam, Zares dan Winona.
“Hey!” Bearly berlari keluar lift, memanggil seorang pelayan yang kebetulan lewat. “Aku ingin pergi.”
Pelayan itu sejenak menunduk sopan, sebelum menatap Bearly bingung. “Nona ingin pergi kemana? Tuan muda mungkin tidak mengijinkan anda keluar.”
Tuan muda mereka tidak mengatakan apapun pada mereka tadi pagi, ia pergi dengan tergesa seperti biasa. Tapi, pelayan itu tau bagaimana tabiat sang Tuan muda jika dipikirkan lagi. Ia tidak jauh berbeda dengan Tuan besar mereka. Jadi pelayan itu tinggal memikirkan sifat Ayah dan Anak itu. Keduanya tidak akan membiarkan wanita mereka pergi sesuka hati.
Bearly bergeming sejenak. “Agsam memi-memintaku menemuinya di-dikantor. Ap-apa itu perlu ditanyakan lagi?” risau gadis itu mencicit pelan.
Pelayan sebaya Nanny Melinda itu tidak mengatakan apapun dalam beberapa waktu, sebelum tersenyum sungkan. “Baik, saya akan meminta salah satu sopir untuk mengantar anda ke kantor Tuan muda.”
Bearly menganggukan kepala. Ia menatap punggung pelayan tua itu. Jelas ia sedang berbohong. Agsam tidak memintanya ke kantor. Apalagi setelah laki-laki itu memintanya melakukan sesuatu yang memalukan, meskipun mereka suami istri.
Beberapa waktu berlalu, sampai pelayan itu kembali. Wanita itu tidak sendiri. Melainkan bersama seorang pria tua. “Nona muda, dia Tio. Sopir di mansion ini. Dia akan mengantarkan anda ke kantor Tuan muda.”
Sekali lagi, Bearly menganggukan kepala. Ia lalu berlalu keluar mansion diikuti sopir tua itu dibelakangnya. Melewati pintu utama. Didepan sana sudah ada mobil BMW hitam, yang disiapkan untuk Bearly kemana-mana. Bearly diperlakukan seperti seorang putri ditempat ini. Tersenyum lelah, Bearly memejamkan mata sejenak.