3. Desas-desus Kematian Maria Sheljia

62 6 0
                                    

"Tapi gimana caranya kita tau kalau ada yang gak beres dari kematian Jia." Rev menatap dalam wajah berkerut di depan.

Sejenak keadaan hening, tiap insan sibuk dalam benak masing-masing, perkara kematian misterius menimpa salah satu murid atas nama Maria Sheljia menjadi malapetaka berasas ketakutan ditautkan kriminalitas.

"Cctv." Pemuda dengan kacamata bertengger di hidung meluncurkan satu kata.

Sontak semua kepala tertoleh menyorot ke satu titik.

"Yeah cctv. Kita bisa cek semuanya dari cctv. Di seluruh sekolah ini terdapat cctv yang mengamati gerak-gerik semua murid. Apapun yang terjadi di sini semuanya terekam dalam sebuah kamera terpasang di setiap tempat." Spontan Rev sumringah.

Clara, Steven dan Angkasa berdiri tegak dari duduk. Jiwa detektif menyelimuti secara menyeluruh ke seluruh tubuh 4 orang anak jenius SMA Gloriacastra.

"Kita harus cek cctv, dari cctv kita akan melihat seperti apa pihak yang terlibat dalam kematian Jia." Ucap Steven di balas anggukan oleh mereka.

Kompak 4 orang anak berseragam hitam berlarian di koridor. Banyak mata menyoroti kelakukan anak-anak dengan gelar cukup bersinar terang di SMA Gloriacastra. Di pikiran 4 orang anak itu hanya ada Jia dan Jia, satu nama berputar-putar di benak secara permanen.

"Jia, gue akan selidiki sampai tuntas kematian lo, gue gak akan berhenti sampai kapanpun itu." Batin Clara.

Sebuah ruangan bertulis cctv dekat pos satpam menjadi tempat pemberhentian dari tiap kaki berlarian. Mata menatap tajam ruangan di jaga ketat oleh 5 orang satpam bertugas di SMA Gloriacastra.

Rev perlahan-lahan membuka pintu."Jaga, jangan sampai ada yang liat."

"Aman, semua satpam masih ada di lapangan. Lo gak perlu khawatir." Ujar Steven.

"Buruan cepat buka, sebelum mereka balik." Seru Clara.

Pintu ruangan khusus cctv di buka, secepat kilat mereka masuk ke dalam ruangan full komputer, satu makhluk tidak berkeliaran di tempat berukuran 5x5 tersebut.

Rev mendekat pada salah satu komputer, tangan bergerak mengotak-atik komputer sekolah mencari rekaman video mengenai meninggalnya Maria Sheljia di sekolah SMA Gloriacastra.

"No results."

Brakkk!

Meja di gebrak kasar, menghitam wajah pemuda bergelar ketua OSIS kala mendapati apa yang di cari tidak dapat di temukan.

Senyum miring terukir di bibir."Kalian gak akan bisa dapatin apa yang kalian cari karena gue udah lebih dulu singkirin hal yang akan membuat gue dalam bahaya." Batin Steven.

Pikiran Steven menerawang mengingat kejadian kemarin. Sore yang cerah menjadi lambang kematian bagi siswi bernama Jia. Tubuh gadis berlumur darah di letakkan di tengah lapangan. Steven bergerak melangkahkan kaki ke salah satu ruangan di jaga ketat oleh 5 orang berseragam putih dan hitam kerap di kenal dengan sebutan satpam.

Di waktu seperti ini tidak ada lagi 5 orang satpam yang di cari-cari,  mereka berlima pulang dan akan kembali esok hari.

Steven gunakan kesempatan ini untuk masuk ke dalam ruangan selalu di kunci. Menggunakan akal cerdas ia dapat masuk dengan bantuan kunci cadangan terletak di loker Pak Sudirman yang telah Steven kopi jauh-jauh hari.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang