10. Tabur Tuai

31 4 0
                                    

Suasana sore di padu sunster terang menjadi hiasan langit. Seorang pemuda berdiri di rel kereta api, menatap tajam ke depan, outfit hitam-hitam menjadi ciri khas menakutkan. Sebuah hoodie menutupi sebagian wajah, masker hitam membungkus hidung dan mulut.

Tap
Tap
Tap

Telinga mendengar suara langkah mendekat. Tersungging senyum di wajah, batin rasakan sensasi bahagia yang tak bisa di jelaskan menggunakan bahasa apapun.

"Lo siapa?" Pertanyaan ketus di ajukan seseorang berdiri di belakang punggung.

Tubuh pemuda berhodie berbalik, mensejajarkan diri dengan sosok berdress putih, kata serius melengkapi raut wajah gadis paling kejam dalam sejarah dunia persekolahan."Ternyata lo dateng juga."

"Lo siapa sih, kenapa terus ganggu ketenangan hidup gue? Lo mau apa? Kenapa selalu menjadi hantu di sepanjang hari gue?" Gadis rambut terurai atas nama Dyera menyimpan kekesalan menggebu-gebu di hati.

Dooor!

Meluncur dari pelatuk sebuah benda kecil, menembus tepat ke dalam tubuh. Gadis terkaget-kaget tak berkedip menurunkan pandangan jatuh pada kaki yang berdarah-darah. Sedetik kemudian gadis itu tersimpuh di bawah kaki pemuda misterius. Menguncur air dari pelupuk secara spontan, perih di kaki menusuk-nusuk menyerang ke seluruh inti tubuh."L-Lo-

"Gimana rasanya? Sakit?" Pemuda itu berjongkok, menyamai tinggi dengan gadis kehilangan energi.

"Kenapa lo mau bunuh gue? Salah gue di mana?" Tatap Dyera dalam pemuda bermasker di Lantik mata setajam silet.

Masker menutupi wajah secepat senja di singkirkan, terpampang jelas wajah tampannya di mata gadis di hujam shock berat. Perlahan mulut Dyera terbuka lebar, tak pernah membayangkan sebelumnya jika sosok hantu paling ia benci merupakan teman sekelas sekaligus pemuda baik hati di kenal banyak orang."S-steven."

"Yah, ini gue. Kenapa? Kaget? Wajar kalau lo kaget karena gue bergerak sehalus sutra. Dan gak ada satupun yang sadar kalau gue dalang dari semua kejadian mengerikan di sekolah." Ungkapnya.

Tercekat tak bersuara, Dyera kehabisan kata-kata tuk menggambarkan bagaimana terkejutnya ia menerima fakta yang di hadirkan dunia."Kenapa lo mau bunuh gue? Salah gue di mana?"

"Dyera Erly. Apakah segampang itu lo melupakan dia." Tatapan tajam menerkam memancar gadis tergoyah oleh kenyataan. Sebuah foto gadis cantik di genggaman Steven kembali menutup rapat-rapat mulut Dyera.

"J-jadi lo melakukan semuanya gara-gara dia?" Tergemap Dyera.

"Benar, gue begini gara-gara dia. Lo lupa sama dia? Apa lo melupakan semuanya tentang dia? Kalau lo lupa, gue akan ingatkan kembali dasar utama hidup lo bagai di neraka." Cetus Steven mengeluarkan segala unek-unek bersarang bertahun-tahun di lubuk hati terdalam.

1 tahun 6 bulan yang lalu.

Hampir menuju bergantian semesta ganjil kelas 10, SMA Gloriacastra mengandalkan camping di salah satu hutan pinus terletak di daerah X. Bus rombongan murid SMA Gloriacastra dengan total 34 anak terhenti di tujuan utama. Singkat cerita malam datang membawa kegelapan, suasana dingin menyelimuti setiap orang yang berada di dalam hutan.

"Jia." William, wakil OSIS menghampiri gadis bernama lengkap Maria Sheljia.

"Kenapa kak?" Senyum manis mengambang cantik di wajah Jia. Sedikit gerogi ketika berhadapan dengan wakil OSIS terkenal paling dingin sejagat raya.

"Lo sekarang cari kayu bakar, kita mau buat api unggun. Yang lain punya tugas masing-masing, cuman lo yang gak kebagian tugas. Lo berani kan?" Wiliam mengkerling mengamati suasana hutan gelap gulita.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang