Tangan mengepal kuat, mata tajam Clara terpatok pada dia, ratu kegelapan tengah menikmati penderitaan orang lain.
"April, lo bener-bener keterlaluan." Batin Clara rasakan gumpalan panas menyerang tubuh.
Plastik putih berisikan benda putih April rampas dari Laras. Benda bubuk di tabur ke kepala gadis menahan kesal, tawa mengiringi taburan tepung ke tubuh gadis tak berkutik itu.
April berjongkok, memandang Clara yang tengah menahan kesal dari dekat."Seru kan mandi tepung? Itu balasan buat lo, lain kali hati-hati, karena kalau lo ngusik gue, gue gak akan tinggal diem, paham?"
Mata April mengadah pada Shena dan juga Laras."Eksekusi."
Tubuh basah kuyup di kemas siraman tepung di seret paksa oleh kedua antek-antek.
"LEPASIN GAKKK. LO MAU APA LAGI SIH? KURANG APA YANG LO LAKUIN KE GUE?" Hardik Clara memberontak, kedua tangan di cekal, tubuh di seret ke belakang.
"Gue tadi kan udah ngasih clue, jadi sekarang tiba masanya clue itu jadi kenyataan." Gadis berdiri tegak, tangan bersedekap dada, menonton dalam hati puas luar biasa tentang kehancuran Clara Ayuda Pratama.
"LO JANGAN GILA PRILLL." Erang Clara.
April diam tak menggubris, membiarkan gadis bermata hazel menjerit-jerit layaknya orang kesurupan.
"Udah, lo diem aja. Gak usah banyak omong, duduk manis di sini, jangan ngelawan." Shena dudukkan Clara pada kursi lusuh, lalu tali mengikat gadis bermata hazel kuat-kuat.
"Lepasin gue, gue mau pergi, gue gak mau di sini." Teriakan memekik telinga tak di anggap nyata. Mereka menghampiri April setelah target berada dalam belenggu kekuasaan.
"Ayo pergi, biarin dia bermalam sama tikus." Ajak April.
"Tikus? Aakkkh takut." Jijik Shena menunjukkan ekspresi menjengkelkan di mata.
"Selamat bermalam di gudang Clara. Jagain sekolah ya, siapa tau ada yang mau nyuri, hahaha." Lambaian tangan dari Laras menambah kesan takut bagi Clara.
"ENGGAKKK, JANGAN TINGGALIN GUE. LEPASIN GUE DULU, LAERFIRE."
Telinga gank Laerfire telah di stell menuli, tak ada iba di dalam hati, mereka keluar dari gudang meninggalkan Clara menjerit-jerit seorang diri. Gudang sekolah jarang di masuki tak akan bisa di buka saat kunci berada di genggaman April. Senyum puas merekah cantik."Hmm, rasain itu, suruh siapa sok-sokan nantangin gue. Sekarang dia baru tau kan konsekuensinya."
"Dia gak akan berani lagi sama lo pril, gue jamin dah." Gadis rambut tergerai di padu bandana putih di kenal dengan nama Shena Cyrlie Bentala ikut puas, aksi balas dendam pada gadis bermata hazel berjalan mulus. Ide cemerlang mereka dalam menjerat Clara ke tempat kumuh + di waktu tepat sukses besar.
April puas luar biasa, setelah sekian lama dendam menggebu-gebu di hati tercurahkan.
"Tapi dosa gak ya? Kita udah jahat banget tau, kalau Clara kenapa-napa gimana? Nanti kita di panggil ke ruang BK lagi, gak mau gue masuk buku hitam." Cicit Laras.
Tatapan tajam terlempar pada gadis kadang ngeselin, kadang lemot kadang pula ngeleg.
"Lo ini mah, gue gak bisa berkata-kata sama lo Laras. Udah deh, jangan mikirin sesuatu yang gak penting. Ayo buru kita balik ke kelas." Seru Shena tak habis pikir.
Gadis imut agak-agak tersebut mengerucutkan bibir, tak punya pilihan selain mengikuti mereka.
🎃🎃🎃
Pelajaran mulai di lakukan, seorang wali kelas yakni Bu Yolanda mengisi jam pertama di kelas 12 A1 IPS.
"Selamat pagi anak-anak." Guru menginjak umur 40 tahun ke atas menyapa para murid di bawah didikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatamorgana
Teen FictionMati di raga yang hidup merupakan fenomena paling menyakitkan yang pernah ada~