9. Menyerah?

39 19 0
                                    

Di dalam kamarnya, Renjana duduk damai di kursi belajar. Buku-buku berserakan di mejanya, ponselnya ia biarkan menyala, menampilkan laman Spotify yang tengah memutar lagu milik Nadin Amizah yang berjudul Rumpang.

Bibirnya komat-kamit mengikuti lirik lagu, dengan sorot mata teduh, menelisik bunga-bunga di samping rumahnya yang menari terkena angin.

Katanya mimpiku 'kan terwujud
Mereka lupa tentang mimpi buruk
Tentang kata maaf, sayang aku harus pergi

Sudah kuucap semua pinta
Sebelum ku memejamkan mata
Tapi selalu saja kamu tetap harus pergi

Banyak yang tak ku ahli
Begitu pula menyambutmu pergi

"Kak Na," ia berbisik lirih, pada kakaknya yang sudah lama tiada.

Gina Putri Pramudya, saudara kembar Yoga Putra Pramudya. Renjana akui dirinya berdosa karena sudah menyematkan banyak-banyak kebencian pada kakak perempuannya, terutama setelah kepergiannya. Perempuan itu bukan hanya menorehkan luka pada hatinya sebab ditinggalkan, tapi juga membuatnya menderita.

Renjana akui, perempuan itu pintar bukan main. Kalau perempuan itu masih ada, mungkin kejuaraan Abian akan kalah olehnya. Karena meskipun Gina hanya diberi kesempatan hidup sampai usia 10 tahun, dan pendidikannya selesai di kelas 5 Sekolah Dasar, kejuaraan yang perempuan itu raih bisa dibilang cukup banyak.

Gina langganan peringkat pertama. Di kelas 1 dan 4, Gina mendapat juara 1 dalam lomba calistung tingkat Provinsi. Ia juga pernah mewakili sekolahnya dalam lomba melukis saat kelas 3, dan membawa piala juara pertama. Selain itu, bakat bermain pianonya juga sudah dikenal oleh banyak orang. Banyak penghargaan yang sudah ia raih lewat bakat bermain pianonya itu. Gina juga mempunyai akun YouTube yang dikelola oleh Om Nata, adik dari mama. Pengikutnya cukup banyak, hampir 800ribu saat itu. Video-video yang diunggah adalah video saat dirinya sedang memainkan piano, biola, maupun gitar. Terkadang ia akan mengajak Mas Yasa, karena lelaki itu memiliki suara yang cukup bagus. Salah satu video yang paling banyak ditonton adalah ketika ia dan mas Yasa meng-cover lagu Ruang Rindu milik Letto. Video itu diupload sekitar tahun 2015, yang mana menjadi video terakhir sebelum dirinya berpulang. Viewersnya tembus 5jt penonton, 3,1jt suka, dan 984 komen, dalam waktu 2 hari.

Berbicara tentangnya membuat dadanya sesak. Renjana benci ketika harus teringat dengan keberhasilan-keberhasilan kakak perempuannya itu. Alih-alih bernyanyi, Renjana lebih suka menari. Dirinya bahkan mengikuti les balet tanpa sepengetahuan orang tuanya. Tahun ini menjadi tahun ke-7 dirinya mendalami dunia balet.

Sudah lama? Memang. Renjana belajar balet dengan salah seorang yang ditemuinya secara tidak sengaja. Dan dari sanalah, awal mula dirinya mendalami dunia balet, yang selalu ia manfaatkan sebagai pelampiasan amarah yang tidak bisa ia utarakan.

"Kangen kak Fio," perempuan itu menggolekkan kepalanya di atas meja. Telunjuknya menari, membuat pola abstrak di atas buku catatannya.

"Ma, Renjana bisa kok banggain mama lewat bakat balet Renjana, gak harus piano atau biola kayak kakak. Pa, untuk sukses bukan cuma lewat gitar sama nyanyi, Renjana punya jalan lain buat meraih sukses seperti yang papa minta, kalau bukan lewat balet, Renjana masih bisa sukses lewat tulisan-tulisan yang Renjana buat. Mas Yasa, Renjana kepengen ikut sama mas aja, gak pa-pa setiap harinya cuma makan ceplok telur juga, yang penting Renjana tenang. Abang Bian, Renjana cuma leluasa cerita sama abang, soalnya abang yang setiap hari ada di rumah dan bisa kasih Renjana pesan yang akan selalu Renjana ingat. Bang Yoga, maafin Renjana. Seandainya dulu Renjana nurut apa kata abang, mungkin kondisi abang bakal baik-baik aja, dan kak Gina masih di sini, raih lebih banyak penghargaan buat membanggakan mama sama papa."

Hujan Tak Bertuan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang