5. Tamu Tak Di Undang

992 98 2
                                    

Taeyong berdiri diam di dekat jendela kamarnya yang sempit. Matanya yang jernih menatap takjub pada bintang-bintang yang bertebaran di langit malam ini. Cerah, itu yang dia pikirkan. Namun sayang nasib hidupnya tidak secerah bintang-bintang itu.

"Tuhan, kenapa kau memberiku nasib seperti ini? Sebesar apa kesalahan yang pernah aku lakukan di masa lalu sampai aku harus menanggung beban hidup yang begitu berat? Tuhan, tidak adakah kesempatan untuk aku memperbaiki nasib ini? Aku ingin bahagia. Aku juga ingin hidup layak seperti orang-orang. Bisakah?"

Sebutir airmata lolos dari sudut mata Taeyong. Dia sangat sedih jika memikirkan nasib hidupnya yang begitu berliku. Sejak kecil Taeyong selalu di perlakukan dengan seenaknya oleh semua orang. Bahkan sejak sekolah dasar Taeyong sudah terbiasa mencari uang sendiri untuk membeli semua kebutuhannya. Dia memulung botol dsssbekas, menjadi penjual asongan yang harus berakhir di kantor polisi, juga sßspernah menjadi buruh cuci piring di sebuah rumah makan kecil hanya untuk sesuap nasi. Ibu panti tempatnya tinggal tidak pernah mempedulikan apa yang dia lakukan. Mereka seperti menutup mata akan kesengsaraan yang dia jalani.

"Ayah, ibu, kenapa kalian melahirkan aku kalau hanya untuk mendatangkan kesedihan seperti ini? Apa salahku sampai kalian tega membuangku? Tidakkah kalian merasa sesak saat aku sedang menahan rasa lapar dan di hina oleh semua orang? Dimana hati nurani kalian? Kesalahan apa yang telah aku lakukan sampai kalian membalasku seperti ini?"

Hening. Hanya terdengar bunyi gemerisik dedaunan yang tertiup angin.

"Hiks hiks"

Taeyong tak kuasa untuk menahan tangisannya. Setiap kali dia merenungkan nasib hidupnya dia pasti akan selalu menangis seperti ini. Taeyong sangat ingin memiliki sandaran. Dia sangat ingin memiliki seseorang yang mau mendengarkan semua keluh kesahnya. Tapi siapa? Tidak ada satu orangpun yang bersedia untuk menjadi sandarannya. Jangankan untuk menjadi sandaran, mendekatpun orang-orang tidak ada yang sudi.

"Hiks ayah ibu Tolong aku"

Tok Tok Tok

Tangisan Taeyong terhenti saat ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dia terdiam lama sebelum akhirnya berjalan kearah pintu.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Tidak mungkin ibu pemilik kontrakan karena ini kan belum jatuh tempo. Teman juga tidak mungkin. Apa iya perampok? Tapi apa yang mau dia rampok di kamar ini?" gumam Taeyong berkata-kata sendiri sambil memegang knop pintu.

Suara ketukan kembali terdengar saat Taeyong sedang asik bermain dengan pikirannya. Tak ingin membuat tamu tak di undang ini menunggu lebih lama, akhirnya Taeyong membuka pintu. Matanya terbelalak lebar begitu dia melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya.

"Boss, apa benar ini kau?" tanya Taeyong syok.

Jaehyun mengangguk. Senyum manis langsung terbit di bibir tipisnya melihat wajah imut Taeyong yang sedang menatapnya tak berkedip.

 Senyum manis langsung terbit di bibir tipisnya melihat wajah imut Taeyong yang sedang menatapnya tak berkedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istri Kecil Milik CEO  [ JAEYONG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang