8. Teman Kecil

1.9K 147 5
                                    

Ten berjalan sambil menutup hidung mancungnya saat dia memasuki kawasan rumah susun yang sangat kumuh. Bibirnya yang merah merekah tidak henti-hentinya melontarkan kata-kata jijik saat debu kotor beterbangan di depan wajahnya.

"Astaga, hanya demimu aku rela tubuh berhagaku ternoda seperti ini Taeyong. Lihat saja, aku akan membawamu pergi dari tempat menjijikkan ini"

Ya, sekarang Ten telah menganggap lelaki yang membuatnya kehilangan pekerjaan sebagai teman kecilnya. Kemarahan Ten yang ingin membuat perhitungan pada Taeyong lenyap seketika saat dia melihat betapa polosnya dan menyedihkan hidupnya. Dan entah kenapa hari ini dia di dera perasaan rindu pada teman kecilnya itu. Ten lalu memutuskan untuk datang kemari meskipun dia harus berhadapan dengan musuh bebuyutannya, yaitu debu kotor.

"Makhluk seperti apa kau ini Taeyong. Bisa-bisanya kau hidup di tumpukan sampah seperti ini. Iyuh, menggelikan" gerutu Ten saat melihat baju-baju bergelantung tidak beraturan di tali jemuran.

Sambil terus menggerutu, akhirnya Ten sampai di salah satu kamar yang berada paling ujung. Dia lalu menarik nafasnya pelan menyadari kalau kamar Taeyong adalah kamar terburuk diantara kamar-kamar yang lain.

"Apa paru-parumu tidak menderita di paksa bekerja keras untuk mengatur oksigen baik yang ada di rusun sejelek ini? Luar biasa Taeyong, aku sekarang yakin kalau kau itu datang dari luar angkasa" ucap Ten takjub dengan kemampuan teman kecilnya bertahan hidup.

Saat Ten sedang sibuk berbicara sendiri, seorang wanita dengan tubuh besar datang menghampirinya. Dia lalu memperhatikan penampilan Ten dengan seksama.

"Kau mencari siapa Nona?"

Ten yang tidak menyadari kehadiran orang lain di belakangnya terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang bertanya padanya. Dia lalu berbalik kearah belakang kemudian menatap jengkel pada seseorang wanita sambil mengusap dada.

"Kau hantu ya? Bisa-bisanya muncul tanpa suara" maki Ten.

Wanita itu berkacak pinggang tidak terima Ten menyebutnya sebagai hantu.

"Jangan gunakan bulu mata setebal itu Nona supaya matamu bisa membedakan mana hantu dan mana wanita cantik. Cih, beraninya kau mengataiku"

Mata Ten melotot dan mulutnya terbuka lebar saat wanita ini menyebut dirinya sabagai wanita cantik. Di lihat dari mananya sampai wanita ini bisa begitu percaya diri bicara seperti itu kepadanya.

"Hei Nyonya, kau kesurupan ya? Wajahmu di penuhi keriput dan tubuhmu juga sangat gendut, sama sekali tidak cocok dengan kriteria wanita cantik seperti yang kau sebutkan tadi!" tandas Ten dengan kesalnya.

"Kurang ajar, berani-beraninya kau bicara sekasar itu di wilayahku. Kau cari mati ya" teriak wanita itu murka.

Ten memutar bola matanya jengah. Dia malas berurusan dengan lalat gemuk ini.

"Sudahlah, tidak perlu berteriak heboh seperti itu. Sekarang katakan padaku makhluk yang tinggal di kamar ini ada atau tidak?" tanya Ten sambil menunjuk pintu kamar Taeyong.

"Cih, dasar lelaki tidak tau malu. Setelah memakiku masih berani pula kau bertanya padaku. Lelaki tidak berguna itu tidak ada di kamarnya. Semalam ada seseorang pria yang membawanya pergi" jawab wanita itu ketus.

Kening Ten mengernyit. Pria?

"Memangnya pria bodoh mana yang mau membawa makhluk kecil itu pergi?"

"Mana aku tau. Memangnya aku induknya" sahut wanita itu.

"Dasar tidak berguna. Kau kan salah satu penghuni di rusun kumuh ini"

"Sialan. Akulah pemilik tempat ini bodoh. Huh, kau dan lelaki tidak berguna itu ternyata sama-sama tidak punya otak. Buang-buang waktuku saja" gerutu wanita itu.

Istri Kecil Milik CEO  [ JAEYONG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang