"Pak Jun, kenapa aku tidak pernah melihatmu makan?" tanya Taeyong sembari mengunyah makanan.
Taeyong baru saja bangun pukul sembilan pagi tadi. Dan saat ini dia sedanh berada di meja makan untuk sarapan di temani oleh pak Jun dan beberapa pelayan yang kini sudah menjadi teman baiknya selama dia di kurung.
"Nona cukup memanggil saya Jun saja. Tidak perlu ada embel-embel pak-nya" jawab Jun.
"Itu tidak sopan. Bagaimanapun aku kan lebih kecil dari pak Jun"
Jun tersenyum. Nona kecilnya ternyata sangat menjunjung tinggi harga kesopanan.
"Baiklah jika itu yang Nona inginkan"
Taeyong mengangguk.
"Pak Jun, kau belum menjawab pertanyaanku tadi" ucap Taeyong sambil menatap kearah pria yang dia panggil pak Jun.
Jun bingung harus menjawab apa. Sebagai seorang mutan tentu saja dia tidak membutuhkan makanan afau minuman seperti manusia pada umumnya. Tapi dia tidak mungkin mengakui hal itu di hadapan Nona Taeyong.
"Saya selalu makan di belakang bersama yang lainnya Nona" sahut Jun beralasan.
"Oh.. aku pikir karena pencernaan pak Jun rusak jadi pak Jun tidak pernah makan" ucap Taeyong mengerti.
Para pelayan tersenyum lucu mendengar perkataan Nona mereka.
"Tidak Nona, saya baik-baik saja"
Taeyong mengelap mulutnya dengan tisu setelah sarapannya habis. Dia kemudian duduk sambil bertopang dagu.
'Kalau aku terus menjadi pengangguran seperti ini bagaimana dengan nasibku ke depannya? Tidak bisa, aku harus memikirkan cara agar bisa mendapatkan pekerjaan. Tapi dimana?' Batin Taeyong.
Saat Taeyong sedang bingung, tiba-tiba saja sebuah ide muncul di kepalanya. Dia kemudian menoleh kearah para pelayan.
"Pak Jun?" panggil Taeyong dengan senyum sumringah.
Jun yang melihat senyum aneh di bibir Nona kecilnya mulai waspada. Seminggu lebih mengenalnya membuat Jun cukup tau kalau senyuman itu adalah sebuah pertanda kalau Noan kecilnya sedang menginginkan sesuatu.
"Iya Nona Taeyong. Ada apa?" tanya Jun was-was.
"Di masion ini ada lowongan pekerjaan untuk menjadi pelayan tidak pak?" tanya Taeyong penuh harap.
Kening Jun mengerut.
"Memangnya siapa yang ingin bekerja Nona?"
Taeyong tersenyum.
"Aku"
Benarkan. Senyuman tadi benar-benar pertanda buruk. Tebakan Jun tidak salah karena Nona kecilnya memang menginginkan sesuatu. Dan keinginanya adalah bekerja sebagai pelayan di masion ini.
"Nona, boleh saya bertanya?" tanya Jun dengan wajah jelek.
Taeyong mengangguk. Dia sangat berharap kalau pak Jun akan menerimanya untuk bekerja di sini.
"Kenapa Nona bisa terfikir untuk menjadi pelayan di masion ini?"
"Karena aku membutuhkan pekerjaan, Pka Jun. Manager restoran pasti sekarang sudah memecatku karena aku tidak masuk kerja selama satu minggu. Aku tidak bisa terus menjadi pengangguran seperti ini Pak Jun. Secepatnya aku harus mendapatkan pekerjaan yang baru" jawab Taeyong sambil menggoyang-goyangkan kaki seperti bocah.
Jun dan para pelayan tidak tau harus bagaimana menyikapi kepolosan Nona mereka. Tidakkah Nona mereka sadar kalau Tuan Muda Jaehyun siap menanggung segala kebutuhannya di masion ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kecil Milik CEO [ JAEYONG ]
RomanceJung Jaehyun siapa yg tidak mengenal marga Jung marga yg paling atas di negaranya ? Jung Jaehyun seorang ceo yang miliki penyakit OCD akut, akankah seseorang bisa menyembuhkan penyakitnya ?