02. Perpisahan

105 64 14
                                    

"Jika waktu bisa di putar, maka aku ingin kembali ke masa jaya orang tuaku"

-Sadewa Arzahel Dirgantara

~×~×~

Selama ke perjalanan Bandung yang menempuh waktu selama 2 jam, dan akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju yaitu Bandung.

Rey pun mulai membukakan pintu mobil itu untuk Dewa, sedangkan terlihat jika kakek Darsah sudah berdiri di depan pagar untuk rumahnya menyambut kehadiran Dewa.

"Papah kapan pulang buat jemput Dewa?" tanya Dewa, sedangkan disana ada kakek Darsah yang berada di sebelahnya Dewa dan Rey yang yang s
mulai berlutut untuk menyetarakan tinggi badan mereka.

"Papah akan pulang jika urusan papah sudah selesai dan nanti kita akan hidup bahagia seperti dahulu kala lagi," ucap Rey yang sedikit menepuk pundak Dewa agar Dewa tetap kuat, walaupun air mata Dewa sudah mulai menetas satu persatu.

"Papah, Dewa tidak ingin hidup tanpa kasih sayang dari seorang orangtua, Dewa juga masih ingin hidup dan tinggal bersama mamah papah dan Gara" Dewa pun mulai berbicara dengan suara yang sangat pilu dan wajah sendu miliknya tidak bisa di tutupi lagi, apalagi pipi Dewa yang sudah mulai basah akibat air matanya yang terus-menerus menetes.

"Jagoan papah tidak boleh nangis ya? papah janji, papah akan jemput Dewa secepatnya jadi selama sementara waktu Dewa harus tinggal bersama kakek Darsah dulu ya sayang?" Ucap Rey yang berusaha menguatkan anaknya, walaupun sedari tadi Rey berusaha menahan air matanya agar dirinya tidak di pandang lemah di depan putra sulungnya sendiri.

"Papah pamit dulu ya sayang? dan tunggu takdir yang mempertemukan kita untuk tinggal bersama lagi" Rey pun mulai menyeka air mata Dewa yang masih menetes, lalu memeluk tubuh mungil Dewa dengan sangat erat.

"Dewa sangat sayang dengan mamah papah dan Gara, kalian harus janji akan jemput Dewa setelah urusan kalian selesai?" Rey yang mendengar ucapan pilu dari Dewa pun mulai mengangguk dan mulai bangun dari jongkoknya lalu berjalan dan mulai membelakangi Dewa untuk pergi ke arah mobil.

Rey pun mulai menghentikan langkah lalu mulai menatap Dewa yang masih menangis, dan disana terdapat sosok kakek Darsah yang masih berada di sebelah Dewa dan mulai memegang kedua pundak milik Dewa.

Tidak lama Rey pun mulai berjalan memasuki mobil dan mulai mengemudi untuk meninggalkan pekarangan rumah kakek Darsah.

"Papah akan selalu sayang dengan Dewa, cuman takdir yang harus memisahkan kita, selamat tinggal jagoan papah" setelah mengatakan itu, Rey pun mulai menyeka air matanya lalu mulai mengemudi untuk meninggalkan kota Bandung.

oOo

"Dewa mari kita berkeliling kota Bandung bersama kakek dengan menggunakan becak?" Setelah mendengar ucapan kakek darsah Dewa hanya mengangguk dan berjalan ke arah becak milik kakek Darsah. Sedangkan kakak darsah mulai duduk di kursi pengemudi, lalu mulai mengayunkan becak itu dan berjalan ke arah taman kota bandung (alun alun kota Bandung).

"Kota bandung memang seindah itu ya kek?" rasa sedih Dewa seketika hilang saat kakek darsah mengajak nya untuk berkeliling kota Bandung. bahkan singgah ke pinggir jalan untuk seekor ikan cupang.

"Dewa mau ikan cupang tidak?" kakek darsah memang berniat membelikan Dewa sebuah ikan cupang agar Dewa tidak merasa kesepian selama berada di rumah nanti.

Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang