11. Kenapa harus badut

34 8 0
                                    

"katanya kalau orang yang sudah meninggal tidak akan  datang ke mimpi kita lagi berarti jiwanya udah tenang di surga sana, tapi kenapa aku sangat merindukannya?"

-Sadewa Arzahel Dirgantara

Sepulang sekolah Dewa lebih memilih untuk tidak langsung pulang melainkan berusaha mencari pekerjaan karna dirinya merasa tidak enak jika harus terus-menerus menumpang dengan keluarga Baskara.

Tidak terasa Dewa sudah berjalan cukup jauh dari kawasan sekolah untuk pergi berkeliling dan tidak lama Dewa pun sudah tiba di balai kota. Dan tidak lama Dewa mulai mendengar suara canda tawa dari anak anak yang dengan riang mulai bermain bersama badut dan tidak lama senyuman tersungging di wajah indah milik Dewa.

"Badut?" Tidak lama Dewa pun mulai mendapatkan sebuah ide.

Dewa mulai duduk di pinggir jalan menunggu anak anak itu pulang. 21 menit kemudian seluruh anak anak pun mulai pulang bersama kedua orangtuanya masing-masing, dan yang tersisa sekarang hanya ada seorang badut dan Dewa saja di sana.

Dewa pun mulai berjalan mendekat ke arah badut itu yang mulai melepaskan kepala boneka badut milik miliknya.

"Pak saya mau tanya, bapak dapat costum badut kaya gini di mana? Kalo saya boleh tau" Bapak itu pun mulai menatap Dewa dari atas hingga bawah, nampak terlihat begitu heran dengan perkataan Dewa yang tiba-tiba menanyakan dimanakah dirinya mendapatkan costum badut miliknya.

"Tapi kamu adalah seorang murid SMA kenapa ingin sekali menjadi seorang badut?" Dewa hanya diam dirinya bingung bagaimana ingin menjelaskannya tapi jujur saja Dewa sangat membutuhkan pekerjaan ini sekarang.

"Saya lagi butuh pekerjaan pak maukah bapak meminjamkan costum badut ini untuk saya?" Bapak itu hanya mengangguk lagipula dirinya mulai merasa iba yang melihat tekadnya Dewa yang ingin sekali menjadi seorang badut demi memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

"Baiklah saya akan meminjamkannya tapi jaga baik baik" Dewa yang mendengar itupun mulai tersenyum lebar. Akhirnya dirinya memiliki perkerja sampingan tanpa harus membebani keluarga Baskara lagi.

"Terimakasih pak" bapak itu hanya mengangguk dan melepaskan costum badut itu. Dewa yang mengerti arti tindakan bapak itu mulai mengambil costum badut itu dan mulai mengenakannya.

"Saya pulang dulu nanti kamu datang saja ke alamat ini" sebelum bapak itu pergi dirinya menyempatkan diri memberikan sepercik kertas yang berisi tentang alamat si bapak.

Dewa pun mengangguk dan menyimpan kertas itu lalu mulai berjalan pergi ke arah balai kota yang luas dan banyak anak-anak di sana.

"BADUT BADUTT" para anak-anak yang mendengar jika ada badut datang pun mulai menyerbu ke arah badut itu.

Baru saja Dewa datang dirinya langsung di serbu oleh para anak anak yang mulai mengajak Dewa bercanda dan bermain bersama.

Baru saja Dewa datang dirinya langsung di serbu oleh para anak anak yang mulai mengajak Dewa bercanda dan bermain bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang