Bab 3 𖦆malam kelabu𖦆

97 57 11
                                    

Bandung 22 Mei 2019

"ketidak beruntungan seorang anak adalah di saat dia iri melihat seorang anak yang mendapatkan kehangatan kasih sayang dari kedua orangtuanya sedangkan aku tidak"

-Sadewa Arzahel Dirgantara

beberapa hari berlalu dan akhirnya di mana dewa tidur di kamarnya sendiri, dewa hanya diam duduk di atas kasur dengan menatap bulan dan bintang yang sangat indah malam itu di depan jendela bahkan ikan cupang kesayangannya yang bernama gembul pun berada di sana

"gembul kenapa tuhan memberikan dewa ujian seberat ini ya?" dewa mulai berbicara kepada ikan cupang miliknya sendiri tatapannya tidak luput dari bulan yang nampak sangat bersinar

suasana hati dewa sekarang sedang kacau bahkan suasana sekarang sangat dingin dan sepi seakan-akan sedang berpihak kepada kesedihan dewa

"dewa kangen sama mamah papah, dewa juga kangen sama gara dewa pengen kehangatan yang dulu dewa rasakan bersama kedua orang tua dewa bahkan gara" dewa yang terhanyut dalam kesedihan sehingga tanpa sadar air matanya menetes dirinya tidak tahu kenapa takdirnya semenyeramkan ini di usia yang masih sangat dini

"mah...pah...dingin dewa ingin di peluk oleh mamah sama papah, pasti gara enak ya disana di peluk oleh kalian? dewa iri melihat orang yang mendapatkan kehangatan dari orang tuanya" air matanya semakin mengalir dirinya meluapkan emosi dan rasa sedih nya, untung saja kakek sudah tidur dan artinya suara tangis dewa tidur akan terdengar

tanpa sepengetahuan dewa, sebenarnya kakek darsah berada di luar dirinya merasakan sesak di saat mendengar suara tangis dan cara dewa yang mengeluh di malam yang sangat menyeramkan ini

tiba-tiba pintu kamar dewa terbuka memperlihatkan kakek darsah yang berada di depan pintu

"nak dewa belum tidur?" ucap parau pada dewa sebenarnya dirinya mengetahui apa yang sebenarnya sedang dewa lakukan

seketika dewa yang mendengar ucapan darsah seketika mulai mengusap air matanya hingga tidak tersisa dan mulai berbalik

"dewa hanya melihat bulan kok kek, bulan nya sangat indah tapi tidak seindah takdir dewa" ucap pilu dari dewa sungguh sangat terlihat jika dewa dalam posisi rapuh sekarang

kakek darsah yang mengetahui itu mulai berjalan ke arah dewa lalu duduk di sebelah dewa

"nak dewa jangan selalu bersedih seperti ini, ini adalah takdir yang harus dewa jalani bukan dewa sesali, tuhan tidak pernah memberikan ujian kepada hambanya di luar kemampuannya" kakek darsah mulai menyeka air mata dewa dan mulai mengelus pucuk kepala dewa, dia tahu ujian dewa terlalu berat baginya di usia muda ini

"ketidak beruntungan seorang anak adalah di saat dia iri melihat seorang anak yang mendapatkan kehangatan kasih sayang dari kedua orangtuanya sedangkan aku tidak" ucapan dewa mampu membuat kakek darsah terdiam seribu bahasa

"nak dewa tidur aja yuk? sini tidur di pangkuan kakek" dengan cepat kakek darsah mengubah topik dan menyuruh dewa untuk cepat tidur supaya dewa tidak semakin hanyut ke dalam kesedihannya

~×~×~

keesokan harinya dewa merasakan cahaya menembus kelopak matanya, lalu dewa pun segera bangun sembari meregangkan tubuhnya dan mengusap matanya untuk menormalkan cahaya yang memasuki pupil matanya

"dewa bangun sini bantuin kakek" dewa yang baru saja bangun mendengar suara kakek darsah memanggilnya dan dengan cepat dewa beranjak bangun dan pergi ke halaman belakang

"ada apa kek?" dewa melihat kakek darsah yang sibuk mencabuti rumput dan melubangi tanah untuk memasukan benih jagung dan sebuah batang singkong untuk di tanam

"bantuin kakek tanam jagung sama singkong ya?" dewa dengan sigap membantu kakek darsah untuk menanam jagung dan singkong

terdapat lahan di pinggiran yang memang sudah di tumbuhi dengan singkong dan jagung

"dewa mandi dulu ya, biar kakek siapin buat sarapan" dewa hanya mengangguk dirinya ingin sekali mengeluh untuk hari ini memakan ayam goreng karna biasanya setiap sarapan dewa selalu memakan ayam goreng buatan ibunya

sesudah dewa mandi dirinya pun keluar dari kamarnya, nampak dewa terlihat cukup rapi walaupun rambut panjangnya masih sedikit berantakan akibat basah

"kakek hari ini kita makan apa?" dewa dengan polos bertanya makanan hari ini kakek darsah yang sebelumnya melihat isi duit simpanan yang memang pas-pasan apalagi sebentar lagi dewa harus bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan itu membutuhkan modal untuk beli seragam sepatu bahkan buku tulis

"kita makan singkong dulu ya? soalnya kakek ga sempet beli beras mungkin tokonya masih tutup makanya sementara kita makan singkong dulu" raut wajahnya dewa seketika berubah dirinya berharap jika sarapan pagi ini adalah ayam goreng tapi jangankan mendapatkan ayam goreng, untuk mendapatkan nasi saja dia tidak bisa

"tapi kek dewa mau makan nasi sama ayam" suara dewa terdengar kecewa karna mengetahui dirinya harus memakan singkong rebus saja, sebenarnya dewa sangat anti dengan singkong rebus dan singkong goreng tapi mau tidak mau dia harus memakan itu demi mengganjal perut nya dari rasa lapar

"nanti kapan kapan kita makan ayam sama nasi ya? tapi hari ini kita makan singkong dulu kakek harap dewa ngerti" dewa hanya mengangguk pasrah dan saat kakek darsah membuka panci dengan asap yang menyebar begitupula dengan kakek darsah yang mengangkat singkong itu ke atas piring

"nih makan nya bareng gula biar rasanya lebih enak" dewa hanya diam dan melihat kakek darsah yang meletakkan sepiring singkong dan gula lalu kakek darsah mencocolkan singkong itu di gula lalu memakannya

"makan kaya gini nanti rasanya makin enak" dewa yang melihat kakek darsah melakukan itu mulai mengikutinya, dan setelah memakan singkong dengan cocolan gula membuat dewa tersenyum

"kakek ini enak banget dewa suka" dewa dengan ria memakan singkong itu kakek darsah sedikit senang walaupun dengan makanan yang sederhana mampu membuat dewa tersenyum gembira

"nanti kapan kapan kalo kakek punya banyak uang, kita bakal makan ayam goreng seperti apa yang dewa minta" dewa yang mendengar itu membuat senyum dewa mengembang dengan cepat terlihat dewa sangat gembira dengan apa yang kakeknya katakan

"beneran ya kek? dewa sayang banget sama kakek" kakek darsah hanya mengangguk dan tiba-tiba mendapatkan pelukan secara tiba-tiba

setelah mereka memakan sarapan yang sangat sederhana, kakek darsah berniat untuk narik becak agar dewa bisa makan ayam seperti yang dewa inginkan

Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang