Bandung 2 Juni 2019
"andai aku masih tetap tinggal bersama kalian, maka aku tidak akan merasakan yang namanya kesengsaraan di setiap harinya"
-Sadewa Arzahel Dirgantara
Di hari pertama kalinya dewa memasuki jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, dewa bersekolah di SMP Taruna Bangsa di mana sedang di adakan mpls untuk semua peserta didik baru
Di saat perkenalan di mana setiap siswa memakai tanda pengenal yang terbuat dari karton yang di kalung kan di leher mereka
Di saat giliran dewa untuk perkenalan di depan banyak orang dewa merasa takut dan gugup lalu kakak osis mulai mempersilahkan dewa itu melakukan perkenalan seperti siswa lainnya
"Perkenalkan nama aku Sadewa Arzahel Dirgantara aku tinggal bersama kakek ku, kakek ku berkerja sebagai tukang becak di sekitar sini jadi salam kenal ya" setelah dewa memperkenalkan dirinya di hadapan siswa lain ada salah satu ucapan siswa yang membuat nya terdiam
"berarti anak miskin ya? kok tinggal bareng kakek sih? anak yatim-piatu atau memang di buang sama orang tuanya?" ucapan dari salah satu siswa itu mampu membuat semua orang di sana terdiam termasuk dewa yang menahan air matanya setelah mendengar ucapan anak laki laki itu
"Dio jangan seperti itu, bersikap dengan sopan jika tidak kakak akan melapor kepada guru atas sikap ketidak sopanan mu" ketua osis mulai menegur dio sedangkan dio memutarkan matanya dengan kesal
"maafkan atas ucapan dio ya dewa, sekarang silahkan duduk" dewa hanya mengangguk mendengar ucapan ketua osis itu sebenarnya yang dio ucapkan mungkin memang benar dirinya hidup dalam serba kekurangan setelah di tinggalkan bersama kakeknya dan apa mungkin benar dewa di buang oleh kedua orang tuanya kepada kakeknya?
setelah sibuk dengan kegiatan mpls dan sekarang waktunya untuk memakan bekal yang di bawakan dari rumah, memang sebelumnya sudah ada pemberitahuan jika siswa didik wajib membawa bekal untuk makan bersama
saat dewa mengambil bekal yang sengaja kakeknya berikan dan meletakkan di dalam tas dewa tidak hanya ada kotak bekal melainkan ada sekotak susu coklat, dewa tidak mengetahui yang kakeknya bekal kan itu apa dan dewa harap itu makanan semacam mie atau nasi dengan lauk saat ingin dewa buka tiba-tiba terdengar pemberitahuan jika semua siswa baru wajib berkumpul di aula untuk makan bersama.
dewa dan siswa lain beranjak untuk pergi ke aula, di saat semua siswa mulai mencari tempat duduk dewa memilih untuk duduk di pinggir di bandingkan di tengah tengah
dan di saat doa makan sudah terdengar dan waktunya siswa untuk makan, dewa terdiam saat melihat bekalnya hanya ada singkong dengan sebungkus gula. walaupun itu dewa tetap memakan bekalnya walaupun banyak pasang mata menatap ke arah bekal dewa bahkan tidak segan orang orang membicarakan tentang dewa dan apa yang dewa bawa untuk dirinya jadikan bekal
"kenapa kalian menatap ku seperti itu?" setelah salah satu siswa mulai menjawab pertanyaan dewa dengan kasar siapa lagi kalo bukan Dio
"aduh orang miskin ga usah belagu sok bawa bekal padahal bekal nya cuman singkong rebus pake gula, malu maluin lagian orang miskin kok bisa sekolah di sini ya??" ucapan dio membuat semua orang yang mendengar nya terdiam terutama dewa yang merasakan goresan yang begitu dalam di hati mungil nya.
ingin sekali dewa memakan makanannya tapi nafsunya hilang apalagi setelah apa yang dia dengar, jika seperti ini lebih baik dewa tidak membawa bekalnya ke aula dan hanya meminum susu coklat nya saja
"aku seburuk itu ya? dewa ga nyangka dunia sekejam ini tanpa mamah papah dan gara" dewa hanya bisa mengeluh di dalam hatinya jika dewa mengeluh kepada kakek nya pasti akan semakin menambah beban kakek darsah
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)
Novela Juvenil"tapi dewa masih mau tinggal bersama mamah papah dan gara" melihat dewa yang seperti itu gara mulai merangkul dewa dan memeluk nya "mungkin ini hari terakhir kita bersama, anggap aja ini bukan hari terakhir kita bersama anggap aja jika ini adalah pe...