Bandung 1 Juni 2019
"Mau bagimanapun ceritanya, meskipun ada banyak rintangan yang harus di hadapi, mengikhlaskan tetap endingnya meskipun ada banyak kesulitan yang harus di jalani, mengikhlaskan tetap menjadi jalan keluar terbaik yang harus di ambil"
-Sadewa Arzahel Dirgantara
Setelah Dewa pingsan akibat kelelahan dia pun akhirnya bangun dan yang dewa rasakan pertama kali yaitu bau obat yang khas dan kepalanya yang pusing.
Dewa pun mulai membuka kedua matanya secara perlahan sesekali Dewa menggosok mata nya untuk menormalkan cahaya yang masuk ke dalam pupil matanya.
"Kenapa aku bisa disini?" Dewa nampak bingung kenapa dirinya bisa terbaring di kasur rumah sakit, karna sebelumnya dirinya berada di ruang tunggu menunggu kakeknya sembari meratapi nasib
"Kamu tadi pingsan" tiba-tiba suster datang untuk memeriksa keadaan Dewa
Dengan cepat Dewa pun beranjak bangun dari kasur rumah sakit itu, dia ingin sekali pergi ke ruangan kakek Darsah karna sedari tadi Dewa sangat khawatir dan takut kakek kenapa-kenapa
"Mau pergi kemana? Tubuh mu sangat lemah sekarang" Suster itu mulai mencegat Dewa untuk pergi dari ruangan itu
"Lepasin aku, Aku ingin pergi ke ruangan kakek" Dewa mulai memberontak dia tidak memikirkan kondisi nya sekarang, Tapi yang lebih dia khawatirkan adalah keadaan kakek nya
"Kakak Darsah sedang beristirahat sekarang dan jika kamu mengganggunya maka itu akan mempengaruhi kesehatan kakek Darsah" Dewa pun hanya bisa diam setelah mendengar ucapan suster itu yang ada benarnya juga
Dewa pun mulai duduk di atas kasur rumah sakit itu dengan diam, Pandangan yang kosong dan hal itu memperlihatkan kerentanan tubuh dewa yang sangat rentan sekarang pikirannya kacau, banyak yang harus dia pikirkan
"Bagimana jika kakek pergi? maka dewa akan tinggal bersama siapa?"
Nanti Dewa akan mendapatkan uang darimana untuk membelikan kakek obat?"
"Nanti Dewa dan kakek makan apa kalau kakek tidak bisa narik becak?"Pikiran dewa campur aduk, dirinya bingung harus ngelakuin apa untuk bertahan hidup dirinya sangat ingin menyerah tapi tidak bisa
~×~×~
Kesokan paginya dewa mau tidak mau harus pulang dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dirinya mulai menatap rumah yang sepi tanpa keberadaan kakeknya.
"Kapan papah sama mamah jemput Dewa, Dewa kangen sama kalian dan Dewa juga kesian liat kondisi kakek seperti ini" Dewa pun memasuki rumah yang kosong dan sepi itu dirinya mulai memasuki kamarnya dan mengambil handuk lalu berjalan ke arah dapur lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri
Sesudah Dewa bersiap-siap Dewa pun mulai memasang sepatutnya dan mengunci pintu lalu berjalan untuk keluar dari pekarangan rumah dengan lesu
"Dewa laper tapi uang Dewa ga cukup beli makanan, uang Dewa pas-pasan buat bayar uang buku jika Dewa tidak bayar uang buku nanti Dewa ga bisa belajar" Selama berjalan Dewa hanya menunduk dan sesekali menendang kerikil
"Dewa harus ngapain supaya bisa ketemu sama mamah papah?" Saat dewa berjalan dirinya melihat sebuah poster di tiang listrik
Itu adalah poster list harga pesawat untuk pergi ke luar negri, lalu dengan cepat Dewa pun mulai mendapatkan ide untuk menabung dan pergi ke Austria untuk menemui kedua orangtuanya dan gara
Setelah Dewa berjalan ke dengan menempuh waktu sebanyak 20 menit akhirnya dirinya sampai di gerbang sekolah, lalu Dewa mulai berjalan memasuki lorong sekolah untuk ke kelasnya tapi tiba-tiba dirinya melihat Dio dan ken yang berjalan ke arahnya
![](https://img.wattpad.com/cover/369591649-288-k56034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)
Novela Juvenil"Tapi Dewa masih ingin tetap tinggal bersama Mamah Papah dan Gara" melihat Dewa yang seperti itu Gara mulai merangkul Dewa dan memeluk nya. "Mungkin ini hari terakhir kita bersama, anggap saja jika ini bukan hari terakhir kita. anggap jika ini semua...