"Tidak apa apa jika hari ini aku gagal, mungkin ada hari esok di mana aku berhasil untuk mewujudkan impian ku yang tidak seberapa"
-Sadewa Arzahel Dirgantara
Di malam hari yang cerah, Dewa sedang duduk di depan jendela nya dan menatap awan malam yang gelap tetapi masih di isi oleh terangnya cahaya bulan dan bintang.
Bagi Dewa ini adalah hari yang sering di nanti-nantikan olehnya tapi tidak untuk tahun ini. Karna ulang tahunnya tahun ini tidak seistimewa ulang tahunnya di tahun sebelumnya.
"Ulang tahun Dewa tahun ini di rayakan oleh mamah papah ga ya?" Dewa pun mulai menatap terangnya bulan di malam hari itu. Sembari memegang erat notebook miliknya yang dia hias sedemikian rupa dan notebook itu Dewa jadikan sebagai buku diary nya.
Tepatnya di pukul 23.59 WIB Dewa pun mulai mengambil roti tawar dengan lilin kecil di atasnya.
Dan tibanya di hari yang Dewa tunggu-tunggu pada tanggal 21 Juni 2023 tepatnya pada pukul 00.00 WIB.
"Gapapa tahun ini ulang tahun Dewa tidak bisa bareng kalian, mungkin tahun depan ulang tahun Dewa bisa di rayakan bersama kalian semua" Dewa mulai meniup lilin itu hingga padam dirinya menahan air matanya yang hampir menetes, tidak lupa Dewa membuka notebook itu dan mengeluarkan pena lalu Dewa pun tuliskan wish nya tahun ini.
LIST 2023
-KAKEK SEMBUH DARI PENYAKITNYA
-BERTEMU KEDUA ORANGTUA DAN GARA
-HIDUP AKU SEPERTI ORANG LAIN
-MEMILIKI BANYAK TEMAN
-BERHENTI HIDUP SUSAH
-DAPAT PELUKAN HANGAT DARI KALIAN SEPERTI DULUDewa mulai menatap notebook yang sudah tertuliskan wish nya tahun ini. Dewa berharap keinginan nya yang tidak seberapa ini di kabulkan oleh Tuhan.
"Kayanya Dewa harus nabung buat samperin mamah papah di Australia, mamah papah kan ga punya uang buat ajak Dewa ke Australia jadi kalo uang Dewa udah banyak Dewa mau samperin mereka dan tinggal bersama mereka tanpa harus membebani mereka!!" Dewa mulai bangun dan meletakkan notebook dan pulpen nya lalu berlari ke arah lemari berharap menemukan celengan untuk nya menabung.
"Rasanya ada tabungan kemarin yang ga ke pake Dewa pake itu aja deh buat nabung dan samperin mamah papah" Akhirnya yang celengan yang Dewa cari pun di temukan. Celengan berbentuk ayam jago.
"Alhamdulillah celengan nya udah ada" Dewa meniup celengan itu lalu menggosak nya agar debu itu menghilang.
"4 tahun berlalu tapi kenapa mamah papah belum jemput Dewa? Apa mereka sudah tidak menganggap Dewa lagi sekarang?" Dewa hanya bisa terdiam menatap ke arah tabungan ayam jago itu.
"Apakah mereka hidup bahagia di sana tanpa keberadaan ku selama 4 tahun? Apakah mereka tidak merindukan ku? Kenapa mereka tidak pernah memberikan ku kabar bahkan untuk berjumpa kebandung?" Dewa hanya menghela nafasnya sembari memijati pangkal hidung nya. Sungguh semakin dewasa Dewa selalu merasa beban hidupnya selalu bertambah hari kian hari.
"Apakah aku masih pantas untuk mendapatkan kebahagiaan?" Dewa mulai diam tapi bukan sembarang diam yang sekarang Dewa rasakan dia merasakan seakan-akan pikirannya sedang berkelahi di dalam otaknya.
Tiba-tiba kakek Darsah mulai masuk tanpa mengetuk pintu membuat Dewa mulai sadar dari lamunannya.
"Ada apa kek? Tumben masuk kamar Dewa ga di ketok?" Kali ini posisi duduk Dewa sengaja dia ubah untuk menghadap kepada kakek Darsah.
"Nak kakek boleh tidur disini?" Dewa yang mendengar itu mulai tersenyum.
"Mari kek," ucapannya Dewa
"Nak kakek punya suatu buat kamu, pasti kamu senang banget" Dewa yang mendengar ucapan kakek Darsah seketika mulai meletakkan tabungan ayam jago itu di pinggir dan berjalan mendekat ke arah kakek Darsah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa -kehilangan masa kecil (TAHAP REVISI)
Ficção Adolescente"tapi dewa masih mau tinggal bersama mamah papah dan gara" melihat dewa yang seperti itu gara mulai merangkul dewa dan memeluk nya "mungkin ini hari terakhir kita bersama, anggap aja ini bukan hari terakhir kita bersama anggap aja jika ini adalah pe...