02 › Khana.

907 48 2
                                    

Arwalla Khana sadar diri, dirinya hanyalah anak yang berasal dari panti asuhan; Memilih hidup mandiri setelah lulus SMA, ia meninggalkan panti dengan tabungan uang jatah saku dari panti yang ia simpan.

Bermulai dari mencari kost-an terdekat kampus di mana Arwalla mendapatkan beasiswa, ia baru mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang meski tidak begitu penuh; Ia mengambil banyak shift pekerjaan di berbagai toko dan resto yang ada di sekitar kost-an atau kampus. Meski begitu, ia tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa, ia juga fokus, malahan membuka joki laporan untuk teman-temannya. Otak cerdasnya itu sangat menguntungkan dirinya dalam kondisi krisis keuangan.

Tiga bulan lalu ia tanpa sengaja bertemu dengan sosok Essaka Gathama, mahasiswa Manajemen juga, benar-benar tanpa sengaja. Pemuda berwajah tegas itu, sering Arwalla temui tanpa sengaja, entah di resto atau kafe tempatnya bekerja atau bahkan pernah sekali di alamat kost-annya, "Gue nyasar." Alasan Essa saat kepergok Arwalla sedang berdiri di depan gerbang kost-annya dan dari situlah, Arwalla mulai terbiasa melihat pemuda itu berada di sekitarnya, entah disengaja atau tidak, lagipula Arwalla tidak mempunyai hak untuk mengusir pemuda yang status sosialnya jauh berada di atasnya; Yang ada nanti ia dibicarakan buruk oleh teman lingkup kampusnya.

Tiba kalanya setelah satu Minggu kenal, Essa dengan lancang mengakui Arwalla sebagai miliknya. Sungguh, demi apa pun Arwalla sangat malu karena para mahasiswa kampusnya menatapnya tidak ada arti, kebencian? Tapi, siapa yang berani membenci orang yang kapan saja mau meringankan beban kampusnya? Maksudnya.. hampir semua mahasiswa-mahasiswi berlangganan joki tugas pada Arwalla dan jangan lupakan.. Shada Raloka, putra salah satu dosen kampus yang merupakan teman dekat Arwalla, pemuda bermata sipit itu pasti akan maju paling depan untuk melindungi Arwalla saat ada orang yang memaki teman dekatnya itu. Selain dekat dengan Arwalla, Shada juga dekat dan kenal dengan Essa yang tentunya karena urusan bisnis keluarga keduanya, Shada juga tahu mengenai hubungan yang terjalin antara teman dekatnya; Antara Arwalla dan Essa.

Tapi, seberapa dekat Shada dengan Arwalla dan Essa? Seberapa? Apa Shada sudah tahu jika hubungan asmara kedua teman dekatnya itu sudah berakhir sekarang? Apa dia tahu kalau Arwalla sering bermain dengan kekasihnya? Dengan Sastra Askara? Apa Shada tahu kalau apartemen yang dihuni Arwalla saat ini adalah pemberian dari Sastra, kekasihnya? Jawabannya tentu tidak um.. lebih tepatnya belum mengetahui, tapi, bayangkan jika pemuda bermata sipit itu tahu.. sungguh, akan mengerikan bukan jika ia menghancurkan sosok Arwalla dalam sekejap?

"Sas, aku disuruh pulang sama Mama."

Sastra berdehem saat kekasihnya beranjak dari pangkuannya dan membereskan bungkus makanan yang berserakan di atas lantai tempat mereka duduk bermain PS, "Mau aku antar, Sha?"

"Ngga, sopir sudah di depan." Tolak Shada setelah membuang bungkusan sampah makanan lalu meraih handphonenya yang ia letakan di atas meja. "Aku pulang, jangan begadang." Pamit Shada sebelum meninggalkan apartemen Sastra setelah mendapatkan balasan berupa anggukan dari sang pemilik apartemen.

Klek

Pintu tertutup begitu Shada benar-benar meninggalkan apartemennya, Sastra tertawa pelan sebelum meraih handphonenya setelah mematikan PS, ia menghubungi seseorang yang langsung tersambung, "Gue ke apart lo atau lo ke apart gue?"

"Tapi.. Shada?"

"He had gone home, lo gak ada alasan."

youth

"Aku pulang.. lho, Essa?"

Langkah Shada terhenti setelah mendapati teman dekatnya duduk di salah satu sofa ruang tamu sembari bermain handphone.

16. Youth, dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang