04 › Terbebas.

460 36 0
                                    

"Unghhh.."

Arwalla mengeliat di atas ranjang besar milik Sastra, seolah tidak merasakan keberadaan sang pemilik ranjang yang padahal semalam tidur bersamanyaㅡ"Umnh, Sas..?" Panggil Arwalla saat kedua matanya terbuka sepenuhnya, ia beranjak duduk melihat sekeliling kamar.

"Sas?" Panggilnya lagi, Arwalla melihat jam yang jelas-jelas menunjukkan baru jam enam pagi tapi kenapa Sastra tidak ada di dalam kamar?

Arwalla beranjak keluar memastikan apakah Sastra sudah siap di luar untuk menjemput Shada? Tapi, ternyata nihil seperti sebelumnya, Arwalla menghela nafas heran. Tidak mungkin Sastra berangkat ke kampus tanpa membangunkannya yang hanya untuk diperintahkan membuat sarapan kan?"

"Sastra.. astagaaa." Keluh Arwalla tanpa ambil pusing ia membersihkan diri lalu membuat dan memakan sarapan dan kemudian membereskan apartemen Sastra sebelum berangkat ke kampus jam sembilan nanti.

Sesampainya di kampus, Arwalla bertemu Shada yang tiba-tiba menyeretnya ke kantin padahal sepuluh menit lagi jam kuliah mereka dimulai.

"La, tahu Sastra gak?" Tanya Arwalla tiba-tiba membuat Rakasa tersedak minumannya, "Sorry.."

"Aku gak apa-apa. Sastra ya? Aku gak tahu, Sha." Saut Arwalla sekenanya, ia memang tidak tahu kan?

"Yah, dari kemarin malam Sastra gak jawab telpon sama pesanku.. aku khawatir."

Arwalla mengangguk, ia memang tahu pasal ituㅡSemalam Sastra sengaja mengabaikan pesan bahkan telpon dari Shada. Shada yang malang, pacarmu itu brengsek! Umpat Arwalla dalam hati.

"Tanya Essa?" Usul Arwalla.

"Essa?" Ulang Shada diangguki Arwalla, "Essa juga gak jawab telponku, La."

"Eh?"

Shada menghela nafas, "Jangan sampai mereka berdua menginap di bar."

"Maksudmu?"

"Pacarmu itu suka mencari gara-gara sama Sastra, La. Aku pernah gak sengaja baca chat Essa, dia taruhan mau kasih jalang ke Sastra kalau Sastra menang balapan." Omel Shada dengan raut kesal yang jelas terlihat pada wajah manisnya.

Arwalla tersenyum miris mendengar omelan panjang Shada, bahkan aku salah satu taruhan yang berhasil dimiliki Sastra, Sha.

"Untungnya saat itu Sastra kalah!"

"Untungnya.." Lirih Arwalla yang dil anjutkan dalam hatinya untungnya taruhan itu beruntung..

Detik berikutnya Shada menatap serius Arwalla yang tanpa sadar telah membuat gugup, "La."

"Huh?"

"Putusin Essa sekarang sebelum kamu ditaruhin buat saingannya, Essa itu bahaya." Cerca Shada membuat hati Arwalla meringis.

Aku udah lama ditaruhin bahkan buat Sastra dan yang bahaya atau mungkin lebih berbahaya itu bukan Essa, Sha.. tapi, kekasihmu.. Sastra Askara.

Shada mengusap punggung tangan Arwalla yang ada di atas meja kantin, membuat Arwalla tersadar dari lamunannya, "La? Aku gak mau masa muda kamu hancur karena hubungan kamu sama Essa, please ya.. putusin Essa?"

Permintaan Shada lebih tepatnya seperti memohon pada Arwalla yang rasanya ingin sekali Arwalla jawab dengan nada tinggi bahwa ia sudah lama putus dengan Essa dan masa muda? Apa itu masa muda? Arwalla bahkan sudah tidak merasakan masa muda semenjak Sastra sering menjajah tubuhnya.. masa mudanya sudah hancur saat itu, saat ia memeriksakan tubuhnya ke Dokter dan dinyatakan tengah mengandung yang usianya sudah beberapa minggu, benar, Arwalla Carrie.. wajar jika itu terjadi karena sangat mustahil apabila sering dimasuki tetapi tidak menghasilkan sesuatukan? Tapi, naasnya Arwalla keguguran karena ulah Sastra yang tidak tahu jika Arwalla sedang mengandung.

16. Youth, dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang