06 › Melampiaskan.

502 31 0
                                    

"Sassh.. ngg, masukin ajaah.."

"Gak!" Tegas Sastra saat mendengar permintaan Shada yang meracau kacau karena ulahnya saat iniㅡSeks pertama kali dalam hubungan mereka. Salahkan saja Shada yang memancing Sastra yang padahal tanpa ia tau saat ini jika dominannya itu sedang stress karena kehilangan budaknya.

"Gatel, Sashh~" Rengek Shada mulai pegal dengan posisinya yang menungging di depan Sastra dengan tangan bertumpu pada meja makan yang ada di apartemen milik Sastra.

Sastra menahan pinggang Shada agar tetap tegap dan tidak terjatuh, "Kamu jangan seperti pelacur yang merengek minta dimasukin, murahan." Ujarnya sembari menggerakkan miliknya untuk menggesek sela di antara kedua paha submissivenya.

Shada menggigit bibirnya saat miliknya bersentuhan dengan milik Marvin secara berkala, "Tapi.. Sas?? Emang puas sama pahaku, ah? Sekali ajah masukinh~ kurang apasihh holeku?

Tidak ada kepuasan, Shada.

"Aku gak mau ngerusak kamu, makanya pake paha kamu. Ketatin." Jelas dan pinta Sastra di akhir kalimatnya saat Shada mulai lelah dengan posisinya.

"Terus maksud kamu ngerusak Arwalla itu apa? Pakai hole dia selama ini?"

Berhenti, Sastra berhenti bergerak bahkan menarik miliknya saat Shada menyelesaikan kalimatnya yang tiba-tiba membawa nama budaknya. "Maksud kamu apa?" Tanya Sastra dengan alis tertaut, seolah tidak tau dengan topik yang dibawa Shada.

Shada meneggapkan tubuhnya, kembali memakai celananya yang terjatuh saat melihat Sastra membenarkan pakaiannya sendiriㅡMenyudahi acara semi seks mereka. Shada berbalik untuk menatap Sastra, "Kamu pikir aku gak tahu kalau kamu sering main sama Arwalla di belakangku?"

"Sha.."

"Aku tahu, Sas." Potong Shada dengan nada kecewanya, "Kamu selama ini selingkuh sama Arwalla, kan? Bahkan having seks sama dia?" 

Sastra menatap Shada, "Dari mana?"

"Apanya?" 

"Kamu tahu aku main sama Arwalla?"

Shada menghela nafas, mengalihkan tatapannya dari Sastra. 

"Essa?" Tebak Sastra.

"Sayangnya aku tahu sendiri, isi roomchat kamu sama Arwalla, galeri kamu yang penuh sama foto naked Arwalla.. kamu bayar Arwalla berapa?" To the point Shada setelah menjelaskan, "Seenak itukah tubuh pacar Essa? Um.. mantan Essa?"

Sastra terdiam dan Shada tertawa miris melihat respon dominannya, "Kalau aku boleh tahu.. aku kurang apa sampai kamu lebih menikmati tubuh Arwalla? Kamu ternyata boros ya." Ungkap Shada secara acak membuat Sastra menaikkan alisnya. "Padahal kalau kamu sam a aku gak perlu ngeluarin banyak uang.. sedangkan kamu justru memilih Arwalla dan keluarin banyak uang dia." Lanjut Shada.

"Sha.. aku udah jelㅡ"

"Kamu emang gak ngerusak aku tapi kamu udah ngerusak temenku!" Bentak Shada saat Sastra akan mulai menyangkal.

"Dan kamu udah dirusak Essa, iya kan?" Telak Sastra, dalam sekejap ia memutar keadaanㅡMembuat Shada tertegun di tempatnya saat ia mendekat dan mengusap wajah submissivenya itu. "Aku emang ngerusak Arwalla, karena itu hakkuㅡTemenmu itu budak taruhan yang aku dapetin dari taruhan yang ditaruhin Essa waktu aku balapan ngelawan dia." Celetuk Sastra, "Dan kamu justru menyerahkan diri kamu ke Essa disaat aku bener-bener ngejaga kamu, Sha?"

Shada termangu di tempatnya. 

"Kalau begini kita impas, kan? Aku main sama Arwalla dan kamu main sama Essa?" Lanjut Sastra diakhiri dengan kecupan ringan pada bibir Shada yang sama sekali tidak membalasnya.

16. Youth, dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang