12 › Pantas?

355 27 0
                                    

Askara? Ah, apa kalian sudah bosan membaca nama belakang pemuda yang memiliki label bajingan itu? Jika iya, tidak masalah karena memang se-memuakkan itu pemuda bernama Sastra AskaraㅡPemuda yang lancang dan berani mengikat seorang submissive lain dengan status rendahan ketika pemuda itu masih memiliki submissive yang berstatus sebagai kekasihnya, bajingan ya? Dengan dalih melindungi atau tidak ingin merusak kekasihnyaㅡIa justru merusak harga diri dari kehidupan seorang submissive lain yang padahal jelas-jelas tidak bersalah, yang padahal jelas-jelas hampir tidak pernah berinteraksi dengannya.

Mungkin, jika saat ini Askara bertemu dengan ZedklenㅡYang telah dihajarnya ketika merusak bungsu AskaraㅡMungkin saja Zedklen itu akan membalas semua perkataan hina yang juga pernah dilontarkan Askara.

Memang seseorang tidak akan pernah mengerti sesuatu yang dirasakan seseorang kecuali orang itu sudah merasakannya lebih dulu. Seperti Zedklen yang tertarik dengan mendiang Sona, seperti itu pula Askara juga tertarik dengan sosok Arwalla saat fotonya ditunjukkan oleh GathamaㅡYa meskipun menyangkal, seiring dengan kegiatan tidak pantas tentunya membuat atensi Askara semakin menjadi terhadap Khana. Membayar dan memberikan fasilitas secara cuma-cuma sebagai bentuk bayaran atas apa yang diperbuatnya, Askara berpikir itu sudah cukup mengingat sosok Khana adalah anak panti yang hidup dengan pas-pas-an. Tapi, setelah fakta yang ia dapatkan malam hari ini tepat di apartemennyaㅡAskara benar-benar dibuat bungkam secara telak.

KhanaㅡNama belakang yang selama ini Sastra rendahkan itu ternyata nama belakang yang beberapa tahun lalu disanjung dengan hormat.

"Tuan Sastra? Ini data lain, data yang lebih pribadi mengenai keluarga Khana." Ujar suruhannya. Yap, Sastra menyewa suruhan atau mungkin orang dalam pemerintahan untuk mencari atau mengambil duplikat data-data penduduk yang memiliki nama belakang HanantaㅡItu ia lakukan setelah sebulan lalu mendapat informasi jika Essa gagal mencaritahu lewat Bastian.

Sastra mengambil map yang disodorkan oleh suruhannya dan langsung membaca secara detail tanpa banyak suara. "Khana ya.." Gumam Sastra yang masih fokus membaca data pribadi keluarga Khana tersebut, "Bisa mencari data pribadi keluarga Zedklen?"

"Tuan.."

Sastra melirik si pesuruh yang terlihat ragu saat mendengar nama Narsegaf.

"Saya tidak bisa untuk membocorkan data pribadi keluarga Zedklen ㅡ"

"Bayaran dari gue kurang?" Potong Sastra dengan nada serius.

Si pesuruh menggeleng, "Resikonya sangat besar.. tuan, terlebih tuan Zedklen merupakan pengacara atas."

"Gue tahu itu, gue cuma mau tahu apa hubungan Zedklen sama Khana."

"Tuan.."

"Apa? Kalau lo gak mau, yasudah. gue masih sanggup bayar suruhan lain buat mencaritahu." Ujar Sastra yang kini melanjutkan bacaannya.

"Ada satu hal yang saya ketahui mengenai Zedklen dan Khana, tuan. Mungkin anda bisa menanyakan masalah ini pada tuan Rama atau tuan Gathama."

Sastra berhenti dari aktifitasnya, ia kembali melirik si pesuruh. "Maksud lo apa? Kenapa ayah gue sama ayah Esse disangkutpautin? Apa hubungannya?" Desisnya dengan emosi yang sedikit tersulut saat nama sang ayah disebutkan.

"Tuan, duluㅡBeberapa tahun lalu banyak desas-desus mengenai persaingan perusahaan antara Khana-Askara.. dan desas-desus mengenai perselingkuhan nyonya Khana dan tuan GathamaㅡLalu muncul teori jika penyebab kejadian kebakaran rumah yang merenggut nyawa keluarga Khana itu karena salah satu desas-desus tersebut.. ada yang mengatakan kebakaran itu karena dendam kecemburuan nyonya Nathalia karena nyonya Khana berselingkuh dengan tuan Gathama, selain itu juga ada yang mengatakan kebakaran itu karena saingan bisnis ingin melenyapkan Khana, terlebih saat itu belum ada yang tahu keluarga Khana memiliki penerus atau tidak."

16. Youth, dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang