08 › Teror.

350 27 1
                                    

"Nyonya.."

Nathalia berbalik menghadap asisten pribadinya yang baru saja memasuki rumahnya. Wanita cantik tapi sayangnya bajingan itu hanya menaikkan alisnya sebagai respon atas ujaran panggilan dari sang asisten yang sudah berdiri menghadap dirinya yang siang ini sedang duduk santai diruang utama rumah Askara.

"Uhm, mungkin nyonya belum mengecek.. ada transferan uang sebesar empat ratus juta dari rekening tidak dikenal." Ujar si asisten berhasil membuat kening Nathalia berlipat dengan tatapan mata menatap tak percaya ke arah sang asisten.

"Rekening tidak dikenal, huh? Apa kau tidak mengeceknya dengan benar? pasti itu dari rekening suamiku. Aku bahkan tidak membagikan asal rekeningku pada sembarang orang." Cerca Nathalia masih kurang percaya, terlebih lagi jumlah uang yang masuk ke dalam rekeningnya itu bukan main-main besarnya. "Apa kau sudah mencari tahu rekening siapa itu dari pihak bank? mungkin ada kesalahan teknis pada pemilik rekening itu sampai uangnya bisa masuk ke dalam rekeningku." Ujarnya lebih lanjut. Tanpa banyak bicara lagi, Nathalia menghubungi pihak bank untuk bertanya lebih langsung mengenai rekening asing itu

Si asisten pribadi hanya menunduk saat melihat kekalutan sang nyonya, berdiam tanpa memberikan solusi karena terlalu takut salah.

"Ah.. itu privasi ya? tapi saya tidak mengenal siapa pemilik rekening itu.. bisakah anda memberitahu saya? saya takut jika uang yang dikirim pada rekening saya itu hanya sebuah kesalahan teknis saat memasukkan nomor rekening.." Balas Nathalia saat pihak bank tidak mau memberitahu kebenarannya mengenai pemilik nomor rekening.

Nathalia menghela nafas samar saat pihak bank tetap kekeh tidak mau memberitahunya pasal pemilik nomor rekening asing itu, "Tolong beritahu saya.. atau uhm, kirim kan kembali uang yang mereka transfer pada saya.. kembalikan empat ratus juta itu pada nomor rekening itu.." Tidak mendapat jawaban yang diinginkan, Nathalia segera menutup pembicaraan dengan pihak bank meski benaknya dipenuhi dengan banyak pertanyaan pasal siapa pemilik nomor rekening asing itu, "Sialan, konglomerat mana yang dengan seenaknya mengirim uang sebanyak itu padaku..?"

Empat ratus juta bukanlah jumlah yang kecil, itu sangatlah besar meskipun Nathalia sendiri merupakan konglomerat, bahkan dengan jumlah uang sedemikian itu dapat membeli cafe yang ia bangun sendiri, maksudnyaㅡSi pemilik nomor rekening asing itu dapat membeli habis saham cafe milik Nathalia.

"Ah, sudahlah.. aku juga tidak akan menggunakan uang itu. Mungkin benar jika pemilik nomor rekening itu salah saat mengetik nomor rekening yang seharusnya mendapatkan kiriman uang sebanyak itu, hanya kesalahan teknis." Tepis Nathalia sebelum memusatkan atensinya pada sang asisten, "Kirimkan kembali uang itu pada nomor rekening asing yang telah mengirimkan uang itu pada rekeningku." Finalnya berniat mengembalikan uang dengan jumlah tidak main-main itu pada sang pemilik nomor rekening asing tersebut.

youth

Suasana kampus saat ini berjalan normal meski tidak seperti biasanya. Sudah hampir sebulan lebih para mahasiswa-mahasiswi fakultas ekonomi bisnis tidak melihat keberadaan salah satu teman yang seringkali membantu mereka untuk mengerjakan tugas dan bahkan nomor handphone temannya itu pun tidak aktif saat dihubungi, ArwallaㅡSiapa yang tidak peka jika pemuda itu tidak ada di kampus akhir-akhir ini? Semuanya tentu peka karena semuanya juga nyaris mengenal dan meminta bantuan pada pemuda itu dalam urusan tugas. Ya, mereka masih seringkali mencari pemuda yang sering bersama Shada.

"Sha! Shada! Oy!"

Shada berbalik dengan alis tertaut, siang ini ia berniat makan siang bersama calon dominan sahnyaㅡSastra yang sudah menunggunya di taman halaman belakang kampusㅡNamun, langkahnya terhenti karena panggilan penuh nada tinggi dari pemuda bernama Gema, "Apa?"

16. Youth, dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang