13

1K 66 4
                                    

"Kita harus gimana sekarang,kak?" Lirih cala menatap kasihan bayi kecil yng anteng di gendongan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita harus gimana sekarang,kak?" Lirih cala menatap kasihan bayi kecil yng anteng di gendongan nya.

"Apa kita taruh di panti asuhan aja?" Usul varsha ngawur.

"Heh! Sadar kak, dia anak kamu!" Tentu cala yng masih waras menolak usulan itu, jelas jelas ayah
nya masih ada dan masih mampu untuk membiayai nya.

"Terus gw harus gimana,cal? Mama pasti marah kalo tau ini, apalagi bokap gw,cal" Jelas varsha frustasi.
Pria itu mengacak ngacak rambutnya.

"Tapi dia gak bersalah kak, kalian yng bikin bayi gak berdosa ini ada, dia gak pernah minta untuk ada disini" Ucap cala, di kelopak mata nya sudah menggenang air yng sebentar lagi akan jatuh.

"Maaf" Cetus varsha.

"Kita rawat aja, kakak bisa bilang dia ini keponakan aku dari desa yng orang tua nya udah meninggal, dan dititipkan ke aku" Putus cala, dan varsha hanya dapat mengangguk sebagai jawaban karena sementara ini hanya itu jalan yng terbaik.

"Makasih,cal" Lirih varsha, pria itu menunduk tak mampu menatap istri nya yng sudah berbaik hati ingin merawat anak nya dengan orang lain.

Pemandangan pertama yng cala lihat saat membuka maniknya kini berbeda dengan biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan pertama yng cala lihat saat membuka maniknya kini berbeda dengan biasanya.

Ia menarik senyumnya melihat bayi mungil yng masih terlelap.

Jujur dari dalam lubuk hati nya ia kecewa, sangat kecewa pada suami nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur dari dalam lubuk hati nya ia kecewa, sangat kecewa pada suami nya.
Tapi ia tidak akan pernah membenci bayi mungil yng tidak bersalah itu.

"Kamu mau manggil aku apa,ya?" Gumam cala bingung.

"Nanti ya kita pikiran, sekarang aku titipin kamu ke papa dulu,ya? Aku mau mandi" Ucap cala lalu menggendong anak itu membawa nya ke kamar varsha.

Tepat saat cala ingin mengetuk pintu, pintu itu sudah terbuka duluan memperlihatkan wajah baru bangun tidur varsha.

"Kak, aku boleh titip adek sebentar, aku mau mandi" Pinta cala.

"Sini in, tapi ajarin gw cara Gendong nya" Sahut varsha.

"Gini,kak" Dengan satu tangan yng bebas, cala mengatur tangan varsha.

"Aku taruh,ya?" Dengan pelan cala memberikan bayi itu masuk ke dalam dekapan hangat papa nya.

"Emm,kak" Panggil cala pada varsha yng sibuk mengamati wajah si bayi.

"Kenapa?" Tanya varsha mengalihkan pandangan nya langsung pada wajah ayu cala.

"Habis ini kita bisa beli barang barang buat adek? Kasian dia belum di kasi susu, baju nya belum di ganti" Jelas cala.

"Hem, lo mandi dulu sana" Jawab varsha lalu membawa si bayi pergi ke teras.

Tak butuh waktu lama untuk cala membersihkan diri nya, hanya sekitar 20 menitan ia sudah kembali ke lantai bawah untuk mencari adik bayi dan papa nya.

"Sini kak, kakak mandi dulu" Suruh cala.

"Gausah ah, pulang ny aja nanti, biar lebih cepet, kasian dia udah kelaparan kayaknya" Tolak varsha, ia memberikan bayi nya pada cala lalu masuk untuk mengambil dompet, kunci mobil dan jaket nya.

"Ayo!" Varsha keluar dengan sweater abu dan mengangkat kunci mobil Audi nya, kemudian ia mendorong pelan pundak cala untuk berjalan duluan ke mobil.

Dominant itu langsung membukakan pintu mobil untuk cala dan si mungil.

"Di benerin dulu itu bedong nya" Ucap varsha sebelum menutup pintu mobil.

Cala menarik senyumnya.
"Papa sayang sama kamu,dek" Gumam cala.

Ternyata pria se arogan varsha bisa menjadi lembut pada anaknya.

Varsha sempat melirik sejenak cala yng menarik senyumnya sambil menatap putra kecilnya, tak sadar varsha juga ikut menarik senyum tipis nya.

Saat ia sadar, ia langsung menancapkan gas mobilnya meninggal kan pekarangan rumah.

"Adeknya mau di kasi nama siapa? Biar enak manggilnya" Tanya cala pada varsha yng lebih berhak memberi nama.

"Nanti gw cariin sementara lo bikin aja nama panggilan buat dia" Jawab varsha.

"Cacan, cacan boleh?" Tanya cala lalu di akhir nya ia terkekeh.

"Cacan? Maksudnya?" Varsha melirik cala yng masih terkekeh, pria dominant itu menampilkan wajah bingung.

"Cacan itu aku ambil dari kata terakhir kartun favorit kakak" Jelas cala agar suami nya tidak kebingungan.

"Sinchan? Cacan" Varsha terkekeh.

"Lihat kak, dia senyum dia suka berarti sama nama nya"seru cala senang melihat si mungil tersenyum dalam tidur nya.

" Kan mama nya yng kasi nama"ceplos varsha tanpa sadar.

"Mama?" Cala terpaku, ia menatap varsha yng baru tersadar apa yng ia ucap.

"Eh, ga-gapapa kan kalo dia manggil lo mama?" Ucap varsha, dalam batinnya ia meraung malu tapi sudah terlanjur juga.

Seperti nya mulai sekarang demi si cacan varsha harus menurunkan gengsi nya, pikir varsha. Ingat demi cacan,ya!

"Gapapa kok" Sahut cala menarin senyum canggung nya.

Gak angsat angsat banget kan,sengg? Makasi buat seng seng ku yng udah komen, bikin aku tambah semangat tau nulisnyaa>-<

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gak angsat angsat banget kan,sengg?
Makasi buat seng seng ku yng udah komen, bikin aku tambah semangat tau nulisnyaa>-<


A M E R T ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang