Waktu terus berganti, hingga Zia lupa telah berapa lama ia berada di Raganya saat ini.
Kini, mereka telah tumbuh menjadi anak-anak remaja, Zia yang kini menginjak usia 15 tahun bersama Alex.
Aziel yang kini menjadi sosok remaja tampan meskipun usianya masih 17 tahun, begitupula Samuel dan Jordan.
Zia masih kukuh pada pendiriannya yang hanya ingin menjalani home schooling. Di usianya yang masih muda, ia mampu mengejar kakak-kakaknya hingga kini jika di hitung, mereka berada di angkatan yang sama.
Sebenarnya, Zia ingin langsung lulus dari semua pendidikannya sebelum usia 20 tahun nanti. Mengingat usia aslinya pun bukan lagi seorang anak muda yang tak mengerti apapun.
Dan hal itu bukanlah hal yang mustahil, sebagai keturunan keluarga besar di italy, mereka memang mendapatkan pendidikan yang lebih extra di bandingkan anak-anak biasa pada umumnya.
Mungkin, remaja-remaja pada umumnya masih bermain-main dan mulai mengenal lingkungan baru mereka di usia saat ini, namun untuk Zia dan yang lainnya.
Di usia 14 tahun adalah usia yang mewajibkan mereka untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan bisnis keluarga.
Tak heran jika nantinya, di usia yang begitu muda mereka akan mampu menyelesaikan gelar pendidikan mereka. Karna bagaimanapun, mereka semua tidak sama dengan anak-anak yang mendapatkan pendidikan biasa di luar sana.
Terkadang, orang awam hanya akan mengatakan jika hal itu adalah mustahil. Bagaimana mungkin ada seseorang yang dapat mendapatkan gelar di usia yang masih begitu muda.
Bahkan mengkritik jika gelar kosonglah yang mereka dapatkan, karna mereka adalah keluarga kaya raya. Jadi bisa dengan mudah menggunakan uang hanya untuk sebuah gelar pendidikan.
Seolah mereka lupa, berbeda kasta maka berbeda pola pikir dan didikan. Yang tentu saja, bagi anak-anak yang terlahir dari keluarga konglomerat sejati ataupun keturunan bangsawan, tentu memiliki didikan yang sangat berbeda dengan anak-anak biasa.
Bagaimanapun orang-orang mengatakan, jika manusia itu adalah sama. Namun nyatanya manusia tetap memiliki perbedaan, dan tak semua hal bisa di sama ratakan hanya karna hal itu tak terjadi pada lingkungan pertumbuhan kalian.
Memiliki penerus keluarga yang kompeten adalah hal mutlak bagi semua pemilik perusahaan raksasa di dunia ini. Karna sangat penting untuk memiliki keturunan yang mampu untuk melanjutkan bisnis keluarga.
Jangan sampai bisnis yang telah berdiri ratusan tahun hancur, hanya karna memiliki generasi yang tidak kompeten, yang hanya tau bagaimana menghamburkan harta keluarga tanpa memiliki kemampuan.
Bagi para pewaris, mendapatkan pendidikan di usia muda adalah hal yang biasa. Karna itu, menjalani pendidikan di sekolah pun hanya untuk mengikuti jalan kehidupan.
"Zia, kau datang?" Ucap Jordan sambil tersenyum saat melihat adiknya kini berdiri di depan pintu gerbang sekolah mereka.
"Tentu, Zia bosan di dalam mansion" Senyumnya, meskipun wajah itu tersembunyi di balik masker yang ia kenakan.
"Zia zia, hari ini alex senang sekali" riang Alex saat melihat Zia yang datang ke sekolah mereka.
"Hahahaha baiklah, ayo kita menuju markas" Senangnya kepada para saudaranya itu.
Menggunakan campervan mewah miliknya, Zia datang menjemput kakak-kakaknya bersama Bastian sebagai supirnya.
Mereka memasuki camper tersebut dan duduk di sofa mewah di sana.
"Dimana kak Aziel?" Tanya Zia saat tak melihat kakaknya yang datar itu.
"Sedang menyelesaikan urusannya Seperti biasa" jawab Jordan.
![](https://img.wattpad.com/cover/359209049-288-k585133.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziana Second Life (END)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan hanya untuk mencari nafkah. memenuhi kebutuhan hidup dan makan sehari-hari. bukannya menghadap sang tuhan setelah tanpa sengaja terhantam ba...