44. skandal masa lalu

466 34 2
                                    

Haloo kesayangan ku dah upp nih part selanjutnya paling besok soalnya part ini kepanjangan wkwk tapi seru sih menurutku

Oke jangan lupa di votemen oke

|||

||

|

🌸Happy Reading 🌸

Jam dinding menunjukan pukul 09.30 Indria sudah merasa lelah karna memijat kaki Sisil selama 1 jam

"Duh yang yang kenceng donk, gitu aja lemes"

Dengan kesal Indria malah mencubit kaki Sisil.

"Ahww!sengajakan?!" Dengan nada marah.

"Loh katanya suruh yang kenceng! Gimana sih pimplan banget" ucap Indria Malas

"Mulai berani kamu ha sama senior!"

Indri bangun dan berdiri lalu melipat tangannya.
"Siapa yang bilang takut, gue cuma hormatin lo tapi makin kesini Lo ngelunjak ya" ketus Indria.

Sisil pun berdiri dan akan mengangkat tangannya untuk menampar Indria, dengan cepat Indria menahan tangannya mereka pun saling menatap tajam.

Sementara Itu shaffiya dan Anisa mencari peralatan untuk latihan tapi dari tadi ga ketemu.

"Duh mana sih nis kmukan kemarin yang taruh" tanya Shaffiya

Anisa malah mencueki Shaffiya dan fokus mencari peralatan itu.

Tiba-tiba ada seorang Lelaki yang berdiri di depan pintu tidak lain Yaitu Akbar.

"Kenapa nis ga di jawab pertanyaan Shaffiya" tanya Akbar sambil membawa peralatan yang mereka cari sedari tadi

Anisa dengan cepat mengambil peralatan dan tetap bungkam lalu pergi.

Shaffiya ikut Keluar namun di halangi Akbar.

"Anisa kenapa berubah?"

"Emang kalo dia berubah kenapa?"

"Kaya ada yang beda shaffiya biasanya dia tuh klo ada saya suka nyapa dan suka nanya pelajaran minta di ajarin"

"Kangen ya Nisa yang dulu ntar di bilangin bar" shaffiya langsung pergi dan terkekeh.

"Apa iya saya kangen sikap Nisa?" Malah bertanya ke diri sendiri.

Sementara Indria melepas lengan Sisil dengan sangat kasar

"Bener-bener cari gara-gara!" Ucap Sisil dan dengan cepat mendorong kasar Indria menyebabkan Indri tersungkur, Gus Daniel yang sedang keliling untuk memantau anak-anak santrinya latihan melihat kejadian itu.

"Astagfirullah ada apa ini" Gus Daniel segera membantu Indria.

"Loh Gus bukan muhrim itu kenapa di bantu" kesal Sisil.

"Gus tanya saja sama senior ini apa yang terjadi" Indria pun bangun memegang tangan Gus Daniel  Gus Daniel memegang pinggang Indria membantu berdiri sudah berhasil berdiri.

"Kenapa Sil kamu mendorong Indria?"

"Ayo jawab donk di tanya juga" sambar Indri sambil tersenyum mengejek.

"T...t..tadi saya minta t...tolong dia memijat saya Gus" gugup sisil

"APA! Beraninya, kamu tau siapa dia, dia istri saya Ning Indria istri saya dan dalam tugas kamu ga ada menyuruh junior kamu untuk memijat" ujar Gus Daniel dengan nada Marah.

Segera Indria memegang lengan suaminya itu "udah Gus" ucap Indria.

"M..maaf Gus Sisil ga tau"

Gus Daniel menoleh pada Indria lalu menoleh kembali pada Sisil "sekarang  kamu bisa pergi, saya akan mencari pelatih yang bisa mengajar sesuai jobdesk" Gus Daniel membawa Indria pergi.

Bismillah Gus Daniel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang