52. KOMA

253 20 2
                                    

Waktu mundur sekitar  1 jam setelah berbincang  dengan Komisaris Ridwan, lelaki berpeci itu menangis dengan mata tertutup dan terus merintih Indria  belum meninggal.

"Istri saya belum meninggal, jangan sentuh istri saya!" Kata-kata itu terlontar berulang kali dari mulut Gus daniel.

"Daniel bangun dan bangun" Ucap Gus Usman, membangunkan Gus Daniel yang terlelap sambil mengiggau.

Gus Daniel pun terbangun, "astagfirullah" lalu mengusap wajahnya sendiri agak kasar "Aa "gimana keadaan Indria. dia gapapakan?" Tanya Gus Daniel.

Gus usman memberikan Mimik wajah kasian "Indria--" ucap Gus Usman terbata-bata.

"Aa kenapa Indria!" Marah Gus Daniel langsung menarik kerah baju kakanya itu.

"Indria masih di ruang Operasi Daniel, tenang!" memegang tangan Gue daniel  di kerahnya.

Gus Daniel pun melepaskan cengkraman di kerah Gus usman dan terduduk lemas "terus tadi apa?," Bingung Gus Daniel, dan Gus Daniel sedikit tenang bahwa Indria belum meninggal.

"Tadi pak komisaris bilang kamu tidur kelelahan terus mengiggau," ucap Gus Usman duduk di samping adiknya itu.

"Berarti tadi mimpi, Aa tadi Daniel mimpi Indria Meninggal jelas banget kaya nyata" meneteskan Air mata "apa itu pertanda Aa, Daniel Takut, Daniel ga mau kehilangan Indria Aa," memegang tangan kakanya penuh rasa Takut.

Kiyai Yusuf pun datang  melihat putranya begitu ketakutan "nak kenapa?" Tanya Kiyai.

"Daniel bermimpi Indria meninggal," ucap Gus Usman.

Kiyai yusuf tersenyum tipis "nak, Indria memang milik mu. tapi dia juga milik Allah, jadi coba bujuk sang pencipta. jangan bersedih dan ketakutan seperti ini,"  menepuk bahu anaknya yang ketakutan itu.

"Iya Daniel sholat dulu. minta sama Allah, apa yang kamu mau," pinta Gus Usman.

Gus daniel pun berdiri. dan mengangguk lalu pergi menuju mushola.

Saat Gus Daniel berjalan ke mushola Lulu mengikuti Gus Daniel, dirinya meninggalkan Anisa dan Akbar.

Sesampainya di mushola Gus Daniel berwudhu kemudian memasuki mushola, dengan perasaan penuh harap agar Rabbnya bisa mengabulkan keinginan.

Gus Daniel pun sholat hajat 2 rakaat dengan khusyu.

"Assalamualaikum warahmatullah" sambil menengok ke arah samping kanan dan sebaliknya.

Gus Daniel berdzikir sambil memejamkan matanya dengan ruas jarinya menjadi tasbihnya.

Astagfirullah (10x)
Subahannallah (10x)
Alhamdulillah (10x)
Lailahaillah (10 x)
Lailahaillah anta subhanaka ini kuntuminadzholimin (30x)

Setelah berdzikir Gus Daniel berdoa

"Ya Allah, maafkan hambamu ya lalai ini, maafkan hamba yang datang hanya butuhnya saja tapi jika tidak ada izin mu, mustahil permintaanku ini di kabulkan." Gus Daniel meneteskan Air matanya

"Ya Allah, hamba meminta agar istri saya Indria sembuh, hamba tau hamba ini egois ya Rabb. semua manusia termasuk saya adalah milikmu ya Rabb, tapi saya ada janji untuk membahagiakan istri saya. di saat ujian yang kau berikan pada Indria untuk menuntut Ilmu, membuat kami susah untuk bertemu ya rabb. izinkan hamba untuk sekali saja ya Rabb membuat Indria bahagia tolong," tangis Gus Daniel pecah.

Begitupun Lulu Yuliana yang menangis tanpa suara di balik shaf perempuan, "Ya Allah begitu sakit. melihat Gus Daniel menangis, tolong kabulkan doanya," suara hati Lulu.

Gus daniel kemudian mengaminkan doanya dan mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan mulai bersholawat pada baginda nabi Muhammad Saw.

"Allahuma sholli ala Syaidina Muhamad wa ala ali sayyidina muhamad," Dengan suara pelan. yang bisa di dengar oleh dirinya sendiri sambil mengusap dadanya yang begitu sesak, karna takut kehilangan Indria.

Bismillah Gus Daniel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang