[Happy Reading]
"Akh! Sakit..."
"Pelan-pelan sayang ih!" perintah David, saat ini mereka berada di ruang tamu, dan yang lain sangat lega melihat keduanya tidak jadi putus.
"Gini kan bagus! Jangan pernah berencana untuk putus! Kami semua tidak rela kalian berdua berpisah," seru Rossa, mereka semua mengangguk.
"Makasih! Gue usahain sampai pelaminan," David tersenyum, tapi Cantika membawa itu serius, dia menatap mata David dengan lekat.
Cantika berbatin, "kenapa kamu sangat keras kepala? Aku sudah peringati kalau kalian akan merasakan sakit."
"Kenapa menatap ku seper-Akh! Sakit..." mereka semua bingung ketika melihat David yang tiba-tiba memegang kepalanya.
"Lu kena-"
NGIIIING!
Mereka semua merasakan dengungan yang tiba-tiba muncul di telinga mereka, dengungan yang membuat kepala mereka menjadi sakit. Dan hanya Cantika yang baik-baik saja.
"AKH! SAKIT..."
Rintih mereka semua, Cantika memperhatikan semuanya dengan air mata yang sudah mengalir bebas, dia sudah berusaha untuk melindungi teman-temannya tapi masih saja kena.
"Sakit? Kalian bilang sakit? HAHAHA, rasain!" tiba-tiba dari arah tangga muncul seorang pemuda yang sangat mereka kenali, Sion.
"S-sion!" gumam salah satu dari mereka.
"Ya! Itu nama gue, lebih tepatnya Sion Josephine, anak dari pengusaha obat terlarang, kalian baru tahu, kan?" Cantika menatap benci kepada pemuda itu, dia lalu mendekati Sion dan...
PLAK!
"Hentikan semua ini! Kalau tidak..." ancamannya menggantung, sementara itu Sion hanya tersenyum kepada gadis yang ada di depannya.
"Kalau tidak apa, sayang? Kau tidak bisa apa-apa sekarang, oh yah! Kalian tahu kenapa kalian bisa seperti ini?" mereka semua menatap ke arah Sion, walau masih merasa kesakitan.
"Itu semua karena Cantikku, eh! Maksudnya Cantika. Karena aku jatuh cinta sama dia dan membuatku seperti orang gila yang ingin merebut barang orang lain."
"Saking gilanya, aku sampai membuat kalian sebagai jaminan. Kalian pikir saat aku masuk ke ruang rawat waktu itu tujuanku untuk menjadi teman kalian?"
"Enggak! Enggak sama sekali, aku ingin sekali bermain-bermain dengan obat yang di buat ayahku, dengan cara memberikannya kepada kalian, Hahaha!"
Sion lalu melihat ke arah David yang menyeret tubuhnya menuju kaki Sion dan memohon kepada pemuda itu.
"T-tolong maafkan kami!" mohon David, Cantika yang melihat itu segera menghampiri David dan langsung menarik pria itu agar menjauh dari Sion.
Setelah menjauhkan David, giliran dia yang malah berlutut di depan Sion dan berkata, "kumohon! Lepaskan mereka, siksa saja aku, kumohon."
Gadis itu terus memohon dengan keadaan yang terisak, Sion lalu tersenyum dan berjongkok, memegang dagu dan mendongakkan kepala gadis itu.
"Kau tahu? Ini yang paling aku tunggu-tunggu, tapi sebenarnya aku lebih suka kau memohon sambil merangkak," ucap Sion, perkataannya sudah keterlaluan.
BUGH!
"Sial! Brengs*k," David berusaha melawan rasa sakit di kepalanya, itu makanya dia bisa bangun dan memukul Sion.
"Bener-bener yah lu!" Sion bangun dan ingin memukul pemuda itu, tapi Cantika berdiri dan langsung menghentikannya.
"Berhentilah! Kumohon lepaskan mereka, mereka tidak salah apa-apa, aku akan menanggung semuanya," mohon Cantika, Sion tersenyum lalu berkata.
"Pingsan!"
Seketika mereka semua kecuali dia dan Cantika pingsan, dan dari atas muncul juga Yandi yang hanya bisa terdiam melihat semua ini.
"Obat itu akan menganggu otak mereka, dan perlahan mereka akan melupakan satu sama lain, termasuk David yang akan melupakanmu, dan ingat kalau mereka akan kesakitan ketika mendengar namamu, jadi jangan pernah mendekat kepada mereka."
"Itu sebabnya kau harus ikut denganku..."
"Dan menjadi milikku!" senyum Sion mekar saat melihat Cantika, gadis itu menatap Sion dengan mata yang memerah, dia sangat membenci pria itu.
"Dimana kita harus melakukannya?" tanya Sion, dan itulah akibat yang akan dia tanggung, dia akan menjadi milik Sion sepenuhnya.
"Bisakah kita melakukan itu saat kita selesai sekolah? Aku tidak ingin menyia-nyiakan sekolahku," ujar Cantika, terlihat Sion mempertimbangkan hal itu.
"Baiklah! Sayangku!"
Mereka berdua meninggalkan Villa itu, tapi sebelumnya, Sion memberitahu kalau Yandi harus memanggil ambulance.
Sampai keduanya sudah berada di dalam mobil, Sion mengendarai mobil itu, dan di sebelahnya ada Cantika yang tangannya terus-terusan di pegang Sion.
Cantika berbatin, "kalian baik-baik, yah! Jangan sia-siakan pengorbananku, kalian harus mengejar masa depan yang cerah, karena masa depanku cahayanya sudah mati."
Enjoy...
Bab selanjutnya adalah bab terakhir.
BAB18 END Coming Soon...
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTREA | Baemon&Trejo | END
Humor[END] Kisah sekolah menengah atas dari 17 orang dengan sifat yang tidak bisa di tebak. Mereka melewati suka duka bersama-sama. Tapi semoga saja persahabatan mereka tidak hancur hanya karena hal kecil.