[Happy Reading]
Sudah lewat beberapa hari sejak pelantikan Sion dan Yandi yang menjadi anggota baru Monstrea, dan sekarang mereka cukup akrab, bahkan sangat akrab.
Dan saat ini semua murid di kumpulkan di lapangan, ada pengumuman dari para guru.
"Cek! Cek! 1 2 3!"
"Ekhm! Jadi murid-murid sekalin! Kalian di kumpulkan di lapangan untuk mendengarkan sebuah pengunguman yang akan membuat kalian senang bukan main!"
Semua murid penasaran akan pengumuman itu, mereka semua terdiam untuk mendengar pengunguman itu.
"Jadi! Besok kita akan mengadakan School Camp!"
Setelah guru itu mengucapkan pengumuman dalam hitungan detik semua murid berteriak kesenangan, dan mungkin teriakan itu bisa terdengar di luar sekolah.
"Oky! Semua murid di harapkan tenang, besok kita berangkat, dan bapak harap semuanya ikut! Tidak ada yang tidak ikut!"
Semuanya mengangguk dengan senang, lalu kembali bubar saat pengumuman untuk bubar di ucapkan.
Para Anggota Monstrea pergi ke kantin untuk sekedar mengisi perut mereka yang sudah keroncongan, terutama Jaden yang sangat semangat ketika ingin makan.
Setelah sampai di kantin mereka menggabung dua meja, agar pas untuk mereka ber-19.
"Jadi ini siapa yang mau mesenin?" tanya Risa sambil menatap sepasang kekasih yang selalu pergi untuk memesankan makan untuk mereka.
Siapa lagi kalau bukan David dan Cantika, dan entah kenapa sedari tadi Cantika hanya terdiam membuat mereka apalagi David merasa khawatir dengan gadis itu.
"Can!"
"Cantika!"
"Eh! Iya ada apa?" sadar Cantika, mereka semua menghela nafas lega, untung saja gadis itu tidak kerasukan atau lain sebagainya.
"Kamu kenapa sayang? Dari tadi diam mulu," tanya David dan hanya David yang bisa memanggilnya dengan panggilan 'sayang'.
"Enggak! Gak papa, kalian mau mesan makanan kan? Udah bilang aja apa pesenan kalian nanti gue pesenkan," ucap Cantika.
Dari bangku yang cukup jauh darinya ada Sion yang menatap gadis itu dengan begitu lekat, dia sedikit merasa kasihan karena Cantika harus berpura-pura baik-baik saja di depan semuanya.
Setelah semua orang sudah memesan, Cantika pergi bersama dengan David dan Jaden yang selalu ikut bersama mereka berdua.
"Hadeh! Sekali lagi gue iri sama mereka berdua, andai gue punya pacar! Mungkin udah gue cubit pipinya sampai merah," ucap Heza sambil menatap ke arah Ashilla.
"Kenapa lu natap gue kek, gitu? Mau tonjokkan?" tanya Ashilla sambil mengancam membuat Heza hanya menggeleng lalu tersenyum masam.
"Cantika!"
"Apa anjir? Daritadi manggil mulu lo, fans yah lo ama, gue?" tuduh Cantika.
"Yee! Pede lu! Gue cuman heran aja, kenapa kali ini lu gak ngomelin gue? Kan itu kebiasaan lu," tanya Jazen, Cantika dan David menatap aneh ke arah pemuda itu.
"Mulut gue lagi mager! Soalnya belum makan seblak! Huhu!" rengek Cantika, mereka bertiga sudah sampai di meja, dan yang lain hanya menatap keheranan sama Cantika.
Padahal dia mogok ngomong karena masalah yang menimpanya, dan Sion tahu itu, mungkin Yandi juga mengetahuinya tapi pemuda itu malah sibuk sama ponselnya.
"Kita beli seblak, yuk! Di depan sekolah, biar gue yang traktir! Mumpung gue baik," ajak Ayuna, Cantika yang tadinya murung di ganti menjadi ekspresi yang ceria.
"Gue ju-"
"Sssttt! Gak ada yang boleh ikut! Cukup kami berdua saja," ucap Ayuna saat melihat Heza ingin mengacungkan tangannya untuk ikut bersama mereka membeli seblak.
"Jaga Cantika, yah!"
"Iya anjir! Pasti gue jagain," mereka berdua lalu pergi menghilang dari kantin itu. Tadi yang berpesan adalah David, entah kenapa anak itu khawatir dengan Cantika.
Sedangkan Cantika berjalan dengan semangat menuju tempat menjual seblak itu.
Memang bukan seblak yang membuatnya mogok bicara tapi seblak bisa untuk membuatnya lebih semangat dan bisa menutupi masalah itu dengan semangatnya.
Setelah sampai di warung seblak, mereka memesan lalu duduk untuk menunggu pesanan, "sebentar malam gue dan Bang Haga mau belanja perlengkapan untuk School Camp, lo mau ikut?"
"Kan perlengkapan udah ada bekas kita kemah waktu itu," ujar Cantika, bukannya dia tidak mau keluar uang. Tapi, ada urusan yang harus dia lakukan sebentar malam.
Yaitu bertemu dengan orang tuanya, Sion. Untuk membicarakan perjodohan itu.
"Tapi kami mau yang baru, ayolah ikut, yah? Yah?" tanya Ayuna sekali lagi dan memohon supaya dia ikut bersama mereka.
"Yaudah! Iya, tapi gue gak bisa janji, dan gue minta maaf kalau gue gak bisa datang," putua Cantika, Ayuna sedikit merasa heran dengan Cantika.
Karena baru kali ini dia menolak ajakan untuk pergi belanja, "lo kenapa dari kemarin diam dan murung mulu? Lo tahu kita jadi khawatir, apalagi David."
"Apa jangan-jangan..."
"Lo punya masalah tapi gak kasih tahu sama kami?" curiga Ayuna.
"Masalah? Mana! Mana masalah itu? Gue rasa gak ada masalah yang berani sama gue, kalau ada paling langsung gue tendang dengan tendangan elang," canda Cantika, membuat Ayuna tersenyum.
Dia memang jago untuk membuat orang lain tertawa, sampai lupa kalau dirinya juga butuh.
Saat pesanan mereka sudah jadi, mereka berdua kembali ke sekolah, dan langsung menuju ke kantin.
"Gimana sudah dapat seblaknya?" tanya David kepada Cantika yang duduk di sampingnya.
"Sudahlah! Seblak favorit gue... Heza lu mau?"
Heza yang sudah berharap, dia mengangguk dengan semangat, "beli sendiri, wlee!"
"Ya tuhan! Jangan lupa untuk mengirim azab kepada orang yang namanya Cantika, bukan Cantik ya tuhan, tapi Cantika, karena kalau cantik itu Ashilla," mohon Heza.
"EYYY! CIE! CIE! KIW! KIW!" heboh Cantika seperti biasa, sedangkan Ashilla hanya fokus memakan makanannya, merasa capek dengan pemuda itu.
Double up!
Soalnya mau nebus kemarin gak bisa up, hehe.
Bagian selanjutnya adalah...
Bonus lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTREA | Baemon&Trejo | END
Humor[END] Kisah sekolah menengah atas dari 17 orang dengan sifat yang tidak bisa di tebak. Mereka melewati suka duka bersama-sama. Tapi semoga saja persahabatan mereka tidak hancur hanya karena hal kecil.