[BAB12] Malam Penuh Kesakitan

222 14 0
                                    

[Happy Reading]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Happy Reading]

"POKOKNYA JANGAN PERGI SEBELUM KAMU JADI PELAYAN KAMI!" tegas wanita paruh baya kepada dirinya, Rossa.

Gadis dengan gummy smile itu hanya bisa tertunduk, dia tidak bisa apa-apa, selain...

Melarikan diri!

Malam itu dia berencana untuk melarikan diri, dengan tujuan pergi membeli keperluan camp, tapi semuanya gagal, karena dia di tangkap basah oleh kakak tirinya.

Dan berakhir dia yang sekarang terpaksa melayani keduanya, dia harus melakukan itu, agar dia bisa pergi camp esok harinya.

Dan apakah kalian tahu? Dia bisa saja mengadu dengan ayahnya, tapi...

"Ayah pulang!" begitu suara pria paruh baya itu terdengar, ibu tirinya dengan cepat menyuruhnya untuk berdiri, dan mulai berpura-pura mengusap kepalanya.

"Sayang! Makasih karena baik sama anakku," ujar ayahnya berterima kasih kepada wanita ular itu.

"Sial! Hilangkan tangan busukmu itu dari kepalaku! Aku tidak suka," sinis Rossa, dengan muka yang penuh dramatis ibu tirinya itu mengadu kepada ayahnya dengan nada yang di buat-buat.

"Sayang! Kenapa kamu seperti ini? Aku hanya ingin menganggapmu seperti anakku sendiri," Rossa memutar bola matanya malas, sandiwara apa lagi ini.

"Berhentilah bersikap sok baik!"

BUKH!

"Awh!" ringis ibu tirinya, padahal Rossa hanya mendorong biasa saja, tapi kenapa wanita ular itu penuh dengan drama.

Dia lalu beralih menatap ayahnya yang sudah menatapnya dengan penuh amarah, "Ayah ingin menamparku, lagi? Silahkan!"

"Tampar aku sampai tidak bernyawa, dengan begitu hidupku bisa tenang sampai selamanya, dan tidak akan pernah tersiksa karena kalian," setelah mengatakan itu dia pergi berjalan menuju tangga.

"ROSSA!" teriak Ayahnya, dia lalu berbalik kembali dan melihat Ayahnga yang sedang menghampirinya lalu...

PLAK!

"Berani sekali kamu! Sekarang kamu sudah membantah yah! Ayah tidak pernah mendidikmu seperti itu!" bentak Ayahnya.

Rossa memegang pipinya yang memerah akibat tamparan itu, air matanya mengalir dengan begitu saja, dia lalu tersenyum dan menatap Ayahnya.

"Mendidik? Aku ingin bertanya, kapan kata mendidik itu ada dalam hidupku? Apakah Ayah pernah melakukannya?" tanya Rossa beruntun kepada Ayahnya.

"Bukankah selama ini Ayah hanya sibuk dengan pekerjaan? Dan sibuk mengurus si ular dan anaknya itu!" tunjuknya kepada ibu tirinya.

Baiklah sekarang dia tidak bisa tahan lagi...

"Aku bertanya Ayah!? APAKAH AYAH PERNAH MENDIDIKKU?"

Sekarang di dalam rumah itu hanya dia yang berbicara, bahkan Ayahnya hanya menatapnya dengan mata yang memerah mungkin karena amarah yang sangat membara.

MONSTREA | Baemon&Trejo | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang