4. Bisikan

14 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lantas bagaimana sang tuan mengungkapkan perasaannya, sedangkan dirinya sendiri saja bingung dengan apa yang dirinya rasakan."

***

Kantin terlihat begitu ramai ketika Zay dan Via sudah sampai dimeja teman-temanya. Nero duduk bersebelahan dengan Ayla, pasangannya. Sedangkan Deo duduk sendiri dihadapan Nero dan Ayla. Hanya dia yang tidak memiliki pasangan.

"Pacaran terosss.... Lupa Sama temenya yang nungguin disini dari tadi" ujar Deo ketika Zay dan Via tiba dimeja mereka duduk.

"Jomblo mah gitu, suka iri ...." Balas Nero membela Zay. Membuat Zay Nero Via dan Ayla tertawa sekejab.

"Ngapain gue iri sama kalian, gue mah bodoh amat, pacaran menurut gue itu ribet" balas Deo yang tidak mendapat dukungan siapapun.

"Iyain aja sipaling ribet" balas Zay. membuat mereka berempat tertawa lagi.

"Kamu kenapa Vi? kok majahmu bengkak? wajahmu juga suram kayak yang gak ada kehidupan." Ayla bertanya ketika melihat kondisi Via. Membuat Deo dan Nero tersadar dengan kenyataan itu.

Mereka bertiga tidak tahu dengan masalalu Via. Karena Zay memang merahasiakan kejadian itu. Bukan karena apa, Zah tidak mau membuat Via sakit hati dan kecewa jika ada orang lain yang mengetahui apa yang sudah Via alami. Ayla yang selalu bersama Via pun juga tidak tau. Kejadian itu tertutup rapat karena memang tidak ada hal apapun yang membuat orng lain curiga.

"Aku gak apa-apa Ay, tadi aku cuma gak sengaja jatuh. Mana sakit sakit banget lagi. Yaudah aku nangis aja." Jawab Via sekenannya, entah mereka bertiga akan percaya atau tidak.

"NANGIS SEBAB JATOH?" Nero heboh mendengar alasan Via. "Di depan umum gak Vi?"

"Ya iyalah Ro di depan umum, namanya juga di sekolah bukan di kuburan." Zay yang menjawab itu, melirik Via yang terlihat gugup membuat Zay berinisiatif untuk menjawab, biar tidak ada yang mencurigakan dan mereka percaya dengan apa yang dikatakan Via.

"Tapi ada loh kuburan umum Zay." Celetuk Deo yang masih sempat untuk bercanda.

"Terserah lo aja deh De, males abang balesnya." ucap Nero yang mendengar pernyataan Deo. "Tapi lo beneran nangis Vi?" tanya Nero masih dengan penasaraan yang sama.

"Apaan sih Kamu Nero?" Ayla balik bertanya sebelum Via menjawab. "Pertanyaan kamu gak ada penting pentingnya."

"Ya, kan nanya doang Ay, kan mau tau doang. Gak kebayang kalok Via nangis di depan umum, sampek bengkak gitu tuh wajah. Nangisnya pakek model apa coba!"

Jika Ayla perhatikan, memang benar apa yang dikatakan Nero. Mata sembab Via memang terlihat seperti sudah menagis lama. Memangnya sesakit apa ketika Via jatuh hingga menangis? Dan berapa lama Via mengisi rasa sakit itu?

"Udahlah mending makan gue dah laper nih" ujar Deo sambil mengusap perutnya berlagak orang yang kelaparan. Selain Deo tidak mau melanjutkan perdebatan yang tak bermutu, memang Deo sedang kelaparan kelaparan sih! Menunggu sampai selesai debat kapan kenyang?

SEMATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang