Happy Reading:)
***
Ujian demi ujian akan silih berganti dalam hidup kita, untuk mengiju seberapa kuatnya kita dalam menjalankan ujian tersebut.
Ujian apa yang paling berat dalam hidup kalian? Sudah berapa kali kalian menjalaninya? Sudah pasti berkali kali. Dari masalah yang baru selesai diganti dengan masalah baru. Ada juga yang masalahnya belum selesai sudah ada masalah baru lagi. Tapi memang itulah kehidupan. Dari masalah itu kita bisa belajar banyak hal, baik dalam hal mengikhlaskan, bersabar maupun berkorban. Tuhan memang sengaja memberi kita ujian. Seperti halnya sekarang, masalah antara Zay Via dan Gio sudah selesai. Malah dilanjut dengan masalah Nero Ayla dan Kay.
Nero dan Kay sekarang sedang berada pojok sekolah, tempat yang selalu sunyi dari murid lain, karna tempat itu memang jarang dilewati, selain jauh dari bangunan kelas lain tempat itu juga tempat pembuangan sampah sekolah. Jadi tidak ada yang minat pergi kesana.
Ditambah lagi sekarang jam pelajaran sedang berlangsung.
Nero menatap tajam Kay yang berada didepannya, tangan terkepal kuat memperlihatkan urat uratnya. Begitu juga dengan Kay. Mereka berdua sedang diselimuti oleh amarah.
"Gue kira lo gak akan datang Nero!" ujar Kay memulai percakapan.
Nero tersenyum meremehkan. "Heh_ lo kira gue sama seperti lo? Yang beraninya cuma sama cewek." balasnya.
Perkataan Nero mengundang emosi dalam diri Kay, sehingga dirinya ingin menghajar Nero sekarang juga.
Tadi pagi, terjadi sebuah pertikaian antara Ayla dan Kay di depan kelas X, yang dibahas juga sama seperti yang awal, masalah keluarga. Kay yang tidak Terima orang tuanya berkelahi karna disebabkan oleh mamanya Ayla. Membuat Kay mendatangi kelas Ayla dan mengancamnya disana.
Namun dengan cepat Nero datang. Salah satu teman Ayla datang padanya memberi tahu. Tanpa pikir panjang Nero pun ikut campur dalam masalah tersebut. Meskipun Nero tidak tau dimana pihak yang salah dan dimana pihak yang benar. Nero hanya tidak mau ada orang lain yang menyakiti Ayla.
Hingga lima menit kemudian terjadi perkelahian antara Nero dan Kay. Nero yang memulainya karna tidak Terima Ayla dihina oleh Kay.
Perkelahian tidak berlangsung lama. Bukan karna Ayla yang memohon agar mereka berhenti berkelahi dengan tangisannya. Tapi karna bel masuk telah berbunyi. Membuat mereka berdua yang berkelahi berhenti. Takut ada guru yang datang, mereka berdua sama-sama tidak mau dipanggil BP dan dijatuhi hukuman lagi.
Namun, Kay yang masih tidak puas menghajar Nero yang sudah dengan lancang masuk kedalam urusannya mengajak Nero berkelahi di tempat pembuangan sampah sekolah, pada jam masuk sekolah. Sendiri, tidak boleh mengajak orang lain.
Nero setuju, ia tidak akan pernah mengalah dengan Kay. Ia akan ladeni, meskipin Ayla sudah melarangnya. Hingga saat pelajaran berlangsung Nero ijin pada guru mapel untuk pergi ke toilet. Tidak ada yang curiga, termasuk Zay dan Deo. Mereka tidak tahu perkelahian yang terjadi antara Nero dan Kay tadi pagi.
Dan disinilah mereka berdua sekarang. Saling berhadapan dengan tatapan mematikan. Kapanpun perkelahian itu akan berlanjut dan tidak akan ada yang bisa melerai mereka sekarang.
"Lo gak tau apa-apa Nero! Jadi jangan ikut campur masalah pribadi gue dan Ayla."
"Masalah Ayla masalah gue juga." balas Nero. "Dan lo juga gak berhak ngatur ngatur gue!" tekan Nero.
"Terserah, dan sudah ini basa-basi nya? Gue sudah muak, ingin ngabisin lo secepatnya."
Nero terkekeh. "Bukannya lo yang akan habis ditangan gue Kay?" pertanyaan meremehkan itu membuat Kay langsung menghantamkan pukulan ke arah Nero.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMATI
Teen FictionHanya sebuah fatamorgana yang mengacak pikiran tanpah henti, membuat sang tuan mau tidak mau harus menuangkannya dalam sebuah karya yang jauh dari kata sempurna. *** Ini sebuah kisah tiga sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Zay Deo dan N...