Happy Reading :)
***
Zay terus melajukan motornya mengikuti sebuah motor yang tidak begitu jauh di depannya. Persimpangan jalan, motor itu berbelok kearah jalan terpencil. Tidak masalah, Zay terus mengikutinya.Motor itu berhenti di tengah jalan sepi yang jarang dilewati orang. Jalan yang di pinggirnya hanya sebuah pohon sejauh mata memandang. Tidak ada perumahan.
Zay berhenti beberapa meter dari orang itu. Turun dari motornya. Menatap tajam orang yang ada didepannya. "Mau apa lo kembali lagi. Bigio?" intonasi suara Zay terdengar mengancam.
Orang yang dipanggil Bigio hanya menatap datar kearah dimana Zay berdiri. Bigio Hendratama. Kerap dipanggil Gio. Orang yang telah merusak barang berharga Via dimasa lalu.
"Lo jangan dekat lagi sama Via. Lo hanya perusak masa depannya." tambah Zay dengan tangan mengepal. Memperlihatkan urat lenganya. Dan kapan saja Zay siap menghantam wajah Gio dengan sebuah pukulan.
"Gue kembali hanya mau minta maaf. " Gio berkata dingin. Ya, memang itu tujuan Gio. Mencari tempat sepi agar orang orang tidak tau apa yang sedang mereka permasalahkan. Tapi, bukannya itu bahaya jika Zay tiba tiba menyerangnya? Itu sudah dipikirkan oleh Gio. Gio mengaku jika dirinya memang salah. Jika memang Zay ingin mengamuk pada dirinya, biarkan saja. Dirinya hanya ingin minta maaf, karena semua kejadian dimasa lalu itu tidak sepenuhnya dirinya yang salah.
Mendengar itu Zay tersenyum sinis. "Segampang itu? Bahkan berapapun lo minta maaf, lo gak akan bisa menebus kesalahan yang sudah lo lakukan." Tegas Zay.
"Mau dimaafin atau enggak gue gak peduli. Gue kesini cuma mau minta maaf atas kejadian waktu itu sama Via. Gue tau lo emang sayang sama Via, dan gak akan ngelakuin apa yang sudah gue lakuin ke Via. Gue percaya sama lo. Tapi untuk kali ini, masalah gue sama Via bukan sama lo_"
"Masalah Via masalah gue juga. Lo gak berhak ngatur gue." potong Zay. Muak berlama lama berdebat dengan Gio. Dirinya sekarang sangat ingin memukul wajah Gio yang sok merasa bersalah itu.
"Ok, kalok gitu gue mau minta maaf sama lo karna gue udah ngehancurin masa depan Via." balas Gio yang masih berusaha terlihat lebih tenang.
"Lawan gue dulu. Baru gue maafin lo." tantang Zay. Muak basa basi dengan orang yang ada di depannya ini.
Gio menghembuskan nafas, jengkel. Keras kepala sekali orang yang ada didepannya ini. Tapi tidak masalah, dirinya pantas mendapatkan ini. Bahkan jika Zay membuatnya kehilangan nyawanya pun Gio tidak keberatan. Gio sudah lelah, ia muak dengan semua yang ada di dalam kehidupannya.
Tanpa aba-aba Zay maju dan dengan cepat menghantamkan sebuah pukulan keras ke wajah Gio.
Gio yang mendapat serangan mendadak dan tidak punya persiapan pun terhuyung kebelang terkena pukulan Zay yang lumayan keras, membuat kepala sedikit pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMATI
Teen FictionHanya sebuah fatamorgana yang mengacak pikiran tanpah henti, membuat sang tuan mau tidak mau harus menuangkannya dalam sebuah karya yang jauh dari kata sempurna. *** Ini sebuah kisah tiga sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Zay Deo dan N...