Happy reading!!!
***
"Lupakan apapun yang membuat kehidupan terasa berat, Ingat! Dunia punya banyak kejutan."
***
Dua hari hukuman Nero sudah berlalu, sekarang sudah hari ketiga. Sama seperti hari yang pertama, hukuman hari kedua Nero juga diganggu oleh Zay dan Deo. Meskipun Nero masih tidak mau berbicara dengan Zay dan Deo, tapi mereka berdua tetap mengganggunya.
Zay dan Deo izin ketoilet ketika jam pelajaran berlangsung, tujuan mereka mengganggu Nero lagi. Tapi, mungkin untuk hukuman yang ketiga kalinya Nero bisa mengerjakannya dengan tenang. Bukan karna apa, Ayla menemani dan membantu Nero membersihkan toilet.
Ketika Zay dan Deo tiba di toilet, Ayla sudah menatap galak kepada mereka berdua. "Eh, hay Ayla ngapain disini? Lo dikena hukuman juga?" Tanya Deo mencoba basa basi, padahal ia sudah tau kalau Ayla menemani Nero bukan dihukum. Tidak ada sejarahnya Ayla yang rajin, bintang kelas dan seangkatannya, dihukum membersihkan toilet.
"Gak usah sok nyapa-nyapa aku, kamu kesini cuma buat ganggu Nero kan?." Tanya Ayla tepat sasaran.
"Ya Allah suudzan banget lo Ay, kita kesini mau bantuin Nero." Ucap Zay berbohong. Padahal dirinya memang mau menggangu Nero.
"Gak ... Kalian mau ganggu Nero, aku tau kenapa kalian ngirim surat ke Nero lewat aku, Nero gak mau bicara sama kalian kan gara gara kalian ganggu pas bersihin toilet? Via udah cerita sama aku, termasuk Zay yang cerita sama Via pas Via nanya kenapa Nero duduk di bangku belakang, ngejauhin kalian." Balas Ayla membuat Zay menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Melihat itu Nero tersenyum kemenangan, dirinya dibela oleh Ayla. Mereka berdua pasti tidak akan ganggu dirinya lagi. Meskipun untuk hari ini.
"Zay, ke kelas sekarang!!! Jangan ganggu Nero." Via muncul dari belakang Zay dan Deo. Dengan tangan yang dilipat di depan dada.
"Loh kok disuruh kekelas kita kan mau bantuin Nero." Balas Zay berbohong lagi.
"Gak usah, ada Ayla yang bantuin, kamu kesini cuma mau jailin Nero. Ayok ke kelas"
"Gak mau Via," Zay merengek. Mirip anak kecil yang disuruh pulang oleh ibunya. Karna pulang terlalu malam.
"Ke kelas Zay Deo, nanti aku seliding ya kalian berdua kalok gak mau." Via mengancam.
"Enggak Via kita di sini aja barengin Nero." Deo juga ikut bicara.
"Ok, kalian berdua yang maksa." Malas berbasa-basi Via langsung menghampiri Zay.
"Aduh... Aduh... Aduh... Lepas Vi ...." Via menarik telinga Zay membuat Zay mengadu kesakitan. Sebenarnya tidak begitu sakit, hanya saja Zay bertingkah seolah kesakitan agar Via melepaskan jeweran nya.
"Makanya ayo ke kelas." Via semakin memperkuat tarikannya supaya Zay mau beranjak dari sana.
"Iya Vi, iya. Ya allah sakit banget telinga hambamu ini. " Zay mengikuti langkah Via yang masih menjewernya, disusul Deo dari belakang, tanpa Zay, Deo tidak akan biasa mengganggu Nero. Apalagi disana ada Ayla. Melihat tatapan sinis Ayla membuat Deo berfikir, lebih baik ia cari jalan aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMATI
Teen FictionHanya sebuah fatamorgana yang mengacak pikiran tanpah henti, membuat sang tuan mau tidak mau harus menuangkannya dalam sebuah karya yang jauh dari kata sempurna. *** Ini sebuah kisah tiga sahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Zay Deo dan N...