Chapter 7

1.7K 175 132
                                    

Ps: Pemenang fav aku tambahin jadi 3 orang, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: Pemenang fav aku tambahin jadi 3 orang, ya. Masing-masing hadiahnya 25K.

Total pemenang ada 6. Nilai hadiah 300K.

Niat awal pengen banget ngasih semacam album, kaos atau printilan bujang. Tapi diri ini sibuk ga ada waktu buat packing² barang dan ngirim ke jne. Ya udah cuma bisa ngasih saldo aja. Semoga bermanfaat.

Insya Allah lain kali aku bakal bikin event tebak²an lagi dengan hadiah yg lebih wow.

Jadi, ayo semangat 😘😘

Aku lagi happy karena terbebas dari belenggu wkwkwkwk.

Chapter ini khusus Haechan dan pemilik hatinya.

.
.
.

Seorang pemuda membasuh wajahnya dengan kasar untuk menghalau air mata yang berlomba turun.

"Tolong berhenti nangis!"

Pemuda itu menepuk kedua pipinya, namun butiran bening dari netranya tak kunjung berhenti mengalir.

"Kenapa, sih?"

Rasanya memang cukup menyakitkan ketika melihat Haechan mencium pipi salah satu anggota unit 127 dan anggota tersebut membalasnya di bibir. Kejadian beberapa detik yang benar-benar membuat perasaan sang pemilik hati Haechan terasa sakit.

"Jangan gini. Lo yang mau sendiri, ini bukan salah Haechan. Jadi, berhenti'lah nangis."

Walaupun berkata demikian, air matanya tetap tidak mau berhenti. Ia benar-benar sangat kesal. Bahkan isak tangisnya kini terdengar.

Drrrt.....

Pangeran❤ incoming call.....

Di saat sedang kacau begini, kenapa sang kekasih harus menghubunginya?

Sebelum mengangkat panggilan tersebut, pemuda itu menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Dia tidak boleh terdengar tengah menangis oleh orang yang ia cintai.

"Ha."

"Sayang, kamu di mana?" tanya Haechan. Nada suara pemuda itu terdengar khawatir.

Bahkan ia belum sempat menyelesaikan ucapannya, tapi sang kekasih sudah lebih dulu bersuara.

"Hei, sayang. Kamu baik-baik aja, kan?"

Suara kekasihnya kembali terdengar, kini tampak khawatir.

Suara helaan napas terdengar dan sebuah kalimat terucap dengan suara yang sedikit pelan.

"Ya, aku baik-baik aja."

Tidak ada jawaban dari Haechan. Ia yakin sang pangeran memang tidak bisa dibohongi.

PANGERAN (Hyuckle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang