Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Ternyata lo ada di sini."
Akhirnya Haechan menemukan keberadaan Renjun. Pemuda keturunan China itu ada di kamar.
Renjun menoleh, senyumannya merekah kala melihat kedatangan Haechan.
"Lo nyariin gue?"
"Iya, nih," jawab Haechan seraya menarik sebuah kursi untuk duduk. "Gue cariin sampe pusing, gak taunya lo ada di sini."
Renjun yang semula berbaring di tempat tidur segera mengubah posisinya.
"Lebay," ucap pemuda itu dengan senyum tertahan. "Ada apa?" tanyanya. Ia memperhatikan Haechan yang tengah melepaskan jaket, topi serta masker. Gantengnyapangeranku.
"Gue kangen, nih," kata Haechan. "Lo juga pasti kangen sama suami lo yang ganteng ini."
Renjun mencibir, tapi ada rona merah di pipinya. "Gak tau, ah! Becanda mulu. Bisa serius dikit, kan?"
"Lo mau gue seriusin?" balas Haechan dengan netra yang tertuju pada paras manis milik Renjun. "Ya, udah kita bisa ke Altar sekaran-aws!"
Haechan mengaduh ketika mendapat pukulan di lengannya dari Renjun.