"Hmm. Siapa kemarin yang merengek ingin China tapi sekarang bingung ingin kembali ke Korea?" Ujar seseorang yang mengejek di belakang Erik.
Erik sedang duduk di sofa ruang tamu, sedangkan seseorang itu Xiao Zhan yang melihat isi chat anaknya dengan temannya dari arah belakang. Sengaja memergoki anaknya yang sedang kasmaran.
"Eomma! Kapan eomma disana?" Erik menutup ponselnya di dada. Jantungnya berdetak cepat karena kaget.
"Tck tck. Kemarin saja kau ingin kesini. Belum ada sebulan kau sudah ingin ke Korea lagi?"
Wajah anak itu tidak bisa berbohong, terlihat dari warna merahnya dan raut gugupnya. Xiao Zhan berdiri tegap lalu menyedekap tangannya di dada.
"Wang Erik. Lanjutkan sekolahmu dulu sampai tuntas baru boleh kembali kesana." Kata Zhan. Dia tidak menghalangi soal apa yang diinginkan anaknya tapi dia selalu menekankan tentang pendidikannya. Erik akan melanjutkan sekolah di China hingga berkuliah, kemudian akan menjalani hidupnya di tempat dimana dia dibesarkan, Korea Selatan.
"Iya, ma. Aku paham. Terima kasih." Erik merasa terharu sekarang. Dia pun memeluk tubuh ibunya. Terhalang sofa.
"Hm. Belajar yang rajin."
"Ya."
"Hiks Jakcson juga mau peluk." Bocah TK itu datang dengan robot spidermarknya. Dia baru saja bermain dengan kucing di halaman belakang bersama sang ayah. Datang-datang melihat kakak dan mamanya berpelukan.
"Kemari." Zhan melambaikan tangannya untuk memanggil si bungsu.
"Hura!!" Teriaknya mengikuti kartun "Masha and the Bear".
Hari minggu memang bagus digunakan untuk bersantai dengan keluarga. Semua berkumpul di rumah, saling bertegur sapa dan bermain. Xiao Zhan sekarang lebih bersyukur lagi dengan berkah Tuhan yang dilimpahkan padanya. Keluarganya sehat semua dan diberi rejeki yang lancar.
Xiao Zhan sudah risen dari agensi di Korea setelah tidak melakukan perpanjangan kontrak. Dia memilih hengkang dari dunia hiburan dan fokus mengurus rumahnya. Jika ingin mengisi waktu luang dia akan datang ke tempat les menyanyi di sekolah barunya Jia Er. Menjadi guru les juga tidak buruk. Dia bisa melihat banyak anak kecil disana. Meski harus banyak minum air putih.
"Apa ada drama baru?" Tanya seseorang yang datang kesana. Pria itu berpakaian kaos vanel berleher V kemudian lengan panjang digulung ke siku. Celana kain oversize berwarna putih sama dengan kaosnya. Dia berjalan ke arah istri dan anaknya dengan senyuman.
"Appa! Kemarilah. Hyung dan Eomma bermain peluk-pelukan." Celetuk si bungsu.
Yibo datang berdiri di samping Zhan lalu menutup mata Jia Er. Ciuman lembut pun mendarat ke bibir Xiao Zhan. Tanpa diminta Erik sudah mengalihkan pandangannya. Tidak sopan melihat orang tuanya seperti itu. Sebentar tidak lama karena Jackson terus menarik tangan Yibo.
"Appa!! Poppo!!" Pekik Jackson heboh. Dia mau cium juga. Dia hapal jika ayahnya menutup mata maka berarti sedang berciuman dengan ibunya tapi dia tidak tahu bagaimana ciuman itu. Pikirnya hanya dikecup pipi seperti yang dilakukan Yibo padanya.
Cup, Yibo mencium pipi Jakson dengan bibirnya. Anak itu pun kegirangan. Dia membalas ciuman pipi Yibo.
"Sayang Baba Mama."
"Sayang Jaer juga." Ucap Yibo.
Satu bulan ini mereka tinggal bersama di China. Saling membagi keluh kesah dan cerita. Jackson yang paling banyak berceloteh, sedangkan Yibo mendengarkan dengan baik dan meresponnya jika ditanya. Erik cenderung lebih dekat dengan ayahnya. Dia terus overprotektif terhadap apa yang dilakukan ayahnya dan makanan.