"Tidak mau." Jawab lantang seorang pemuda yang tengah tidur di kasurnya.
Sontak, wajah Zhan murung mendengar jawaban anaknya. Dia diam di kasur Erik sambil menjabuti benang di selimut sang anak. Melihat keterdiaman sang ibu akhirnya Erik bangun kemudian menaruh ponselnya di samping bantal.
"Baiklah. Kapan Buna mau melihatku balapan dengan Appa?"
"Malam ini."
Astaga, tentu saja Erik agak terkejut dengan permintaan sang ibu yang mendadak ingin melihatnya balapan dengan sang ayah. Erik memeluk perut sang ibunya. Sebenarnya ada alasan dia menolaknya karena Erik baru bisa menaiki motor. Dia masih sedikit takut. Bagaimana jika dia terjatuh? Lalu dia tidak bisa lagi bertemu Suho? Itu masalah besar baginya.
"Jika kalian tidak mau, Buna tidak masalah. Itu juga tidak baik."
"Tidak masalah. Adikku sepertinya ingin menjadi pembalap. Erik sudah bisa menaiki motor."
"Sungguh?"
"Hn." Jawab Erik yakin. Demi adiknya dia mau balapan dengan sang ayah.
Yizhan
Bukan balapan liar, namun balapan boomboom car di salah satu wahana yang ada di mall. Yibo yang sudah siap dengan pakaian balapnya merasa malu dengan pengunjung yang melihatnya bak pembalap sungguhan tapi masuk ke arena boomboom car. Banyak anak kecil juga yang datang bermain.
Zhan menggandeng sang suami pun menatap heran. "Kau tidak akan masuk?"
"Ha?"
"Ayo balapan." Xiao Zhan sudah tidak sabar melihat anak dan suaminya berada di dalam mobil-mobilan itu.
"Appa. Buna sungguhan menginginkan ini?" Erik berbisik.
Yibo juga tidak tahu jika yang dimaksud balapan ini. "Diamlah. Jangan sampai Bunamu menyuruhku tidur di luar."
"Hah. Sabar." Erik menghela nafas.
"Kalian kenapa?" Zhan merasa diasingkan sekarang.
Jackson tidak diduga sudah masuk duluan dan menaiki mobil. Padahal petugas sudah melarang karena belum memberikan tiket. Tapi anak itu tidak peduli bahkan menjerit ketika diangkat petugas. Wang Yibo melihatnya pun menggelengkan kepalanya karena Jackson anak yang kurang sabaran.
"Untuk bertiga." Yibo memberikan black card ke petugas.
Zhan bersorak senang sambil bertepuk tangan saat kedua kesayangannya bersiap menjalani balapan mengelilingi area boomboom car. Dengan bantuan petugas melambaikan bendera mereka melaju dengan kecepatan standar dan saling bertubrukan.
Jackson kadang tergelak karena mengganggu acara keduanya. Dia sering menabrakkan mobilnya ke tembok lalu mundur, ditabrakkan lagi ke tembok. Jika tembok itu bisa bicara mungkin akan mengatakan jika jackson tidak akan mendapatkan sim nanti.
"Menang!" Pekik Erik saat waktunya habis dan dia kembali ke start dengan selamat sentosa menghantarkan Erik dengan kemenangan yang membuat Zhan tersenyum lebar. Ah, dia menyukai senyum ibunya.
"Buna. Erik menang. Appa kalah jadi dia harus menjadi pembantu satu bulan."
"Heh!" Zhan reflek memukul bahu sang anak. Tidak ada perjanjian semacam itu. Dia hanya murni ingin melihat balapan tanpa menginginkan yang menang siapa.
"Tidak seru." Cibir Erik.
Yibo datang mendekati keduanya. Dengan ikhlas dia mau menjadi pembantu Xiao Zhan karena memang itu tugasnya. Sesampainya di dekat Zhan, dia mengusap ujung kepala istrinya seperti biasa. Kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri.