dear nathan

543 59 13
                                    

Thanks buat vote.

Tau ngga sih Nathan cakep banget pas TC ini 🙂👌

Enjoy~~














Bella duduk ditengah tengah keluarganya.
Disana ada mama papa dan juga Nathan. Namun Becca masih dirawat dirumah sakit.
"Maafkan mama ya Bella. Mama tau kamu pasti merasa kesal kan" mama memeluk dan juga mengelus kepala Bella.

"Maaf papa sudah menampar kamu waktu itu, papa hilaf sayang" ucap Papa.

Nathan melihat ketulusan kedua orang tua Bella. Namun justru raut wajah Bella terlihat begitu datar.
"Kakak kamu sekarang sedang dirawat dirumah sakit Bell. Nathan uda ngasih tau kamu tentang hal itu kan?" Tanya mama

Bella menggelengkan kepalanya.
"Semisal Nathan memberitau juga.. aku tidak perduli lagi dengan Becca" balas Bella sambil menatap datar wajah mamanya.

"Bella, jangan berbicara seperti itu. Becca itu kakak kamu" balas Papa.

"Thats right! Becca adalah kakak sekaligus kembaranku. Tapi kenapa kalian selalu memperlakukanku berbeda dengannya? Aku tau aku tidak lebih pintar darinya. Tapi.. aku juga anak kalian" balas Bella.

"Aku juga ingin mencicipi ayam goreng masakan mama. Tapi kenapa mama selalu memberikanku sosis dan nugget? Aku juga ingin di apresiasi oleh papa. Tapi kenapa hanya Becca yang selalu papa perhatikan?" Tanya Bella

Papa menundukan kepalanya.
"Papa minta maaf soal hal itu. Papa tau sulit bagimu untuk memaafkan papa dan mama" ucapnya

"Kamu selama ini tidur dimana Bella? Kamu baik baik aja sayang?" Tanya mama

"Seperti yang mama lihat. Aku baik baik saja. Jauh lebih baik baik saja dibanding ketika aku berada dirumah" balas Bella.

"Siapa laki laki yang membawamu itu?"tanya papa.

Bella menatap tajam kearah papanya
"Dia orang baik. Jangan cari dia"ucapnya

"Orang baik? Jika dia orang baik, dia tidak akan menahanmu disana. Dia pasti akan membawamu pulang"balas Papa.

"Justru karena dia baik. Dia tau.. aku tidak baik baik saja berada disini. Jangan usik dia" setelah mengatakan itu Bella pergi menuju kamarnya.

Dengan cepat juga Nathan beranjak mengikuti Bella.
Nathan menutup pintu kamar Bella dari dalam.
"Listen to me. Aku tau kamu kesal. Aku tau kamu marah. Tapi mereka adalah orang tua mu. Mereka yang sudah membesarkan dari kecil sampai sekarang. So I thought, stop it." Ucap Nathan

"Nath. Aku tau gampang buat kamu ngomong kayak gitu. Karena kamu ngga pernah berada diposisiku. Kamu hidup dilingkungan keluarga yang seutuhnya menyayangimu. Kamu anak satu satunya mereka. Jelas.. mereka sangat menyayangimu lebih dari apa pun itu. Sementara aku?" Ucap Bella.

"Becca menyayangimu. Dia selalu mengkhawatirkanmu. Mungkin dia ngga bisa ngungkapin lewat kata kata. Tapi aku tau dia selalu mengkhawatirkanmu Bell" balas Nathan.

"Hh.. wah.. lantas bagaimana denganmu? Kamu selalu berada dipihak Becca. Kamu selalu membela Becca. Kamu selalu mengutamakan Becca dibanding dengan dirimu sendiri. Tapi.. apa pernah kamu melakukan hal sama untukku?? Never" ucap Bella.

"Kamu taukan Becca punya fisik yang jauh lebih lemah dibanding denganmu. Aku melakukan itu semata mata karena.. hal itu"jelas Nathan.

"Okay whatever. Aku mau istirahat, Kamu bisa pulang sekarang" ucap Bella kemudian mendorong badan Nathan agar segera meninggalkan kamarnya.

"Bell.. aku belum selesai ngomong" Nathan menahan pintu.

"Aku capek! Aku mau istirahat! Oh iya. Ini terakhir kali bagimu untuk memasuki kamarku. Jangan masuk kamarku tanpa izin dariku"ucap Bella kemudian mendorong Nathan dan menutup pintunya.

Bella mengunci pintu kamarnya.
Ia bersandar dibelakang pintu kamarnya sambil memeluk kedua lututnya.
"Jika diberi kesempatan.. aku tidak ingin ada didunia ini"ucapnya pelan.

"Apa yang aku dapatkan tidak lebih dari  hasil belas kasihan orang orang padaku"

"Mereka menatapku dengan raut wajah yang menyedihkan"

"Aku benci itu"

Dari balik pintu, Nathan mendengar semua keluhan Bella.
Terdengar juga isakan dan sesegukan tangis Bella.
Nathan mengacak acak rambutnya. Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri.














..















Keesokan harinya.
Sarapan pagi ini dibuatkan oleh papa.
Mama sedang berada dirumah sakit untuk mengurus kepulangan Becca hari ini.

Papa memasak nasi goreng dengan toping telur mata sapi diatasnya.
"Dulu waktu kamu masih kecil, kamu sangat suka telur mata sapi setengah matang seperti ini Bell"ucap papa.

Bella menatap telur mata sapi diatas nasi gorengnya.
Lalu sesaat kemudian ia meminggirkan telur mata sapi itu dan mulai memakan nasi gorengnya.
"Bukan aku yang menyukainya, tapi Becca" ucapnya kemudian.

Papa menghela napasnya.
Lalu meneguk segelas air putih.

"Lumayan" Bella mengacungkan ibu jari  pada papanya karena nasi goreng yang ia makan cukup bisa dikonsumsi olehnya pagi ini.

"Maafkan papa. Hingga detik ini, papa tidak pernah tau apa makanan kesukaanmu. Warna kesukaanmu. Kegiatan yang kamu sukai. Karena papa, tidak terlalu memperhatikanmu"ucap papa

"Ngga apa apa kok pah. Lagian aku tidak se istimewah itu untuk mendapatkan perhatian dari papa." Setelah mengatakan itu Bella bangkit dari posisinya dan memakai tas sekolahnya

"Bella berangkat kesekolah dulu" Bella berlalu pergi tanpa menatap wajah papanya.

Sesampainya dihalaman rumahnya.
Bella melihat Nathan yang sudah menunggunya dengan mobil putih yang selalu ia bawa kesekolah.
Ia menatap aneh kearah Nathan karena Nathan membukakan pintu yang biasanya selalu ia lakukan untuk Becca.

"Aku Bella, bukan Becca. Lagian aku ngga mau tuh naik mobil kamu."ucap Bella kemudian berjalan melewati Nathan.

Namun Nathan berhasil menahan pergelangan tangan kanan Bella.
"Ini uda siang. Nanti kamu bisa terlambat kalau naik kendaraan umum"ucapnya.

"Biarin. Dari pada aku harus pergi bareng kamu" balas Bella.

"Emang.. emang kenapa kalau pergi bareng aku? Kan biasanya kita pergi bareng" tanya Nathan.

"Iya bareng. Tapi bareng Becca juga. Tapi sekarang kan Becca ngga ada. Aku ngga mau duduk dikursi yang selalu diduduki oleh Becca. Aku bukan bayang bayang dia. Aku ngga mau disamain kayak dia" ucap Bella kemudian berusaha melepaskan tangan Nathan dari pergelangan tangan kanannya.

Namun semakin Bella memberontak, justru Nathan semakin erat memegang pergelangan tangan Bella.

"Aw! Sakit Nathan. Kamu kenapa sih?" Bella meringis dan menatap tajam Nathan.

Seakan tidak perduli dengan ucapan Bella, Nathan menarik paksa Bella dan memintanya agar segera memasuki mobilnya.

"Aku ngga mau Nath. Jangan paksa aku! Aku bakal teriak nih?" Bella mengancam Nathan

"Ssssttt.." lalu setelahnya Nathan menutup pintu mobilnya.
Ia sukses memasukan Bella secara paksa kedalam mobilnya.

Nathan menyalakan mesin mobilnya dan langsung tancap gas menuju sekolah.
Ia mengabaikan tatapan tajam Bella yang duduk disebelahnya.













Ini akan terus berlanjut
Jadi tetap enjoy untuk kedepannya.

Lopyu guys 🫶

Nathan Tjoe A On - Kills Me Inside (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang