3•

158 31 18
                                    

Chisatt berlari, berubah dalam wujud binatangnya. Menerjang hutan belantara yang gelap dengan sedikit cahaya dari rembulan.

Panggilan Phugun yang tercekat dan sedikit aneh membuatnya yakin kalau apa yang Nithi katakan padanya tadi sore benar saja terjadi.

Bagaimana Nithi, dokter di kehidupan manusianya dan juga sebagai ahli pengobatan bagi klan werewolf di dalam packnya. Memperkirakan kemungkinan heat pertama yang akan diterima Phugun ialah rentang waktu tiga hari dari sekarang.

Dan sepertinya heat itu datang malam ini.

Cakar runcing kakinya menapak tanah, meninggalkan jejak besar di setiap langkahnya.

Dari jauh, samar dirinya menangkap bau feromon menyebar mengelilingi hutan.



Sial, Aku terlambat!




Chisatt mengutuk dirinya sendiri yang membiarkan Phugun berkeliaran di luar sendirian.

Tubuh serigala dewasa itu mendekat pada adiknya yang masih dalam wujud manusianya, wajah Phugun nampak memerah. Uap panas terlihat jelas keluar dari bibirnya yang tipis.

Namun, ada sesuatu yang aneh. Di sekitar tubuh adiknya juga tercium bau busuk yang membuat serigala dewasa itu menggeram marah.




'Apa kau bertemu vampir, Phu?'



Tanya Chisatt menggunakan telepatinya karena serigala dewasa itu ingin membawa adiknya pulang dengan menaiki punggungnya.

Phugun mengangguk lemah, sungguh dirinya kesusahan hanya sekedar menjawab pertanyaan sang kakak.

" Pergi. Sakit. Panas."

Chisatt segera membawa tubuh adiknya naik ke atas punggungnya, melesat secepat yang dia bisa.

Dari balik bukit yang jauh, berdiri vampir pria yang tadi sempat mendekat pada Phugun. Tersenyum penuh arti lalu menghilang dengan kecepatan cahaya.







Aroma manis menyegarkan yang dikeluarkan Phugun sepanjang jalan, membuat segerombolan werewolf yang sedang berburu maupun bersantai tergoda karenanya.

Chisatt yang menyadari datangnya werewolf lain ke wilayahnya karena aroma yang dikeluarkan Phugun, semakin mempercepat pergerakannya.

Serigala dewasa itu segera berubah saat sampai di halaman rumahnya, mengangkat tubuh sang adik dalam gendongannya dan segera membawanya masuk.

Nithi bahkan sudah berdiri di depan pintu menyambutnya dengan sedikit gelisah.

Dokter tampan itu menutup hidungnya rapat dan menggunakan masker, karena aroma feromon Phugun yang membuatnya pusing.

Jika terus dibiarkan, mungkin dirinya akan kehilangan akal sehatnya.

Chisatt berubah kembali dalam wujud binatangnya, ketika sekawanan serigala lainnya sudah berada di halaman rumahnya.





' Apa yang kalian lakukan disini?'

' Kami mencium bau yang memabukkan. Dimana itu?'

' Pergi kalian! Selagi aku masih bicara baik-baik.'

' Biarkan kami melihatnya,'

' Benar, baunya sangat enak.'

' Pergi!!'





Chisatt menggeram. Bibirnya melengkung tertarik ke belakang. Giginya yang besar terlihat dengan gigi seri runcing yang nampak tajam seolah baru diasah. Menyeringai menakutkan yang jika manusia biasa melihatnya pasti mereka akan langsung jatuh tak sadarkan diri.

Curse of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang