5•

151 30 24
                                    

" Aaaarrrgghhhhh.."


Phugun menjerit keras bersamaan dengan benda dingin dan asing yang berhasil menerobos jauh ke dalam tubuhnya.

Matanya menutup meneteskan air mata. Rasa sakit itu tak bisa lagi dia ungkapkan dengan kata-kata. Ditambah dengan kenyataan kalau dirinya baru saja melakukan imprint pada sosok yang tak seharusnya menjadi pasangan seumur hidupnya.

Kegiatan yang membuat tubuhnya menyerah pada gairah menggebu akhirnya selesai setelah Phugun merasa waktu terasa berlalu begitu lama. Seolah mereka sudah melakukannya hingga berhari-hari.

" Milikku." ucap Cirrus mengecup singkat bibir yang bengkak karena ciumannya yang sempat brutal tadi

Phugun menolehkan kepalanya menghindari mata merah tajam yang menatapnya lekat.

Dirinya tak ingin mengakui bahwa karena kebodohannya, kini dirinya terikat dengan Cirrus. Makhluk abadi yang menjadi musuh bebuyutan bangsanya selama ribuan abad.

Lalu bagaimana dengannya kini..

Apa yang akan dia katakan dengan sang kakak dan ayahnya mengenai semua hal yang baru saja terjadi.

Haruskah dirinya mengatakan kalau tanpa sengaja tubuhnya mengimprint Cirrus, seorang vampir yang melewatkan waktu penuh gairah bersamanya ketika heatnya kembali datang.

Phugun masih meneteskan air mata. Tak hanya tubuhnya yang sakit. Namun juga kepalanya.

" Hei.. Kenapa menangis?" Cirrus menghapus jejak air mata di mata cantik yang sepenuhnya menutup dan tak ingin melihatnya

" Aku membencimu. Sangat membencimu." jawab Phugun menepis tangan dingin yang beberapa waktu lalu sangat dia butuhkan sentuhannya

" Tapi aku sekarang matemu my little werewolf. Aku tahu, kau telah mengimprintku bukan?" Cirrus menggenggam tangan kurus dalam cekalannya

" Pergi. Aku tak akan menerimanya." Phugun berusaha berontak, dirinya tak mau mengakui imprint yang tak bisa diterima bangsanya

" Sstttss.. Mari kubantu kau berpakaian." Cirrus dengan lembut mendudukkan tubuh Phugun

Tangan dinginnya bergerak perlahan memakaikan semua pakaian Phugun dengan penuh kelembutan. Seolah Phugun seperti benda rapuh yang akan hancur jika Cirrus menggunakan sedikit saja kekuatannya.

Phugun hanya diam menerima perlakuan Cirrus pada tubuhnya. Werewolf muda itu seolah kehilangan harapan hidupnya.

Setelah kenyataan dirinya bukan terlahir sebagai alpha dan kini dirinya bahkan mengimprint makhluk yang salah.

Phugun merasa memang seharusnya dirinya mati tenggelam saja hari itu. Maka semua tak akan menanggung beban akibat ulahnya.

" Jangan menahannya. Kalau kau memang mau menangis, menangislah. Aku akan disini bersamamu." Cirrus merasa sedikit iba dengan werewolf muda yang baru saja dia paksa melayani gairahnya ketika heat Phugun datang

" Pergi! Kubilang pergi!" teriak Phugun melempar apapun yang bisa tangannya raih, entah itu daun kering ataupun ranting pada vampir gila di hadapannya

" Ok ok.. Lagipula kau akan membutuhkanku nanti," Cirrus mengalah


Vampir tampan itu pergi menjauh. Tersenyum sebelum bergerak melesat meninggalkan Phugun yang menangis tersedu.

Phugun menjerit, meraung, bahkan mencakar tubuhnya sendiri. Dirinya jijik dengan tubuhnya sendiri sekarang.

Bau vampir itu bahkan menyebar melingkupi seluruh tubuhnya. Lalu bagaimana dirinya akan pulang sekarang.

Lama, waktu yang Phugun habiskan hanya untuk meringkuk memeluk tubuhnya sendiri.

Curse of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang