7•

92 26 0
                                    

" Aku tak menyangka kau ternyata seorang omega.." sebuah suara membuat Phugun yang sedang duduk  di dekat jendela dan melihat jauh ke halaman belakang tempat packnya berkumpul harus terusik

Pandangannya teralihkan oleh seseorang yang tak Phugun sadari kedatangannya. Atau mungkin Phugun memang tak pernah peduli sekitarnya, karena di tempat packnya merupakan tempat teraman baginya.

Jadi tak ada yang perlu Phugun risaukan ketika berada di dalam jangkauan perlindungan kakaknya maupun packnya.

" Ya begitulah." jawab Phugun kembali menatap temannya yang sedang saling mengejar satu sama lain

" Apa kau sudah memilih pasangan? Kudengar Nithi menyarankan Chisatt untuk segera memilihkan pasangan untukmu." seseorang yang kini berdiri di sebelahnya, sepertinya tak akan melepaskannya begitu saja untuk menikmati kesendiriannya menatap kegiatan packnya

" Entahlah.. Aku masih belum tertarik, Dan kuharap kau bisa meninggalkanku sendiri.. Alex," Phugun menekankan nama seseorang yang mengganggu ketenangannya

" Baiklah, Sepertinya kau memang membutuhkan waktu sendiri." Alex mengalah, membalikkan badannya dan berusaha meninggalkan Phugun kembali sendiri

" Tapi.. Kalau kau memang membutuhkan pasangan, Aku bersedia." Phugun hampir saja terlonjak di tempatnya karena bisikan lirih yang terasa tepat di balik telinganya

Matanya menoleh, menatap tajam pria yang kini sudah melenggang pergi dengan senyum terangkat di salah satu sudutnya.

Dirinya sudah mendengarkan penjelasan dari Nithi tentang pentingnya Phugun mendapatkan pasangan secepatnya untuk membantunya melewati masa heat yang bisa saja terjadi kapan saja.

Namun, jauh di dalam lubuk hatinya. Phugun masih tak berniat memilih siapapun.

Apalagi datangnya masalah yang tak dia minta, membuatnya semakin dibuat pusing.

Phugun tak menginginkan imprint itu. Bangsanya juga tak akan pernah mengijinkan imprint itu terjadi. Pikirannya mulai terus mengucapkan kalimat penolakan.

Tangannya terkepal erat mengingat bagaimana imprint itu bisa terjadi begitu saja.





" Tanganmu bisa terluka kalau kau mengepalkannya terlalu erat." sentuhan halus pada kepalan tangannya, membuat Phugun tersadar

" Maaf Phi.." Phugun menepis perasaan amarah yang melingkupi dirinya karena kedatangan sang kakak

" Apa yang membuatmu marah? Apa Alex mengganggumu?" tanya Chisatt mengusap perlahan tangan adiknya, ada jejak kuku di genggaman tangan Phugun

Phugun menggeleng.

" Kenapa tak ikut bermain dengan yang lain?" Chisatt mengubah topik pembicaraan

" Aku masih merasa tak nyaman." cicit Phugun dengan wajah memelas agar kakaknya tak memintanya untuk ikut permainan berlari dan saling menggigit yang dilakukan teman-temannya

" Apa masih ada yang sakit? Kau mau aku panggil Nithi kemari?" gurat kecemasan nampak jelas di wajah sang kakak, membuat Phugun tak tega melihatnya

" Bukan phi, Hanya sedikit lemas saja." Phugun tersenyum, berharap sang kakak tak menanyakan lebih lanjut bagaimana perasaannya saat ini




Chisatt sudah berulang kali bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu, namun Phugun terus saja mengelak dan cenderung menghindari sang kakak.

Membuat Chisatt merasakan frustasi yang begitu besar, enigma muda itu tak ingin memaksa adiknya. Hanya saja dirinya juga ingin tahu apa yang terjadi pada Phugun hingga adiknya pulang dalam keadaan yang bisa dikatakan jauh dari kata baik-baik saja.

Curse of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang