1•

394 36 13
                                    

Awan mendung terlihat menyelimuti kota Arcane Falls. Kota itu selalu berkabut mendung, bahkan lebih banyak waktu untuk musim dingin serta hujan daripada musim panas dan hangat.

Warga Arcane Falls pun juga tak banyak karena memang kota itu terbilang kota kecil yang ada di benua Aetherwind.

Hutan-hutan lebat masih berjajar di sepanjang jalan, pantai yang indah juga mengelilingi kota kecil tersebut. Mungkin hal itulah yang terkadang membuat kota itu sedikit terasing dari dunia luar.

Meskipun begitu kemajuan teknologi tetap hinggap di kota kecil tersebut.

Dan sepertinya cuaca mendung kali ini mengiringi tatapan sendu seorang pemuda yang hanya duduk termenung di tepi tebing.

Pemuda itu marah karena dirinya tak sesuai apa yang dia harapkan selama ini. Harusnya sebagai seorang keturunan langsung suku Onyxclaw, dirinya bisa menjadi seorang alpha. Meskipun bukan alpha terkuat yang kelak akan mengambil alih kepemimpinan seperti kakaknya.

Namun Pemuda itu tetap ingin melindungi packnya.

Tapi apa yang dia dapatkan..

Sebuah kenyataan pahit dan mengerikan untuk dia terima.

" Aaarrrggghhhh...."

Teriakan pemuda itu menggema di atas ketinggian tepi jurang.

Matanya menatap marah dan nyalang deburan ombak di bawahnya.

Dengan langkah pasti, kakinya mengarah semakin dekat dengan pinggiran jurang.

Boom

Byuurrr

Suara benda jatuh menghantam air terdengar begitu keras, hingga menimbulkan cipratan air mengenai batu karang.

Lama tak ada sesuatu yang muncul ke permukaan air yang kembali berubah tenang.

Seorang pria berbadan tegap berisi segera menceburkan dirinya ke dalam laut lepas. Mencari sosok yang baru saja dengan gilanya terjun bebas dari atas tebing dan tak muncul setelah sekian lama.

Pria tersebut berhasil menemukan seseorang yang dia cari, menarik tubuh yang lebih kurus darinya ke daratan.

Melakukan pertolongan dasar pada sosok tersebut, hingga pemuda tersebut terbatuk mengeluarkan air yang mungkin saja memenuhi sedikit ruang paru-parunya.

" Uhuk.. Uhuk.. Ugh.."

Mata pemuda itu terbuka, dan melihat seseorang yang dia kenal betul berdiri di hadapannya dengan wajah mengeras memerah.

" Kau sudah gila Phu?!!" bentak pria yang lebih tinggi berisi itu pada pemuda bertubuh kurus di bawahnya

" Harusnya Phi tak menolongku." pemuda itu menutup kedua matanya menggunakan lengannya dan kembali berbaring di atas pasir

" Apa kau bilang? Kau adikku, lalu siapa lagi yang harus kutolong? Kau membuatku takut untuk sesaat." Chisatt menarik rambutnya kasar, membayangkan adik kecilnya menghilang membuatnya ketakutan

Baginya yang merupakan putra tertua, Phugun seperti permata yang harus dia jaga sepenuh hati dan dengan seluruh kekuatan dalam hidupnya.

Dirinya tentu tahu bagaimana perasaan adiknya yang baru saja mengetahui kalau dirinya ternyata merupakan seorang omega dan bukanlah alpha seperti yang adiknya harapkan selama ini.

Chisatt juga kecewa dan sedih mengetahui apa yang diharapkan adiknya bertolak belakang dengan kenyataan, namun apalagi yang bisa dia perbuat. Kalau memang takdir yang sudah menentukan adiknya tersebut menjadi seorang omega. Omega dominan yang terlahir setiap seribu tahun sekali.

Curse of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang