4•

175 29 27
                                    

Di tengah hutan yang lebat dan juga sedikit lembab. Phugun mulai kembali merasakan sesuatu yang tak nyaman mendesak keluar.

Perasaan yang beberapa waktu lalu dia derita kini mulai terulang kembali.

" Haa.. Hah.. Apa ini?" nafasnya mulai terengah

Dirinya yang duduk di batang pohon besar yang tumbang, kini jatuh bersimpuh ke tanah.

Tubuhnya kembali membara seolah terbakar, namun tak benar-benar terkena api. Hanya saja rasa panas itu begitu menyiksanya.

Tangannya mencengkeram dedaunan kering, menandakan usahanya untuk melawan hasrat yang tak lagi bisa dia tangani.

Otaknya mulai menerka, ada apa lagi dengan tubuhnya. Apakah heatnya kembali terjadi..

Kenapa belum selesai..

Harus sampai kapan dirinya merasakan rasa panas tak nyaman pada tubuhnya..



Di balik bukit yang tak begitu jauh, sesosok vampir tampan menyeringai. Dirinya bergerak cepat menuju ke arah aroma yang kemarin dia jumpai dan dia lepaskan. Namun kali ini tak akan dia biarkan, aroma manis itu harus jatuh menjadi miliknya.

Phugun bisa merasakan kehadiran makhluk lain yang mendekat padanya, namun dirinya tak ada tenaga untuk sekedar beranjak berdiri. Kejadian memalukan dimana dirinya merasa lemah dan tak berdaya kembali terulang.

Langkah kaki yang berjalan perlahan selangkah demi selangkah, seolah beriringan dengan detak jantung Phugun yang berdegup kencang.

Tubuh itu berjongkok dan mengamati dengan jelas wajah tersiksa di depannya.


" Tersiksa huh?" suara berat yang tak Phugun suka

" Pergi. Haa.. Hhh.." usir Phugun namun dagunya justru dicengkeram tangan dingin vampir tersebut

" Bukankah sudah kukatakan, aku tak akan melepasmu lain kali kalau kita bertemu lagi. Kau tak mengingatnya, hemm??" tangan dingin itu menyusuri setiap lekuk bagian wajah Phugun, menyingkirkan anak rambut yang jatuh menghalangi arah pandang werewolf muda tersebut

" Hah.. Haa.. Jangan macam-macam!" peringat Phugun, sentuhan dingin vampir itu membuat panas di tubuhnya menginginkan sedikit gerakan yang lebih

" Ah.. Padahal kau menginginkanku bukan, tubuhmu tersiksa bukan? Aku akan membantumu kali ini,"

Phugun melebarkan kedua matanya kala bibir tipisnya bersentuhan dengan bibir yang dingin. Tanpa sadar werewolf muda itu mengerang, merasakan sejuk di tubuhnya akibat perlakuan vampir tersebut.

" Berhenti Cirrus!!" dorong Phugun, berteriak pada vampir kurang ajar yang sudah menciumnya tanpa persetujuannya

" Hahaha.. Masih bisa melawan rupanya," Cirrus, Vampir tampan yang berusia lebih dari lima ratus tahun tertawa melihat bagaimana manusia serigala muda di depannya masih mencoba melawannya juga hasratnya sendiri

" Jangan berani macam-macam! Hah.. Ha..," Phugun menatap tajam Cirrus yang hanya memandangnya dengan senyum miring

Phugun hendak berbalik dan memanggil kakaknya. Namun sesuatu mendorong tubuhnya, menghimpit diantara batang pohon besar yang tercium jelas aroma kayunya di hidung Phugun.

" Aku sudah tak tahan lagi." Cirrus menekan kuat Phugun ke pohon yang tak jauh dari tempat keduanya berada

" Aku akan membantumu,"

Kedua tangan Phugun dicekal ke belakang tubuhnya, badannya tertekan oleh badan yang lain. Membuatnya kesulitan untuk melakukan perlawanan.

Tangan dingin Cirrus bergerak menyentuh tubuh kurus Phugun yang masih tertutup pakaiannya. Menempelkan hidungnya pada tengkuk yang mengeluarkan aroma manis memabukkan.

Curse of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang