🌈PROLOG

3.3K 176 5
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Park Jongseong atau Jay Park, pria tampan dengan tatapan tajamnya kini sedang berlari dari kejaran musuhnya. Beberapa saat yang lalu, ia dan tiga pengawalnya hendak melakukan transaksi di dermaga selatan bersama mafia yang bersekutu dengannya.

Namun naas, transaksi itu ternyata jebakan dan sekutunya sudah melakukan pengkhianatan kepadanya. Tiga pengawal yang ia bawa sudah mati demi melindunginya—karena kalah jumlah membuat ia terpojok hingga punggungnya tertembak.

"Shhh... Tua bangka sialan. Lihat saja, aku akan mencincang tubuhmu bajingan." Gumam Jay sembari memegang punggungnya yang terus mengeluarkan darah, saat ini ia tengah bersembunyi dibalik bak sampah besar—ia terus berlari dari kejaran belasan orang yang ingin membunuhnya.

Jay sudah tidak memiliki peluru lagi, sehingga ia memutuskan untuk kabur dari pada melawan orang-orang itu yang jelas mereka memiliki pistol.

Karena terus berlari, Jay hingga tidak sadar kalau saat ini ia tengah berada di Kota yang cukup jauh dari dermaga.

Jay sedikit melirik untuk memastikan para pengkhianat itu tidak mengejar dirinya lagi. Ia bernafas lega, tubuhnya ia sandarkan pada bak sampah itu, matanya ia pejamkan dengan deru nafas yang begitu kencang.

Ia benar-benar kelelahan saat ini.

Kalau tahu akan terjadi seperti ini, Jay pasti akan membawa banyak bawahannya. Ia harus kehilangan tiga pengawal setianya karena mereka mendapatkan banyak tembakan karena mencoba melindunginya.

"Kang Jongho, akan ku cabut bola matamu bastard." Tangannya mengepal begitu kuat dengan gigi yang bergemeletuk.

Jay akan pastikan, pria tua itu akan mati ditangannya.

"P-permisi... A-apa anda baik-baik saja?"

Jay dengan perlahan membuka matanya—hingga obsidian gelapnya langsung bertatapan dengan mata cantik yang terlihat indah yang sedang menatapnya khawatir dan bingung.

"Siapa kau?" Tanya Jay yang langsung menodongkan belati miliknya pada pemuda cantik itu—takut-takut kalau pemuda ini salah satu pengikut Jongho yang ingin membunuhnya.

Pemuda berwajah manis itu langsung terkejut dan langsung memundurkan tubuhnya saat belati itu hampir mengenai wajahnya.

"U-uh... Apa yang kau lakukan? Aku... Aku tidak akan menyakitimu." Jawab pemuda itu yang tampak takut akan Jay.

Jay menatap pemuda itu dengan tajam dan begitu mengintimidasi—merasa kalau dia hanya warga biasa, Jay kembali memasukkan belati miliknya.

Jay tanpa berkata apapun lagi langsung bangkit dengan perlahan hendak pergi. Namun, tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh pemuda cantik itu—Jay berbalik dengan tatapan dinginnya yang mampu membuat tubuh pemuda itu meremang.

"Punggungmu terluka... Darahnya sangat banyak, lebih baik kau ke rumahku sekarang. Biar aku mengobatinya dulu." Ucap pemuda cantik itu saat melihat kemeja putih Jay yang berlumuran darah dibagian punggungnya.

Pemuda manis itu langsung menarik Jay ke arah rumahnya yang memang tidak jauh dari tempat ini—Jay yang memang tidak tahu daerah sini pun hanya mengikutinya, lagi pula Jay sangat yakin kalau orang-orang itu masih berkeliaran disana mencari dirinya.

Dengan keadaan yang tidak menguntungkan untuknya— lebih baik Jay ikut saja ke rumah pemuda ini.

••

Sesampainya dirumah pemuda manis tersebut, Jay menatap rumah itu sebentar dengan tatapan tanpa ekspresinya.

"Maaf... Rumahku memang tidak terlalu bagus." Ujar pemuda manis itu sembari menggaruk tengkuknya.

Jay hanya diam, tapi ia langsung mengikuti pemuda cantik itu masuk ke dalam rumah yang tidak besar tersebut.

Rumahnya memang tidak besar, namun didalamnya sangat bersih dan rapih. Tanpa meminta izin terlebih dahulu—Jay langsung saja duduk disingle sofa yang ada diruangan itu.

"Tunggu sebentar, aku ingin mengambil kotak p3k milikku." Pemuda cantik nan manis itu langsung saja bergegas ke arah dapur untuk mengambil kotak kesehatan miliknya.

Beberapa saat menunggu, Jay sedikit melihat-lihat isi rumah ini—dan sepertinya, pemuda manis yang menolongnya saat ini tinggal sendirian.

Pemuda manis itu pun datang dengan sebuah kotak cukup besar ditangannya.

"Buka bajumu dan berbaliklah."

Jay tanpa membantah langsung menuruti apa yang dikatakan pemuda tersebut. Ia membuka kemeja putih miliknya dan berbalik membelakangi pemuda manis itu hingga punggung lebar dan penuh otot miliknya terlihat dengan jelas.

Pemuda manis itu menelan ludahnya susah payah saat melihat punggung Jay yang memiliki tatoo naga dibagian punggung sampai mendekati lehernya.

"Siapa namamu? Apa kau seorang dokter?" Celetuk Jay membuat pemuda manis itu tersadar dari lamunannya dan langsung mengelap darah yang ada dipunggung Jay menggunakan handuk basah.

"Namaku Kim Sunghoon, aku bukan seorang dokter—tapi aku sedikit tahu cara mengobati luka seperti ini." Jawab Sunghoon sembari membersihkan punggung Jay sampai ia bisa melihat lubang yang ada dibahu pria tampan itu.

"Kau tertembak?!" Pekik Sunghoon terkejut, ia pikir Jay terluka karena sayatan belati.

"Kenapa? Kau tidak bisa mengobatinya?" Jawab Jay dan nada bicaranya selalu tanpa adanya ekspresi.

"B-bukan seperti itu. Bukankah luka ini lebih baik diobati dirumah sakit saja? Kalau kau mau aku bisa mengantarmu."

"Ini sudah tengah malam. Dan aku sedang diburu sekarang—lebih baik kau keluarkan pelurunya dan langsung jahit saja." Ujar Jay yang tampak biasa saja dengan apa yang dirinya ucapkan.

"Tapi aku tidak punya anestesi, kau bisa kesakitan nantinya." Cicit Sunghoon.

"Tidak masalah, aku sudah terbiasa dengan rasa sakit. Cepat lakukan." Ujar Jay yang malah menyandarkan tubuh depannya pada kepala sofa sembari memejamkan matanya.

Sunghoon meneguk ludahnya susah payah sembari menggangguk. Ia pun mulai mengobati Jay semampu yang ia bisa.

Tanpa Sunghoon ketahui, kalau pertemuannya dengan Jay adalah awal dari kehancuran hidupnya.

••

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Ada yang kangen? Mafia lagi nih🌚

Jujur aku lama publis cerita baru karena lagi mikir² mana yang harus aku publis duluan dan pilihannya jatuh ke yang ini🔥 soalnya cerita genre mafia itu cerita aku banget soalnya idenya selalu lancar jaya.

Jangan lupa vomentnya❤️

Mafia In Love (Jayhoon)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang