#Hari Ke-Duapuluh_Tiga

381 25 4
                                    

"Dia kembali?"

Sekarang adalah waktunya graduation. Jihoon sampai digedung yang disewa sekolahnya untuk acara kelulusan ini. Jihoon menatap lurus, menatap orang-orang yang lalu lalang di hadapan nya.

"Ji? Ayo masuk," Jaehyuk menepuk pundak Jihoon.

"Jae, kalau sekarang Hyunsuk ada disini, Mungkin dia bakalan terlihat cantik dengan make up tipisnya," Jihoon tersenyum miris, matanya mengeluarkan air bening.

"Ji, ikhlaskan ya? Hyunsuk bakalan tetep dapet Samir, bakalan tetep dapet ijazah, lu tenang aja. Mashiho nanti yang bakalan bawa foto Hyunsuk."

Pecah, tangisan Jihoon pecah. Jaehyuk cuma bisa mengelus punggung Jihoon dengan rasa iba. Jaehyuk sengaja menjemput Jihoon karena  dia tau Jihoon berniat tidak mau hadir diacara ini.

"Hyunsuk pasti sedih liat lu kaya gini, Jihoon."

"Jae, gua kehilangan dunia gua Jae. Hyunsuk adalah dunia gua, gua kehilangan rumah gua, gua kehilangan dunia gua, gua kehilangan orang yang gua cinta Jae!"

"Ji, udah. Gua gak tega liat lu kaya gini, liat! Badan lu kemana Ji? Dulu badan lu kekar, sekarang ilang kemana badan lu?"

"Lu jarang makan, lu jarang keluar kamar, gua tau lu hancur karena kepergian Hyunsuk, tapi lu gak harus begini Jihoon," Lanjutnya.

"Gua cuma mau Hyunsuk balik."

"Lu mau Hyunsuk balik? Gak takut lu sama pocong?"

"Kalau itu Hyunsuk, ngga takut gua Jae."

"Halah! Ayo masuk!"

Acara berjalan lancar, sampai tiba di acara pasang Samir. Satu persatu murid per-kelas naik ke panggung untuk pemasangan samir dan menerimaan ijazah.

"Ji, tuh IPA 1 maju. Hyunsuk ada di absen nomor 6 Ji!"

Jihoon menatap Mashiho yang membawa bingkai foto Hyunsuk, air mata Jihoon kembali turun. Bahkan sekarang dia berhalusinasi bahwa Mashiho itu Hyunsuk.

"Hyunsuk.... Aku kangen," cicitnya pelan.

Seketika ruangan yang semula nya ramai kini hening dan penuh isak tangis, saat nama Choi Hyunsuk disebut.

"Gua gak kuat! Gua mau nangis!" Ucap Yeji yang duduk tepat di depan Jihoon.

"Nangis aja, sini nangis together," Ryujin memeluk Yeji, mereka berdua nangis.

Raut penyesalan bisa Jihoon liat dari wajah Giselle. Giselle bahkan meneteskan air mata, membuat pipinya basah.

Junkyu dan Yoshi yang duduk di kanan kiri Jihoon hanya bisa mengelus punggung kawannya itu, sembari menatap ke depan.

Tangisan Jihoon semakin pecah saat Mashiho menghampiri nya dan memberikan bingkai foto itu pada Jihoon, juga Samir dan ijazah Hyunsuk.

Jihoon mengelus wajah kekasihnya itu yang sekarang ada di dalam bingkai.

"Hyunsuk, kangen. Kangen banget!"

Semua orang baru bisa melihat, bahwa seseorang yang dulunya terbilang kejam itu ternyata punya sisi lemah. Dia benar-benar dibuat menangis karena kepergian Hyunsuk kemarin.

Setelah acara selesai Jihoon datang ke toko bunga Hyunah, untuk menberikan bingkai, Samir dan ijazah Hyunsuk. Hyunah juga ngga malah heboh begitu melihat foto anaknya yang dikenakan Samir, Hyunah bahkan sempat terjatuh karena kakinya yang tiba-tiba lemas.

"Jihoon, makasih ya. Kamu jangan kebanyakan nangis, liat mata kamu Jihoon, liat badan kamu, liat pipi kamu, semuanya berubah Jihoon. Jangan sedih lagi, Hyunsuk ngga mungkin suka kalau kamu kaya gini, nyiksa diri. Pulang dari sini, Jihoon makan ya? Apa Jihoon mau makan disini?"

 PAMIT [Hoonsuk]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang