chap 41

2K 103 6
                                    

**✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘


Hawaii,

"Dad, mom, aku ingin membatalkan perjodohan ini. Aku sudah memiliki kekasih. Laki laki ini adalah kekasihku. Aku harap kalian setuju dengan keputusanku. Jangan pernah memaksaku untuk menikahi wanita yang tidak aku sukai lagi. Maaf kalau aku mengecewakan mom and Daddy."

Blue bicara panjang lebar memandangi orangtuanya bergantian seraya menarik lengan lengso untuk berdiri sejajar dengannya.

Bagaimana dengan lengso? Jelaslah pria manis itu melotot kaget. Yang dia tahu blue mati-matian ingin dia ikut bersama ke Hawaii hanyalah untuk menghadiri pertunangannya, bukan malah mengacaukan acara mereka dengan datang menjadi kekasih blue. Astaga, sekarang ini bahkan baru pertemuan makan malam kedua keluarga, pria itu betul-betul mau membunuhnya. Lihat saja tatapan orangtuanya, dan beberapa orang lain dalam ruangan itu.

Lengso menatap ke salah satu wanita bule seumuran mereka yang ia ketahui sebagai calon tunangan blue. Wanita itu menatapnya tidak suka. Sangat jelas. Lengso mengutuk blue dalam hati. Kalau dia tahu akan seperti ini, dia tidak akan datang. Dia malu bukan main. Blue memang suka sekali cari masalah dengan bawa-bawa dia.

"Blue, apa-apaan ini? Hari ini pertemuan keluarga kita dengan keluarga calon tunanganmu, tapi kau malah membawa laki-laki lain. Jangan permalukan mom and dad!" kata mamanya menahan malu pihak keluarga calon besan.

"Kan sudah berkali-kali aku bilang tidak mau dijodohkan seperti ini mom," blue berkata pada mamanya kemudian memiringkan kepala melirik wanita yang bahkan tidak pernah ia temui sebelumnya itu.

"Maaf, tapi aku tidak akan pernah menikahimu. Kau cari laki-laki lain saja, yang jauh lebih baik dariku." kata pria itu pakai bahasa Inggris. Wanita bule dan keluarganya nampak tersinggung. Mereka berdiri dari kursi dan mengatakan kekecewaan mereka terhadap orangtua blue lalu keluar dari ruangan tersebut.

Lengso jadi tidak enak. la merasa serba salah. Blue sungguh membuatnya yang tidak salah apa-apa jadi ikutan terlibat. Sialan. Dia akan bikin perhitungan nanti dengan laki-laki itu.

Setelah keluarga bule tadi pergi, blue dimarahi habis-habisan. Bahkan semua kartu kreditnya diancam akan dibekukan oleh daddy-nya. Setelah memarahi pria itu, mereka ikut pergi dari situ. Terlalu kecewa dengan kelakuan putra tunggal mereka.

Tinggal lengso dan laki-laki itu yang anehnya malah bernapas lega dan tersenyum bodoh ke lengso. Lengso menutup matanya dalam-dalam dan tanpa aba-aba menendang tulang kering blue.

"Auwww ..." teriak blue kesakitan. Pria itu menunduk mengusap-usap kakinya yang sakit.

"Kau sinting!" lengso memakinya. Blue terkekeh.

"Maaf, aku tidak punya ide lain. Lagipula kau sahabatku, apa salahnya membantu sahabatmu sendiri."

perkataan enteng blue membuat lengso makin kesal.

"Lain kali cari orang lain saja, kau membuatku kaget, dan merasa bersalah pada orangtuamu." siapapun pasti kaget kalau tiba-tiba seperti tadi.

"Sekarang bagaimana? Kau mau di sini dulu atau ikut aku pulang besok pagi-pagi?" lengso menatap blue. la sudah berada di negara ini lebih dari satu minggu. Sudah menikmati perjalanan liburannya dengan beberapa temannya yang ada di Kota ini, belanja barang-barang unik sekalian beli oleh-oleh buat papa, mama dan adiknya, dan yang terakhir memanjakan diri sendiri di salah satu klinik kecantikan ternama.

"Tiketmu sudah ada?" blue balas bertanya. Lengso mengangguk.

"Kalau begitu kita pulang bersama saja. Aku akan memesan tiket sebentar, tidak ada gunanya juga aku di sini."

"Ya, karena kau sudah menghancurkan pertemuan dengan mantan calon tunanganmu." sindir lengso. Blue terkekeh.

"Jadi kau masih dendam?"

"Menurutmu?" tatapan lengso yang tajam malah membuat blue ingin tertawa, bukannya merasa bersalah.

"Hmm, sepertinya aku harus bergantung padamu dan ohm nanti. Seluruh hartaku sudah ditarik kembali oleh orangtuaku." blue sengaja memasang tampang kasihan.

"Makanya kerja. Ohm di usia sepertimu sudah memiliki harta yang hampir tidak akan pernah habis turun temurun, sedangkan kau ... hanya suka bermalas-malasan, mengandalkan harta orangtua, sudah begitu malah melawan mereka pula. Kapan kau akan berhasil coba." ucapan tersebut memang menohok bagi sebagian orang, tapi tidak berlaku sama sekali buat blue. la tidak tersinggung sama sekali dengan perkataan lengso.

Lagipula semua yang diucapkan oleh pria manis itu memang benar. Blue memang sangat suka bersenang-senang dibandingkan dengan bekerja. Tapi bukan berarti ia tidak pandai mengelola bisnis. Sebenarnya dirinya hanya kalah sedikit dibawa ohm, hanya saja saat ini ia masih ingin hidup bebas. Kalau sudah siap, suatu saat nanti ia akan fokus melakukan pekerjaan yang dia suka.

"Ayolah lengso, jangan menambah beban pikiranku dengan penilaianmu itu. Bagaimana kalau kau traktir aku minum? Aku tahu tempat yang bagus dekat sini." lengso menyipitkan mata menatap blue.

"Sebaiknya tidak. Aku takut kau mabuk dan menganggapku sebagai teman kencanmu, lalu memaksaku ke hotel dan melakukan ..."

"Astaga lengso, kau pikir aku seburuk itu? Memakan sahabatku sendiri?"

"Menurutmu?" lengso menatap blue tajam. Bukan tanpa sebab ia berkata seperti itu. Karena blue kalau mabuk memang sedikit gila. Lengso hampir jadi korbannya dulu. Karena itu lengso tobat minum-minum berdua saja dengan laki-laki itu. la rasa sangat aneh tidur dengan sahabat sendiri. Apalagi sekarang lengso masih trauma dengan mantan kekasihnya.

Mantan kekasihnya itu maniak ****. Bukan itu saja, lelaki itu terus-terusan memaksanya melakukan hubungan intim, bahkan memakai alat-alat yang menurut lengso sangat tidak wajar, sampai menyakiti lengso. Itu sebabnya mereka putus. Lengso tahu berhubungan intim dengan pasangan sebelum menikah itu salah. Tapi sebagai manusia yang hidup di jaman yang makin modern ini, banyak sekali anak muda telah terbiasa melakukan hal itu. Lengso adalah salah satu dari mereka. Alasan utamanya ya karena napsu.

"Baiklah-baiklah. Aku mengalah padamu. Bagaimana kalau makan saja? Tanpa alkohol." tawar blue lagi. Kali ini lengso mengangguk. Blue menatap pria manis itu lama.

Pria itu merasa semenjak putus, lengso sangat menjaga jarak dengan banyak lelaki. Termasuk dirinya kena imbas juga, walau hanya kadang-kadang.

"Oh ya, kau belum cerita alasanmu putus dengan kekasihmu." ujar blue.

"Aku tidak mau membahasnya." tuhkan, lengso selalu menghindar tiap kali ia menanyakan hal itu. Blue makin penasaran.

"Leng, kau tahu kita saling kenal bukan hanya setahun bukan? Apa yang aneh darimu aku jelas bisa melihatnya. Tapi tidak apa-apa kalau kau tidak siap cerita sekarang. Aku akan mendengarmu kapan pun kau siap."

Lengso tersenyum tipis. la tahu blue dan ohm peduli padanya sebagai sahabat. Mereka pasti membantu kalau butuh bantuan mereka. Tapi sekarang dirinya belum siap cerita. Mungkin nanti.

"Aku tahu. Aku pasti cerita saat aku siap." gumam pria manis itu.

Ada suprise guys buat kalian para readers aku
Jadi aku bakal nulis 1 bab itu hampir 2000 kata
Jadi kalian tunggu ya 😊👍
Yang pasti bakal ada diantara chap 42-50
Tapi bukan berarti disemua chap ya guys☺

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang