"Tuan, putra anda sudah pulang" Ujar asisten Takiya Hideo pada tuannya.
Begitu Genji masuk matanya tertuju pada Reika yang duduk berhadapan dengan ayahnya.
"Genji, duduk" ujar Hideo pada pemuda itu. Genji hanya bisa menurut dan duduk di samping Reika.
"Jadi bagaimana hubungan kalian?" Tanya Hideo kepada dua anak muda yang duduk didepannya.
"Seperti biasa paman" jawab Reika karena Genji hanya diam dan manatap ke lain arah.
"Genji,, ingat walaupun kau harus menaklukkan Suzuran. Aku menambah Reika-san untuk kau lindungi. Kalau kau gagal dalam dua tugas yang aku berikan ini, jangan coba-coba menantang ku" Genji tanpa peduli perkataan ayahnya langsung menarik tangan Reika pergi dari sana.
"Anak muda yang bersemangat" ujar asisten Hideo saat melihat Genji membawa Reika pergi.
"Lepaskan" Reika menarik tangannya dari genggaman Genji yang cukup keras.
"Kau mengadu apa pada ayahku?" Tanya Genji dengan nada marah.
"Aku hanya datang untuk membahas bisnis keluar, Gen. Lagipula apa yang perlu aku adukan pada ayahmu?" Ujar Reika dengan kesal.
"Kau menambah tugasku saja" ujar Genji.
"Kau juga menambah kerjaan ku saja, cih" Reika langsung berlalu pergi dari sana. Genji pikir hanya dirinya saja yang dibebani dengan hubungan mereka? Reika juga sama halnya.
Ia juga terbebani dengan bisnis keluarga yang harus ia lanjutkan ditambah lagi perjodohan sialan yang membuat ia harus berakhir dengan pemuda seperti Genji. Lebih parahnya, jika ia melepaskan Genji ia tak akan mendapatkan apa-apa dari kerja kerasnya dalam bisnis keluar Okuma.
"Langsung pulang ke rumah saja" ujar Reika pada sopirnya. Niatnya ia hendak mengajak Genji makan malam, tapi begitu duduk didekat pemuda itu dan mencium bau alkohol yang tajam Reika langsung tau kalau Genji baru pulang dari klub malam.
Dan yang tadinya ia berniat untuk tidak bertengkar dengan Genji langsung tersulut emosi saat pemuda itu menuduhnya. Lebih baik ia pulang saja dan tidur, ia masih harus pergi ke sekolah besok.
•°•
"Kenapa kau tidak ke klub tadi malam? Genji padahal banyak minum" Minori berusaha menyamakan langkah kaki Reika yang panjang.
"Terserah padanya" Reika menjawab dengan dingin. Ia hendak buru-buru ke kelas dan melanjutkan tidurnya.
"Aku heran bagaimana kalian bertahan selama 2 tahun" Minori hanya bisa menggelengkan kepalanya mengingat relationship antara Reika dan Genji yang tampak tidak pernah romantis.
"Kau mau tau kenapa? Karena kami saling membutuhkan agar tetap berada di atas. Bukan alasan cinta" Reika membuka pintu kelasnya dengan kasar membuat semua siswa di kelas itu menatap ke arahnya.
Tanpa peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya Reika langsung duduk di kursinya yang berada di sudut kelas dekat jendela. Demikian juga Minori yang duduk didepannya.
"Kau mencintainya Reika" ucapan Minori itu membuat Reika yang handak tidur berhenti sejenak.
"Menurutmu saja" tapi Reika sendiri juga sadar kalau ia memang memiliki rasa pada Genji. Tapi kalau pemuda itu terus bersikap dingin padanya ia lebih baik tidak menganggap perasaan itu dengan serius.
"Reika, mau jalan-jalan setelah pulang sekolah?" Ajak Terumi sambil duduk di samping Reika.
"Tentu, tapi bisakah kalian biarkan aku tidur dulu? Aku sangat lelah" Reika memasang wajah jengkel pada teman-temannya yang sedang duduk mengerumuninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend.Genji.
Teen FictionReika dan Genji memang menyandang status pacaran. Tapi, cara mereka menjalin hubungan tidak seperti dua pasangan muda yang saling mencintai. Lebih tepatnya mereka yang memilih untuk tidak jujur dengan perasaan masing-masing. "Reika,,, apa kau mencin...